Penelitian merupakan salah satu fungsi utama perguruan tinggi, selain pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam konteks ini, penelitian akademik tidak hanya berperan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan tetapi juga menjadi motor inovasi, memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta memperkuat daya saing bangsa. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, Bab ini akan membahas secara mendalam peran, mekanisme, dan tantangan yang dihadapi penelitian di perguruan tinggi, serta bagaimana institusi ini dapat memaksimalkan kontribusinya terhadap kemajuan ilmu dan teknologi.
2.1. Peran Penelitian di Perguruan Tinggi
Penelitian di perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam memperkuat fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjembatani teori dengan praktik nyata. Penelitian tidak hanya menjadi penggerak utama inovasi, tetapi juga menjadi dasar bagi peningkatan kualitas pendidikan dan penyusunan kebijakan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan global. Secara khusus, penelitian di perguruan tinggi berperan dalam beberapa aspek penting, antara lain: pengembangan teori dan konsep ilmiah, penerapan riset dan inovasi dalam masyarakat, penguatan mutu pendidikan, pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan, peningkatan daya saing bangsa, serta pengembangan karakter dan etika akademik.
1. Pengembangan Teori dan Konsep Ilmiah
Penelitian di perguruan tinggi, khususnya penelitian dasar, bertujuan untuk mengeksplorasi, menguji, dan mengembangkan teori-teori baru yang dapat memperkaya pemahaman ilmiah di berbagai disiplin ilmu. Penelitian dasar ini umumnya dilakukan tanpa mempertimbangkan aplikasi praktis secara langsung, melainkan untuk mengembangkan konsep atau model yang dapat menjadi landasan bagi penelitian lanjutan. Kontribusi penelitian dasar ini tidak selalu terlihat dalam jangka pendek, namun menjadi landasan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan. Misalnya, teori relativitas Einstein pada awalnya bersifat teoritis, tetapi kemudian terbukti memiliki aplikasi penting dalam teknologi GPS dan komunikasi satelit.
2. Penerapan Riset dan Inovasi dalam Masyarakat
Salah satu peran strategis penelitian di perguruan tinggi adalah mendorong inovasi, baik dalam bentuk teknologi baru maupun solusi sosial yang relevan. Penelitian terapan, yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah praktis, memainkan peran penting dalam menciptakan produk, proses, atau sistem baru yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat atau industri. Beberapa contoh inovasi di perguruan tinggi, misalnya:
- Perguruan tinggi yang bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan teknologi baru, seperti pengembangan material baru dengan kekuatan yang lebih tinggi untuk industri otomotif dan konstruksi;
- Inovasi dalam teknologi kesehatan, seperti perangkat medis baru yang lebih akurat dan non-invasif untuk diagnosis penyakit; dan
- Implementasi metode pendidikan berbasis teknologi digital yang memungkinkan pembelajaran jarak jauh di daerah-daerah terpencil.
Inovasi-inovasi tersebut menunjukkan bagaimana penelitian di perguruan tinggi dapat menjawab tantangan praktis, baik di bidang teknologi maupun sosial, yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Penguatan Kualitas Pendidikan
Penelitian juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam penelitian tidak hanya memperkuat kompetensi akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan kreatif yang sangat penting dalam dunia kerja. Pengalaman penelitian memungkinkan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proses penemuan, pengujian, dan penerapan pengetahuan ilmiah. Manfaat penelitian bagi mahasiswa antara lain:
- Peningkatan kompetensi esensial abad ke-21 yang dikenal dengan 4C: Creativity (kreativitas), Critical Thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), dan Collaboration (kolaborasi), melalui kegiatan perumusan pertanyaan penelitian, perancangan eksperimen, pelaksanaan penelitian, serta analisis data secara sistematis; dan
- Penelitian terapan juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan masalah nyata yang relevan dengan bidang keilmuan, seperti pengembangan solusi energi terbarukan atau desain sistem manufaktur yang lebih efisien untuk komunitas tertentu.
4. Pengembangan Kebijakan Berbasis Ilmu Pengetahuan
Penelitian di perguruan tinggi memiliki dampak besar terhadap pengembangan kebijakan publik. Tidak sedikit hasil penelitian akademik yang digunakan oleh pemerintah, lembaga non-pemerintah, maupun sektor swasta untuk merumuskan kebijakan yang strategis dan berbasis bukti. Pengembangan kebijakan berbasis penelitian ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya relevan secara politik, tetapi juga didukung oleh data dan analisis yang kuat. Sebagai contoh, penelitian mengenai biodiesel dapat memberikan masukan yang sangat penting bagi pemerintah dalam pengembangan kebijakan implementasi energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon.
5. Meningkatkan Daya Saing Bangsa
Penelitian di perguruan tinggi memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing bangsa di kancah global. Di era globalisasi, kemampuan suatu negara untuk bersaing sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Melalui penelitian, perguruan tinggi menjadi pusat inovasi yang mendorong pengembangan industri, teknologi, dan ilmu pengetahuan baru, yang berperan sebagai daya saing utama suatu negara.
Sebagai contoh, negara-negara seperti Korea Selatan, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat memiliki perguruan tinggi yang sangat aktif dalam penelitian. Mereka menghasilkan teknologi-teknologi inovatif yang berdampak signifikan dalam transformasi industri global. Negara-negara ini membuktikan bahwa investasi besar dalam penelitian di perguruan tinggi dapat memperkuat posisi mereka dalam perekonomian dunia. Sebagai contoh, Technical University of Munich (TUM) di Jerman telah melakukan penelitian dan pengembangan pada mobil listrik dan kendaraan otonom, termasuk kolaborasi dengan BMW dalam teknologi self-driving dan pengisian daya nirkabel.
6. Pengembangan Karakter dan Etika Akademik
Penelitian di perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan etika akademik dosen dan mahasiswa. Dalam proses penelitian, dosen dan mahasiswa melakukan praktik pengembangan ilmu secara etis, menghormati hak cipta, dan menjalankan penelitian secara jujur serta bertanggung jawab. Pengembangan karakter ini penting untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak hanya berkualitas, tetapi juga dilakukan dengan integritas yang tinggi.
2.2. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan dan pendekatannya, penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama: penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (developmental research). Ketiga jenis ini memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan masing-masing jenis memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, mulai dari memperluas teori hingga penerapan praktis untuk menyelesaikan masalah nyata dan menghasilkan produk atau teknologi baru. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga jenis penelitian tersebut.
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Penelitian dasar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan teoretis tanpa berfokus pada aplikasi praktis yang langsung.
- Dikenal juga sebagai penelitian fundamental, penelitian ini berfokus pada pengembangan konsep atau teori baru.
- Penelitian dasar tidak selalu menghasilkan solusi langsung terhadap masalah, tetapi memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip-prinsip dasar suatu fenomena.
Contoh penelitian dasar:
- Studi tentang sifat-sifat termodinamika material baru untuk memahami bagaimana energi diubah di tingkat molekul.
- Studi tentang sifat-sifat varian baru bahan bakar yang diproduksi dari tanaman-tanaman lokal.
- Analisis mekanika kuantum pada material logam untuk memahami kekuatan dan elastisitasnya.
- Pengembangan teori perpindahan panas konduktif pada material komposit untuk mempelajari proses dasar perpindahan energi.
- Studi tentang dinamika getaran pada struktur mekanis untuk memahami frekuensi resonansi alami.
2. Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah spesifik atau praktis dengan menerapkan pengetahuan yang ada.
- Fokus utama dari penelitian terapan adalah untuk menghasilkan solusi yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, baik itu dalam teknologi, industri, kesehatan, atau bidang lainnya.
- Hasil dari penelitian ini sering kali digunakan untuk mengembangkan produk, proses, atau teknologi yang baru atau lebih efisien.
Contoh penelitian terapan:
- Pengembangan sistem pendingin mobil yang bekerja secara pasif saat parkir dibawah terik matahari.
- Optimasi desain turbin angin untuk meningkatkan efisiensi produksi energi pada kecepatan angin yang rendah.
- Desain sistem pengisian baterai otomatis pada kendaraan listrik untuk memperpanjang jarak tempuh dengan memanfaatkan energi kinetik.
- Pengembangan material komposit tahan temperatur tinggi untuk komponen mesin pesawat terbang yang lebih ringan dan efisien.
- Pengembangan sistem pendinginan berbasis air untuk server komputer guna meningkatkan efisiensi pendinginan pada pusat data.
3. Penelitian Pengembangan (Developmental Research)
Penelitian pengembangan memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Penelitian pengembangan berfokus pada pembuatan atau penyempurnaan produk, proses, atau teknologi berdasarkan hasil dari penelitian dasar dan terapan.
- Tujuannya adalah untuk mengembangkan sesuatu yang lebih inovatif dan siap diterapkan dalam pasar atau industri.
- Penelitian ini melibatkan tahap desain, pengujian, dan evaluasi untuk memastikan produk atau proses tersebut memenuhi standar yang diperlukan sebelum diperkenalkan ke pasar.
Contoh penelitian pengembangan:
- Pengembangan prototipe mesin pembakaran dalam berbahan bakar hidrogen untuk mengurangi emisi karbon.
- Pembuatan perangkat lunak baru untuk analisis data teknik yang lebih cepat dan lebih akurat berdasarkan algoritma yang telah ada.
- Pengembangan prototipe robot pemeliharaan otomatis untuk inspeksi dan perbaikan mesin industri tanpa intervensi manusia.
- Desain dan pengujian sistem rem regeneratif pada sepeda motor listrik untuk meningkatkan efisiensi energi.
- Pengembangan mesin pemotong berteknologi fiber laser terbaru untuk meningkatkan kepresisian potong dan penghematan energi.
- Pembuatan sistem pemanas air bertenaga surya yang lebih kompak dan efisien untuk aplikasi rumah tangga dan industri.
Perbedaan utama antara penelitian dasar, terapan, dan pengembangan disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Karakteristik penelitian dasar, terapan, dan pengembangan
Aspek | Penelitian Dasar |
Penelitian Terapan | Penelitian Pengembangan |
Tujuan utama | Memperluas pengetahuan dan teori | Memecahkan masalah spesifik | Mengembangkan atau meningkatkan produk/proses |
Fokus penelitian | Teoretis, konseptual | Praktis, aplikasi langsung | Implementasi, pengembangan, inovasi |
Hasil akhir | Pengetahuan baru atau teori dasar | Solusi untuk masalah nyata | Prototipe, produk, atau teknologi siap pakai |
Aplikasi | Tidak segera diterapkan | Diterapkan secara langsung dalam kehidupan nyata | Produk atau teknologi yang siap diterapkan di industri |
2.3. Penelitian Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Penelitian mahasiswa di perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk kualitas lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan secara teoretis, tetapi juga memiliki kemampuan praktis untuk memecahkan masalah. Penelitian menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, baik di jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.
1. Peran Penelitian Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Penelitian mahasiswa di perguruan tinggi memiliki beberapa peran kunci, antara lain pengembangan keterampilan penelitian, inovasi dan solusi terhadap masalah praktis, persiapan karir akademik dan profesional, serta meningkatkan reputasi akademik, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengembangan keterampilan penelitian
Melalui penelitian, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan metodologis. Melalui penelitian, mahasiswa belajar bagaimana merumuskan masalah, mencari literatur yang relevan, mengumpulkan data, menganalisis hasil, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ditemukan.
b. Inovasi dan solusi masalah
Beberapa penelitian mahasiswa berfokus pada pencarian solusi atas masalah praktis yang ada di masyarakat atau industri. Dengan demikian, penelitian mahasiswa dapat memberikan kontribusi pada inovasi teknologi maupun metode baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
c. Persiapan karir akademik dan profesional
Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dosen atau penelitian mandiri terbimbing dalam rangka Tugas Akhir di jenjang sarjana tidak hanya mendapatkan pemahaman mendalam di bidang ilmunya, tetapi juga dipersiapkan untuk karir akademik dan profesional. Mereka yang melanjutkan studi ke jenjang magister atau doktor membutuhkan pengalaman penelitian yang kuat untuk dapat bersaing di dunia akademis.
d. Meningkatkan reputasi akademik
Keberhasilan mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berkualitas, sehingga menghasilkan artikel yang dipublikasikan di jurnal ilmiah atau dipresentasikan dalam konferensi internasional, juga meningkatkan reputasi akademik perguruan tinggi.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, melalui penelitian, mahasiswa juga dituntut untuk mengembangkan kompetensi esensial abad ke-21 yang dikenal dengan 4C: Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Communication (komunikasi), dan Collaboration (kolaborasi).
- Critical Thinking (Berpikir Kritis)
Kegiatan penelitian memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasi suatu situasi atau informasi secara obyektif dan rasional, tanpa terpengaruh oleh bias atau asumsi yang belum teruji. Selain itu, mahasiswa juga dilatih untuk bisa mengidentifikasi, mengapresiasi, dan mengkritisi temuan-temuan penelitian dan teknologi terkini, membedakan fakta dari opini, menilai validitas data, serta menyusun argumen yang logis dan berdasarkan bukti ilmiah. Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan bijak dan berdasarkan fakta yang akurat, bukan hanya berdasarkan asumsi atau pendapat pribadi. Berpikir kritis membantu mahasiswa dalam merumuskan solusi yang tepat untuk berbagai permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
- Creativity (Kreativitas)
Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengeksplorasi peluang, beradaptasi dengan sumber daya yang ada, mengidentifikasi alternatif, dan menghasilkan solusi efektif serta efisien. Kegiatan penelitian mendorong mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam mengungkapkan gagasan dan menyelesaikan masalah yang relevan dengan bidang studi, melalui pendekatan penelitian yang unik dan relevan untuk menghasilkan ide-ide inovatif, baik dalam pengungkapan fenomena, pengembangan solusi strategis atau teknis, dan produk baru bagi pemerintah, organisasi, masyarakat, dan industri.
- Communication (Komunikasi)
Kemampuan komunikasi menjadi elemen penting dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian. Melalui penelitian, mahasiswa dilatih mengkomunikasikan ide, temuan, dan hasil karya mereka secara efektif, baik secara tulisan maupun lisan. Komunikasi tulisan yang baik berkaitan dengan mutu dan kejelasan laporan penelitian dan luarannya. Sementara itu, komunikasi lisan yang baik mendukung mahasiswa untuk berdiskusi dengan tim, dosen pembimbing, dan pihak terkait, serta mempresentasikan hasil penelitian di hadapan dosen penguji dan atau forum ilmiah dengan baik dan penuh percaya diri.
- Collaboration (Kolaborasi)
Kegiatan penelitian menuntut mahasiswa untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk teman sejawat, dosen, dan mitra industri. Kecakapan dalam berkolaborasi membantu mahasiswa memahami cara bekerja dalam tim, berkoordinasi, berbagi peran, serta melatih mahasiswa untuk menyelesaikan konflik yang mungkin muncul. Pengalaman kolaboratif mengajarkan mahasiswa untuk menghargai perspektif orang lain dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang optimal.
2. Jenis Penelitian Mahasiswa
Penelitian mahasiswa di perguruan tinggi dapat dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan dan tujuan dari penelitian tersebut, misalnya skripsi untuk jenjang sarjana, tesis untuk jenjang magister, dan disertasi untuk jenjang doktoral.
a. Skripsi
Skripsi cenderung bersifat eksploratif dan terfokus pada satu topik khusus dalam disiplin ilmu mahasiswa. Tujuannya adalah untuk menguji pemahaman siswa terhadap metodologi penelitian serta penerapan teori yang telah dipelajari.
b. Tesis
Tesis merupakan penelitian yang lebih mendalam dibandingkan skripsi dan memerlukan metode yang lebih kompleks. Mahasiswa magister diharapkan mampu melakukan kajian yang lebih komprehensif, baik dalam hal pengembangan teori maupun aplikasi praktis.
c. Disertasi
Disertasi merupakan karya ilmiah mahasiswa pada jenjang doktor. Penelitian disertasi harus memberikan kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan. Mahasiswa doktor diharapkan mampu mengidentifikasi kesenjangan dari literatur yang dipelajari, melakukan penelitian mendalam, dan merekomendasikan teori atau pendekatan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Bagi mahasiswa program diploma, penelitian biasanya berbentuk proyek akhir yang bersifat terapan dan fokus pada pengembangan solusi praktis di lapangan. Proyek akhir ini biasanya berhubungan erat dengan kebutuhan industri dan/atau masyarakat.
3. Bobot Ilmiah Penelitian Mahasiswa
Bobot ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi dapat mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yaitu acuan standar kompetensi untuk pendidikan tinggi di Indonesia. KKNI digunakan untuk menentukan capaian pembelajaran (learning outcomes) pada setiap jenjang pendidikan, termasuk jenjang sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3). Dalam konteks penelitian mahasiswa, KKNI memberikan panduan mengenai bobot ilmiah dan capaian yang harus dicapai oleh mahasiswa di setiap jenjang pendidikan melalui skripsi, tesis, dan disertasi.
a. Skripsi (jenjang sarjana – level 6 KKNI)
Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa program sarjana (S1) sebagai salah satu syarat kelulusan. Melalui skripsi, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah dipelajari selama masa studi untuk menyelesaikan permasalahan yang bersifat sederhana dan spesifik. Adapun karakteristik skripsi disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Karakteristik skripsi
Aspek | Karakteristik |
Kreativitas dan Inovasi | Skripsi diharapkan mampu menunjukkan kreativitas dalam penerapan metode atau teknik yang sudah ada untuk menyelesaikan masalah yang bersifat teknis dan praktis dalam bidang keilmuan. |
Cakupan Penelitian | Skripsi biasanya fokus pada penyelesaian masalah yang spesifik dan terbatas pada ruang lingkup tertentu. Masalah yang diangkat cenderung tidak rumit dan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode standar yang telah dikenal dalam disiplin ilmunya. |
Kedalaman Teori dan Praktik | Pada tingkat ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori dengan praktik. Skripsi harus didukung oleh literatur yang cukup namun tidak memerlukan penemuan baru atau teori yang mendalam. |
Metodologi Penelitian | Skripsi umumnya menggunakan metode penelitian yang sudah mapan dan diterima dalam disiplin ilmu terkait, seperti survei, studi kasus, atau eksperimen sederhana. Mahasiswa diharapkan memahami dan menerapkan metodologi penelitian secara benar. |
Tingkat Kebaruan (Novelty) | Skripsi tidak dituntut untuk menghasilkan kebaruan (novelty) yang signifikan, tetapi harus mampu memberikan kontribusi kecil yang relevan bagi pemahaman atau penerapan praktis dalam bidang ilmunya. |
b. Tesis (jenjang magister – level 8 KKNI)
Tesis merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa program magister (S2). Tesis berfungsi sebagai pembuktian kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan dan memancarkan konsep atau teori melalui penelitian yang lebih mendalam. Pada level ini, mahasiswa program magister diharapkan menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi dalam hal pemecahan masalah kompleks, inovasi, serta penguasaan teori dan praktik dalam bidang ilmunya. Karakteristik tesis disajikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Karakteristik tesis
Aspek | Karakteristik |
Kreativitas dan Inovasi | Tesis harus mampu menunjukkan kreativitas dalam mengeksplorasi solusi terhadap masalah yang lebih kompleks. Mahasiswa diharapkan tidak hanya menerapkan metode yang sudah ada, tetapi juga dapat mengadaptasi atau memodifikasi metode tersebut sesuai dengan konteks penelitian. |
Cakupan Penelitian | Penelitian tesis memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan skripsi, dengan masalah yang lebih kompleks dan memerlukan pendekatan multi-disiplin. |
Kedalaman Teori dan Praktik | Pada tingkat ini, mahasiswa diharapkan mampu mengkaji teori yang lebih mendalam dan menerapkannya pada situasi praktis yang lebih kompleks. Tesis harus menunjukkan penguasaan terhadap referensi yang lebih luas dan mendalam dibandingkan skripsi. |
Metodologi Penelitian | Tesis memerlukan penerapan metodologi yang lebih canggih atau lebih kompleks. Mahasiswa mungkin menggunakan pendekatan multi-metode atau melakukan eksperimen yang lebih komprehensif. Analisis data harus lebih detail dan melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap metode analitis. |
Tingkat Kebaruan (Novelty) | Tesis harus memiliki unsur kebaruan atau memberikan kontribusi baru, baik secara teoritis maupun praktis. Ini dapat berupa pendekatan baru dalam memecahkan masalah atau penerapan metode yang inovatif dalam konteks tertentu. |
c. Disertasi (jenjang doktor – level 9 KKNI)
Disertasi adalah karya ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa program doktor (S3). Disertasi adalah bukti tertinggi dari kemampuan ilmiah seorang mahasiswa, di mana penelitian yang dilakukan harus memberikan kontribusi orisinal dan signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan atau teknologi. Pada level ini, mahasiswa program doktor dituntut untuk menghasilkan kebaruan ilmiah yang diakui di tingkat nasional maupun internasional. Karakteristik disertasi disajikan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Karakteristik disertasi
Aspek | Karakteristik |
Kreativitas dan Inovasi | Disertasi harus menunjukkan tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi, dengan menghasilkan solusi atau konsep baru yang dapat mengubah atau memperluas pemahaman dalam bidang keilmuan tertentu. |
Cakupan Penelitian | Penelitian disertasi mencakup masalah yang sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang mendalam dari berbagai aspek. Masalah yang diangkat biasanya bersifat strategis dan dapat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan atau teknologi secara luas. |
Kedalaman Teori dan Praktik | Mahasiswa doktor diharapkan mampu menguasai dan memperdalam teori yang sangat kompleks, serta mampu mengembangkan teori baru. Selain itu, disertasi harus menunjukkan kemampuan mahasiswa untuk mengintegrasikan teori dengan praktik secara inovatif. |
Metodologi Penelitian | Disertasi membutuhkan metodologi penelitian yang lebih orisinal dan mungkin melibatkan pendekatan yang belum pernah digunakan sebelumnya. Analisis data dalam disertasi harus komprehensif dan mendalam, menggunakan teknik analitis yang canggih. |
Tingkat Kebaruan (Novelty) | Disertasi harus menghasilkan kontribusi orisinal dan signifikan yang mampu memperkaya atau mengubah pemahaman ilmiah di bidang tertentu. Kebaruan dalam disertasi bisa berupa teori baru, model baru, atau pendekatan baru yang belum pernah ada sebelumnya. |
Menurut KKNI, skripsi, tesis, dan disertasi memiliki bobot ilmiah yang berbeda berdasarkan jenjang pendidikan. Skripsi lebih menekankan pada penerapan teori dan metode yang sudah ada untuk masalah yang spesifik, sementara tesis mengharuskan mahasiswa untuk mengembangkan dan berinovasi dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Disertasi berada pada level tertinggi dengan tuntutan kontribusi orisinal yang signifikan terhadap ilmu pengetahuan, menggunakan pendekatan yang orisinal dan mendalam. Perbandingan bobot ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Perbandingan Bobot Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi Berdasarkan KKNI
Aspek | Skripsi (S1) | Tesis (S2) | Disertasi (S3) |
Tingkat Kompleksitas | Masalah sederhana dan spesifik | Masalah lebih kompleks, lebih luas | Masalah sangat kompleks, berpengaruh strategis |
Cakupan Penelitian | Terbatas, penerapan metode yang ada | Lebih luas, adaptasi metode | Sangat luas, pendekatan orisinal |
Kedalaman Teori | Penggunaan teori dasar | Kajian teori mendalam, penerapan inovatif | Pengembangan teori baru, integrasi teoritis |
Tingkat Kebaruan | Minimal, kontribusi kecil | Ada unsur kebaruan, kontribusi baru | Pengembangan teori baru, integrasi teoritis |
Metodologi Penelitian | Metode standar/baku | Metode lebih canggih, analisis mendalam | Pendekatan orisinal, analisis komprehensif |
Secara umum, skripsi (S1), tesis (S2), dan disertasi (S3) memiliki perbedaan yang jelas dalam hal kompleksitas, kedalaman analisis, dan tingkat kebaruan (novelty) yang diharapkan, sebagaimana diatur dalam KKNI. Meskipun demikian, munculnya istilah “skripsi rasa tesis” atau “skripsi rasa disertasi” mencerminkan fenomena di mana skripsi yang diajukan oleh mahasiswa sarjana memiliki kualitas yang lebih tinggi dari yang diharapkan untuk jenjang S1. Secara teknis, skripsi boleh sekualitas tesis atau disertasi dan tesis boleh sekualitas disertasi. Sebaliknya, secara formal dan akademik, disertasi sekualitas tesis/skripsi, atau tesis sekualitas skripsi tidak boleh dilakukan. Ilustrasi kualitas skripsi, tesis, dan disertasi disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Ilustrasi kualitas skripsi, tesis, dan disertasi
2.4. Tantangan Mahasiswa dalam Penelitian
Dalam beberapa kasus, mahasiswa dapat menghadapi berbagai tantangan dalam melakukan penelitian. Beberapa tantangan umum meliputi keterbatasan waktu, biaya, akses terhadap sumber daya, dan keterampilan meneliti yang masih terbatas. Pertama, dari sisi waktu, mahasiswa biasanya memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan penelitian, terutama jika penelitian tersebut merupakan bagian dari persyaratan akademik yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Kedua, meskipun terdapat banyak sumber pendanaan yang tersedia, banyak mahasiswa yang tetap mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana yang cukup untuk mendukung penelitian. Ketiga, dalam hal akses terhadap sumber daya, banyak mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengakses sumber daya yang diperlukan untuk penelitian, seperti literatur ilmiah, alat laboratorium canggih, atau data yang relevan. Terakhir, berkaitan dengan keterbatasan pengalaman dan keterampilan meneliti. Bagi siswa yang baru pertama kali melakukan penelitian, kekurangan pengalaman dalam merancang metode penelitian atau menganalisis data menjadi tantangan besar.
Sitasi: Muji Setiyo & Budi Waluyo. Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen. Unimma Press, 2025.
Dapatkan buku: klik tautan ini