Research method

Disclaimer: Artikel ini merupakan bagian dari Buku “Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen”
Sitasi: Muji Setiyo & Budi Waluyo. Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen. Unimma Press, 2025.
Dapatkan buku: klik tautan ini


Metode penelitian adalah pendekatan atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Metode penelitian mencakup aspek-aspek seperti jenis penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau campuran), teknik pengumpulan data (observasi, survei, wawancara, eksperimen), metode analisis data, serta alat atau instrumen yang digunakan dalam proses penelitian. Metode penelitian adalah bagian kunci dalam proses penelitian ilmiah, di mana peneliti menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan terstruktur. Bagian metode bertujuan memberikan panduan yang jelas, rinci, dan terorganisir sehingga pembaca dapat memahami proses penelitian dan, jika diperlukan, mereproduksi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh peneliti.

Sementara itu, rancangan eksperimen adalah struktur atau pengaturan dari eksperimen yang dibuat untuk menguji hipotesis dengan cara yang sistematis dan terkontrol. Ini mencakup cara bagaimana variabel-variabel akan dimanipulasi, diukur, dan dikendalikan dalam eksperimen untuk meminimalkan bias dan memastikan validitas hasil. Rancangan eksperimen melibatkan pengaturan kelompok eksperimen dan kontrol, penetapan variabel bebas (independen) yang akan dimanipulasi, serta variabel terikat (dependen) yang akan diukur. Rancangan eksperimen juga menentukan metode untuk mengurangi kesalahan eksperimental dan variabilitas. Fokus rancangan eksperimen adalah pada struktur atau tata letak dari eksperimen itu sendiri, yang mencakup bagaimana data akan dikumpulkan dan analisis dilakukan untuk menguji hubungan kausal. Beberapa contoh rancangan eksperimen meliputi rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design), rancangan acak kelompok (Randomized Block Design), desain faktorial, desain silang (crossover design), desain pre-test/post-test, dan simulasi.

1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design)
Dalam rancangan ini, semua unit percobaan (contoh atau subjek yang digunakan dalam eksperimen) dibagi secara acak ke dalam kelompok-kelompok perlakuan tanpa ada pembagian atau blok tertentu. Setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama untuk menerima setiap perlakuan yang ada. Rancangan ini cocok digunakan ketika semua kondisi dianggap seragam atau homogen. Sebagai contoh, kita menguji kekuatan material baru dalam berbagai temperatur. Kita bisa secara acak membagi material menjadi tiga kelompok temperatur (rendah, sedang, tinggi) dan kemudian mengukur kekuatan dari masing-masing.

2. Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design)
Dalam rancangan ini, unit percobaan dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan karakteristik tertentu (blok) yang dianggap mempengaruhi hasil percobaan, sebelum secara acak diberikan perlakuan. Tujuannya adalah untuk mengurangi variabilitas yang disebabkan oleh perbedaan antar blok. Sebagai contoh, kita menguji ketahanan logam terhadap korosi di dua lokasi berbeda, kita bisa membuat dua blok (lokasi) dan kemudian dalam setiap lokasi, logam dibagi secara acak ke dalam kelompok yang menerima perlakuan berbeda.

3. Desain Faktorial (Factorial Design)
Desain faktorial melibatkan lebih dari satu faktor atau variabel independen yang diuji secara bersamaan. Setiap kombinasi dari level faktor diuji untuk melihat bagaimana interaksi antara faktor-faktor tersebut mempengaruhi hasil. Contohnya, kita ingin menguji efisiensi termal dari mesin pembakaran internal dengan dua faktor: jenis bahan bakar (bensin dan biodiesel) dan temperatur operasi mesin (70°C dan 90°C). Kita menguji semua kombinasi dari kedua faktor ini (bensin pada 70°C, bensin pada 90°C, biodiesel pada 70°C, dan biodiesel pada 90°C) untuk melihat bagaimana kombinasi bahan bakar dan temperatur memengaruhi efisiensi mesin.

4. Desain Silang (Crossover Design)
Dalam desain ini, setiap unit percobaan menerima lebih dari satu perlakuan secara berurutan. Perlakuan diberikan secara berurutan dengan periode pencucian di antaranya untuk menghilangkan efek dari perlakuan sebelumnya. Desain ini membantu mengurangi variabilitas antar unit percobaan karena setiap unit bertindak sebagai kontrolnya sendiri. Contohnya, jika kita menguji efek dua pelumas mesin yang berbeda pada kinerja mesin, kita bisa memberikan pelumas pertama, kemudian membersihkan mesin, dan kemudian mencoba pelumas kedua pada mesin yang sama.

5. Desain Pre-test/Post-test
Rancangan ini melibatkan pengukuran awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran akhir (post-test) setelah perlakuan. Perbedaan antara pre-test dan post-test menunjukkan efek dari perlakuan yang diberikan. Contohnya, sebelum mengaplikasikan coating anti-korosi pada logam, kita mengukur tingkat korosi yang sudah terjadi (pre-test), lalu menerapkan coating, dan akhirnya mengukur tingkat korosi lagi setelah periode tertentu (post-test).

6. Simulasi
Simulasi adalah metode percobaan yang melibatkan pembuatan model matematika atau komputer untuk mereplikasi kondisi nyata atau sistem tertentu. Simulasi memungkinkan pengujian berbagai skenario tanpa perlu melakukan percobaan fisik yang mungkin mahal atau sulit dilakukan. Sebagai contoh, dalam perancangan sistem pendingin untuk kendaraan, kita bisa membuat simulasi menggunakan perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk menganalisis aliran udara dan perpindahan panas dalam radiator. Dengan cara ini, kita bisa menguji berbagai desain dan konfigurasi sebelum membangun prototipe fisik.

Setiap rancangan eksperimen memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan dipilih berdasarkan karakteristik masalah yang dihadapi, tujuan penelitian, serta faktor-faktor subjektif (ketersediaan peralatan, penguasaan peneliti terhadap masalah, biaya yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan, akses ke sumber data, dan pertimbangan etika) dalam pelaksanaan penelitian.

Penulisan Metode Penelitian

Penulisan metode penelitian yang baik harus mengandung informasi yang rinci dan detail. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penelitian dapat direproduksi oleh orang lain yang ingin mengulangi eksperimen serupa. Reproduksi eksperimen adalah bagian penting dari validasi hasil penelitian dan memastikan bahwa data yang diperoleh konsisten dan dapat dipercaya. Dengan menyajikan informasi secara mendetail, peneliti lain dapat mengikuti langkah-langkah yang tepat dan mengidentifikasi variabel yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Poin-poin penting dalam penulisan metode yang detail meliputi:

  1. Deskripsi setiap langkah dalam prosedur dengan jelas dan lengkap;
  2. Informasi tentang alat dan bahan yang digunakan, termasuk spesifikasi dan kondisi operasional; dan
  3. Jika ada tahapan yang memerlukan teknik khusus, teknik tersebut harus dijelaskan dengan cukup detail agar dapat diikuti oleh peneliti lain.

Penulisan metode penelitian juga harus logis dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Metode yang digunakan harus relevan dengan jenis dan tujuan penelitian. Dalam penelitian teknik, ada berbagai jenis metode yang dapat digunakan, tergantung pada sifat dari pertanyaan penelitian, apakah itu eksperimen laboratorium, studi kasus, atau analisis statistik.

Untuk memudahkan pemahaman, bagian metode penelitian dapat dibagi menjadi beberapa sub-bagian yang jelas, seperti bahan dan alat, prosedur pengambilan data, dan teknik analisis data. Bagian bahan dan alat harus merinci semua bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian, termasuk spesifikasi teknis dan toleransi alat. Bagian prosedur pengambilan data harus menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data, dari tahap awal hingga akhir. Bagian teknik analisis data harus menguraikan metode atau teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Penggunaan sub-judul ini membantu pembaca untuk memahami proses penelitian dengan lebih mudah dan mengikuti setiap langkah dengan urutan yang logis.

Dalam penelitian teknik yang melibatkan pengukuran, akurasi alat sangat penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, perlu mencantumkan toleransi atau batas keakuratan dari setiap alat yang digunakan, seperti thermocouple, transducer, air flow meter, dan alat-alat lainnya. Menyertakan informasi batas keakuratan membantu pembaca untuk memahami batas kemampuan alat tersebut dalam mengukur variabel-variabel tertentu. Menyebutkan akurasi dan toleransi alat ukur sangat penting untuk memastikan kualitas data yang diperoleh, membantu peneliti lain dalam memilih alat yang sesuai jika ingin mereproduksi eksperimen, dan memastikan transparansi dalam proses pengambilan data.

Contoh Penyajian Metode Penelitian dan Rancangan Eksperimen

Seperti dijelaskan sebelumnya, metode penelitian dan rancangan eksperimen merupakan bagian dari metode ilmiah untuk menjawab permasalahan penelitian dan/atau membuktikan hipotesis. Oleh karena itu, dalam contoh-contoh berikut ini, sebelum metode penelitian disajikan, dijelaskan dahulu terkait masalah yang diteliti, tujuan, gagasan penelitian, kebaruan penelitian, dan hipotesis.
Selengkapnya, baca disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *