Disclaimer: Artikel ini merupakan bagian dari Buku “Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen”
Sitasi: Muji Setiyo & Budi Waluyo. Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen. Unimma Press, 2025.
Dapatkan buku: klik tautan ini
Pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan adalah tahapan penting dalam laporan penelitian yang berfungsi untuk menafsirkan hasil yang diperoleh, mengaitkannya dengan literatur yang ada, serta menyusun implikasi teoretis dan praktis. Pada bab ini, kita akan membahas bagaimana peneliti harus meninjau hasil yang ditemukan, mengeksplorasi makna di balik data yang dikumpulkan, serta menyusun kesimpulan yang relevan dan bermanfaat bagi bidang ilmu pengetahuan atau implikasi praktis.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan adalah proses interpretasi dan analisis mendalam terhadap hasil penelitian. Tujuan dari bagian pembahasan adalah untuk menghubungkan hasil penelitian dengan pertanyaan atau hipotesis yang diajukan di awal, mengevaluasi relevansi hasil dengan teori yang ada, dan memberikan penjelasan logis tentang temuan penelitian.
Beberapa alasan pentingnya pembahasan hasil penelitian antara lain:
- Data yang diperoleh dalam penelitian hanya akan bermakna jika ditempatkan dalam konteks yang lebih luas. Pembahasan memungkinkan peneliti untuk memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan menjelaskan relevansinya.
- Pembahasan harus mengaitkan temuan dengan penelitian sebelumnya untuk membantu menempatkan penelitian dalam lanskap ilmiah yang lebih luas dan menilai kontribusi baru dari penelitian yang dilakukan.
- Peneliti harus mengevaluasi apakah hasil penelitian mendukung atau menolak hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diajukan di awal.
- Pembahasan berfungsi untuk menguraikan bagaimana hasil penelitian memberikan kontribusi pada pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
Pentingnya Pembahasan
Pada bagian pembahasan, peneliti perlu menjelaskan makna dari hasil yang telah diperoleh dan diklaim sebagai temuan penelitian. Bagian ini sering kali dianggap mudah, tetapi justru merupakan bagian yang paling menantang karena memerlukan pemahaman mendalam tentang data yang dihasilkan. Dalam penulisan laporan penelitian, pembahasan merupakan bagian paling penting karena menunjukkan seberapa jauh dan seberapa baik peneliti mampu menginterpretasikan hasil dan menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis awal.
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah ketika pembahasan hanya mengulangi hasil tanpa memberikan analisis atau refleksi yang mendalam. Pembahasan harus lebih dari sekedar rangkuman data atau menjelaskan kembali data-data yang disajikan dalam tabel, peneliti perlu mengaitkan hasil dengan penelitian sebelumnya dan teori yang relevan. Sangat penting untuk membandingkan hasil penelitian dengan penelitian lain yang serupa, yang dapat mendukung, memperkuat, atau bahkan bertolak belakang dengan temuan yang ada. Diskusi/dialog ini memberikan konteks ilmiah yang lebih luas dan memperkuat argumen peneliti.
Sebagai contoh, jika dalam penelitian ditemukan bahwa performa termal dari material baru untuk sistem pendingin mesin tidak sebanding dengan peningkatan laju aliran massa fluida, maka temuan ini tidak cukup hanya disajikan dengan satu grafik atau tabel. Pembahasan perlu menyertakan penjelasan mendalam tentang alasan fenomena tersebut, mungkin dengan menambahkan data pendukung lain seperti perhitungan efisiensi termal atau analisis energi. Dengan demikian, diskusi yang dilakukan akan lebih kuat dan ilmiah, serta lebih meyakinkan pembaca.
Beberapa tips untuk membuat pembahasan yang baik dalam laporan penelitian:
1. Hindari klaim yang melebihi hasil penelitian tanpa dukungan data yang kuat.
2. Gunakan deskripsi kuantitatif untuk menjelaskan fenomena, misalnya menyebutkan angka spesifik seperti “105°C” daripada pernyataan umum seperti “temperatur terlalu tinggi.”
3. Hindari pengenalan istilah atau singkatan baru yang belum dijelaskan sebelumnya. Pastikan semua istilah telah dijelaskan di bagian awal laporan.
4. Spekulasi diperbolehkan, namun harus berlandaskan data yang ada, bukan berdasarkan asumsi. Untuk membuat interpretasi yang baik, beberapa pertanyaan berikut bisa dipertimbangkan:
- Bagaimana hasil ini menjawab pertanyaan penelitian atau tujuan awal?
- Apakah data yang diperoleh mendukung hipotesis yang diajukan?
- Bagaimana hasil ini sebanding dengan penelitian lain?
- Jika hasil tidak terduga, jelaskan alasannya, termasuk kelebihan dan kelemahan temuan ini.
- Apakah ada pendekatan lain yang bisa membantu pembaca memahami hasil lebih baik?
- Penelitian lanjutan apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab dalam penelitian ini?
- Jelaskan apa yang baru dari temuan ini tanpa melebih-lebihkan.
5. Sangat dianjurkan untuk melakukan review dan revisi terhadap pembahasan setelah data disajikan. Jika pembahasan dirasa kurang kuat, peneliti mungkin perlu melakukan analisis tambahan atau mengumpulkan data pendukung lebih lanjut. Jangan terburu-buru menyelesaikan laporan jika belum sepenuhnya yakin dengan hasil pembahasannya.
Cara Menyusun Pembahasan
Untuk menulis bagian pembahasan yang kuat, peneliti dapat menggunakan beberapa strategi berikut:
1. Menyajikan Hasil Utama
Bagian pertama dari pembahasan adalah menyajikan kembali hasil utama yang ditemukan, baik dalam bentuk tabel, grafik, maupun narasi. Peneliti harus memilih temuan yang paling relevan dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian.
Contoh: Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi katalis Zn/Al secara signifikan meningkatkan hasil biodiesel sebesar 15% dibandingkan dengan katalis KF/CaO pada temperatur 60°C.
2. Bandingkan dengan Literatur Terkait
Temuan penelitian harus dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang ada dalam literatur. Apakah hasil penelitian ini mendukung atau bertentangan dengan temuan sebelumnya? Apakah ada teori baru yang muncul dari hasil ini?
Contoh: Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al. (2020), yang juga menemukan bahwa katalis Zn/Al lebih efisien pada temperatur reaksi tinggi.
3. Jelaskan Hubungan Antara Variabel
Jelaskan bagaimana variabel yang Anda teliti saling berinteraksi. Jika penelitian Anda melibatkan variabel independen dan dependen, jelaskan bagaimana hasil menunjukkan hubungan tersebut.
Contoh: Efisiensi biodiesel meningkat seiring dengan peningkatan temperatur reaksi, yang menunjukkan bahwa temperatur adalah variabel kunci dalam mengoptimalkan penggunaan katalis heterogen.
4. Identifikasi Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian memiliki keterbatasan, dan peneliti harus secara jujur mengakui faktor-faktor yang mungkin memengaruhi hasil. Ini bisa mencakup masalah dalam desain penelitian, keterbatasan data, atau kekurangan dalam metode analisis.
Contoh: Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah keterbatasan alat ukur untuk menentukan temperatur yang sangat presisi, yang mungkin berdampak pada akurasi hasil pada temperatur reaksi ekstrem.
5. Penjelasan Alternatif
Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis awal, jelaskan alasan yang mungkin di balik perbedaan tersebut. Bisa jadi ada faktor lain yang belum diidentifikasi yang memengaruhi hasil penelitian.
Contoh: Tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara kecepatan blower dan penurunan temperatur kabin dapat disebabkan oleh kelembapan lingkungan yang tidak terkontrol selama pengujian.
Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan adalah pernyataan ringkas yang merangkum temuan utama dari penelitian. Pada bagian ini, peneliti harus menyampaikan inti dari penelitian, menjawab pertanyaan penelitian, dan menegaskan kontribusi yang dihasilkan oleh penelitian tersebut. Beberapa langkah penting dalam penarikan kesimpulan disajikan sebagai berikut:
1. Merangkum Temuan Utama
Kesimpulan harus merangkum temuan-temuan kunci secara singkat. Peneliti perlu menyampaikan apa yang ditemukan dari penelitian dalam bentuk pernyataan yang jelas dan ringkas.
Contoh: Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan katalis Zn/Al secara signifikan meningkatkan efisiensi biodiesel pada temperatur reaksi tinggi, dengan emisi NOx yang lebih rendah dibandingkan dengan katalis KF/CaO.
2. Menjawab Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis
Kesimpulan harus memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan penelitian atau menyatakan apakah hipotesis yang diajukan telah didukung oleh hasil.
Contoh: Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa katalis Zn/Al lebih efisien dalam meningkatkan hasil biodiesel dibandingkan dengan KF/CaO, terutama pada temperatur reaksi di atas 50°C.
3. Implikasi Praktis dan Teoretis
Peneliti perlu menguraikan implikasi dari hasil penelitian, baik untuk pengembangan teori maupun aplikasi praktis. Implikasi ini bisa terkait dengan pengembangan teknologi, kebijakan, atau pemahaman ilmiah yang lebih luas.
Contoh: Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa katalis Zn/Al dapat digunakan secara komersial untuk meningkatkan produksi biodiesel dengan emisi lebih rendah, yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari industri bahan bakar.
4. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Bagian akhir dari kesimpulan sering kali mencakup rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut. Jika ada aspek yang belum terjawab atau perlu eksplorasi lebih dalam, ini adalah tempat yang tepat untuk menyarankannya.
Contoh: Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efisiensi katalis Zn/Al dalam kondisi operasi industri yang lebih luas dan untuk mengeksplorasi pengaruhnya terhadap sifat fisik biodiesel dalam jangka panjang.
Dari deskripsi diatas, kesimpulan secara keseluruhannya adalah:
Penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa penggunaan katalis Zn/Al secara signifikan meningkatkan efisiensi produksi biodiesel pada temperatur reaksi tinggi. Penggunaan katalis ini juga menghasilkan emisi NOx yang lebih rendah dibandingkan dengan katalis KF/CaO. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa katalis Zn/Al lebih efisien dalam meningkatkan hasil biodiesel, khususnya pada temperatur reaksi di atas 50°C, dibandingkan dengan katalis KF/CaO. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah potensi penggunaan katalis Zn/Al dalam skala komersial untuk meningkatkan produksi biodiesel yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Hal ini memberikan kontribusi terhadap pengurangan dampak lingkungan dari industri bahan bakar dengan menurunkan emisi NOx, yang merupakan salah satu komponen utama polusi udara. Secara teoretis, penelitian ini memperkaya pemahaman ilmiah mengenai mekanisme katalis dalam proses transesterifikasi, khususnya terkait pengaruh temperatur terhadap kinerja katalis. Dalam konteks pengembangan teknologi, hasil ini membuka peluang bagi pengembangan katalis yang lebih efisien dan berkelanjutan dalam industri biodiesel. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan eksplorasi lebih lanjut mengenai kinerja katalis Zn/Al dalam kondisi operasi industri yang lebih luas. Penelitian ini juga perlu memperhatikan dampaknya terhadap sifat fisik dan kimia biodiesel dalam jangka panjang, serta kemungkinan penggunaan katalis ini dalam skala besar di industri.
Kesalahan dalam Pembahasan dan Penarikan Kesimpulan
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan peneliti dalam pembahasan dan penarikan kesimpulan meliputi:
1. Over-Interpretasi Hasil
Menarik kesimpulan yang terlalu jauh dari hasil yang diperoleh atau menyatakan temuan yang tidak sepenuhnya didukung oleh data dapat merusak validitas penelitian. Peneliti harus tetap jujur pada data yang dihasilkan.
2. Mengabaikan Hasil yang Tidak Sesuai dengan Hipotesis
Hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis awal tidak boleh diabaikan. Sebaliknya, hasil tersebut harus dianalisis dan dijelaskan, karena bisa saja mengungkapkan aspek penting dari fenomena yang sedang dipelajari.
3. Tidak Menyebutkan Keterbatasan
Mengabaikan keterbatasan penelitian dapat membuat pembaca merasa bahwa penelitian kurang transparan. Semua penelitian memiliki batasan, dan menyebutkannya justru menunjukkan integritas ilmiah peneliti.
4. Kesimpulan Tidak Spesifik
Kesimpulan yang terlalu umum dan tidak terkait langsung dengan hasil penelitian dapat membuat penelitian tampak tidak fokus. Kesimpulan harus spesifik, jelas, dan relevan dengan temuan yang didapatkan.
Contoh Membuat Pembahasan dan Kesimpulan
Contoh 1. Asesmen Heat Index
a. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengaruh penggunaan car cooler dibandingkan dengan kendaraan tanpa car cooler disajikan pada Gambar 7.25b, dimana kurva warna hijau menunjukkan tren heat indeks pada kendaraan yang dilengkapi dengan car cooler dan kurva warna biru mengindikasikan heat indeks pada kendaraan tanpa car cooler.
Gambar 1. Indeks panas NWS dan (b) Plot indeks panas temperatur dalam kabin mobil dengan car cooler (kurva hijau) dan mobil tanpa car cooler (kurva biru) b. Pembahasan Data temperatur dan kelembapan dicatat dari pukul 8 pagi hingga 4 sore, kemudian hasilnya dibandingkan dengan bagan indeks panas untuk menilai efektivitasnya. Secara standar, kemungkinan gangguan panas diperoleh dari NWS-US, seperti yang disajikan pada Gambar 1a, yang juga digunakan oleh beberapa peneliti di negara-negara ASEAN (Opitz-Stapleton et al., 2016; Suparta and Yatim, 2017). Dengan memperhatikan Gambar 1b, secara umum, kondisi pada mobil A (dengan car cooler) berada pada kategori “caution” dan “extreme caution” dan kondisi pada mobil B (tanpa car cooler) berada pada kategori “danger” dan “extreme danger”. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan car cooler cukup efektif dalam mengurangi risiko kesehatan pada kendaraan yang diparkir pada cuaca panas. c. Kesimpulan Implikasi praktis dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan car cooler dalam kendaraan dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan kenyamanan termal dan melindungi pengemudi serta penumpang dari dampak negatif paparan panas, terutama di wilayah dengan temperatur tinggi. Dari sudut pandang teoretis, temuan ini memperkuat pemahaman mengenai hubungan antara penggunaan teknologi pendinginan dengan pengendalian indeks panas, yang sebelumnya telah didukung oleh penelitian lain di bidang kenyamanan termal dan kesehatan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengeksplorasi pengembangan lebih lanjut dari teknologi car cooler yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, diperlukan penelitian tambahan untuk mengevaluasi efektivitas car cooler dalam kondisi lingkungan yang berbeda, seperti pada variasi kelembapan yang lebih ekstrem atau kendaraan dengan desain kabin yang berbeda, guna memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi produsen otomotif dan pengguna. |
Contoh 2. Produksi biodiesel
a. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang karakterisasi biodiesel sawit disajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Hasil pengujian biodiesel
b. Pembahasan c. Kesimpulan Biodiesel juga menunjukkan viskositas kinematik dan densitas yang lebih tinggi, yang kemungkinan besar disebabkan oleh profil asam lemak bebas (FAC) dan komposisi jenuh serta tak jenuh dalam biodiesel. Dari segi sifat kimia dan unsur, biodiesel memiliki kandungan oksigen molekul yang tinggi (11,12%) dan tidak mengandung sulfur, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan petro-diesel. Temuan ini sejalan dengan literatur yang ada, menunjukkan konsistensi dalam hasil. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa biodiesel dapat menjadi alternatif bahan bakar yang berpotensi menggantikan petro-diesel dalam jangka panjang, dengan manfaat tambahan dalam hal emisi yang lebih rendah dan ramah lingkungan. Dari perspektif teoretis, hasil ini memperkuat pemahaman tentang dampak komposisi kimia terhadap sifat fisik dan termal biodiesel. Penelitian lanjutan disarankan untuk fokus pada upaya mengurangi viskositas kinematik dan meningkatkan nilai kalor biodiesel agar lebih mendekati kinerja petro-diesel, serta mengeksplorasi aplikasi biodiesel di berbagai kondisi operasi untuk memperluas penerapan praktisnya. |