Uncategorized

Berbagi Pengalaman Menulis Proposal Penelitian di Universitas Muhammadiyah Kuningan

10
×

Berbagi Pengalaman Menulis Proposal Penelitian di Universitas Muhammadiyah Kuningan

Share this article

Kuningan, 15 Desember 2025 – Kesempatan berbagi pengalaman menulis proposal penelitian di Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan menjadi ruang refleksi yang sangat bermakna bagi saya. Kegiatan yang dilaksanakan pada 15 Desember 2025 ini bukan sekadar forum pemaparan materi, tetapi lebih sebagai ruang diskusi terbuka tentang dinamika, tantangan, dan strategi realistis dalam menyiapkan proposal hibah penelitian, khususnya skema DPPM 2026.

Sejak awal, saya menegaskan bahwa yang mempresentasikan belum tentu paling tahu. Banyak praktik baik justru lahir dari diskusi, koreksi, dan pengalaman kolektif para dosen peserta. Dari sana terlihat bahwa kegagalan submit maupun tidak lolos pendanaan sering kali bukan semata karena kualitas ide, tetapi karena persoalan yang tampak “sepele”: ketidaksesuaian template, kelalaian administratif, keterbatasan waktu menulis, hingga kurangnya pemahaman terhadap kriteria penilaian.

Dalam sesi refleksi, kami membedah berbagai fase yang kerap dialami peneliti: mulai dari tidak eligible mengusulkan, berhasil submit namun tidak lolos pendanaan, hingga lolos pendanaan tetapi luaran tidak tercapai. Diskusi ini penting agar dosen tidak hanya fokus pada “cara lolos hibah”, tetapi juga pada bagaimana memastikan riset benar-benar terlaksana dan menghasilkan luaran yang dijanjikan.

Beberapa poin kunci yang saya tekankan antara lain:

  1. Memahami panduan secara menyeluruh, bukan sekadar membaca cepat.
  2. Disiplin pada template dan ketentuan teknis, karena seleksi administrasi adalah gerbang pertama.
  3. Memahami kriteria penilaian substansi, terutama ketajaman masalah, kebaruan, roadmap, dan metode.
  4. Menyusun RAB yang akuntabel, selaras dengan metode, tahapan, dan luaran riset.
  5. Mengelola waktu dan komitmen tim, agar riset berjalan sesuai rencana.

Antusiasme peserta menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendampingan penulisan proposal masih sangat besar, terutama yang berbasis pengalaman nyata, bukan sekadar teori. Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai acara seremonial, tetapi menjadi pemantik semangat untuk membangun budaya riset yang lebih kuat, kolaboratif, dan berkelanjutan di UM Kuningan.

Bagi saya pribadi, berbagi pengalaman seperti ini juga menjadi pengingat bahwa ekosistem riset yang sehat dibangun dari keterbukaan, kemauan belajar bersama, dan kesediaan untuk terus memperbaiki diri.

Materi workshop:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *