Banyak peneliti muda di Indonesia bertanya-tanya: bagaimana memasukkan kearifan lokal (local wisdom) ke dalam artikel ilmiah agar peluang tembus Scopus lebih besar? Jawabannya berawal dari strategi sederhana namun krusial—mencari keunikan yang sulit disaingi.
Mengapa Kearifan Lokal Menjadi Kunci?
Dalam dunia penelitian, ibarat kita sedang bertanding di sebuah arena. Tujuan setiap peserta jelas: memenangkan pertandingan. Namun, jika kita memilih topik yang sama dengan peneliti-peneliti kelas dunia yang memiliki fasilitas laboratorium canggih dan dana riset melimpah, maka kita akan berada di jalur persaingan yang sama beratnya.
Sebaliknya, ketika kita mengangkat kearifan lokal, kita menciptakan keunikan (uniqueness) yang tidak mudah ditiru. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya hayati, kebudayaan, adat, dan pengetahuan tradisional yang sangat berharga namun sering luput dari sorotan global. Potensi inilah yang dapat menjadi “daya jual” utama artikel ilmiah kita, sekaligus memberikan kontribusi yang relevan di tingkat internasional.
@mujisetiyo_ Bagaimana memasukkan lokal wishdom ke artikel kita? Indonesia punya keragaman hayati dan budaya yang seharusnya menginspirasi gagasan riset. Itu adalah keunikan yang tidak dimiliki oleh peneliti peneliti di negara lain. Dengan memasukkan local wishdom, seharusnya lebih mudah untuk mencari novelty dan menghadirkan kontribusi artikel ilmiah kita. #localwishdom #scopus #artikel #artikelilmiah #profmujisetiyo #tipsmenulis #tipspublikasi #novelty #dosenpemula #dosenindonesia
Nilai Sebuah Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah pada dasarnya adalah cara mendokumentasikan gagasan penelitian kita. Jika di masa lalu orang menorehkan ide pada prasasti batu, kini kita menuangkannya dalam bentuk publikasi ilmiah.
Gagasan yang kuat menjadi inti dari sebuah artikel. Data penelitian berperan sebagai alat verifikasi untuk memastikan gagasan tersebut valid. Dalam kerangka berpikir penelitian, gagasan memiliki dua dimensi utama:
-
Novelty (Kebaruan) – sejauh mana ide tersebut baru dan belum pernah diungkapkan sebelumnya.
-
Kontribusi – sejauh mana penelitian memberikan manfaat nyata bagi ilmu pengetahuan atau kehidupan.
Kedua dimensi ini idealnya sama-sama tinggi. Namun, jika salah satunya kurang kuat, setidaknya satu dimensi harus menonjol agar artikel tetap bernilai.
Peran Presentasi dalam Publikasi
Selain novelty dan kontribusi, ada satu faktor yang sering diabaikan: presentasi. Gagasan yang brilian pun bisa gagal diterima jurnal bereputasi jika penyajiannya buruk, baik dari segi struktur tulisan, kualitas gambar atau ilustrasi, maupun penggunaan bahasa Inggris.
Editor jurnal memiliki ekspektasi tinggi. Tiga elemen, novelty, kontribusi, dan presentasi harus berkolaborasi dengan baik agar artikel layak diterima.
Kesimpulan
Untuk menembus jurnal bereputasi seperti Scopus, peneliti Indonesia dapat memanfaatkan kearifan lokal sebagai sumber keunikan penelitian. Dipadukan dengan gagasan yang memiliki novelty atau kontribusi tinggi, serta disajikan dengan presentasi yang rapi dan profesional, peluang untuk dipublikasikan akan jauh lebih besar. Dengan strategi ini, kita tidak hanya bersaing di jalur yang berbeda, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian dan pengakuan kearifan lokal di panggung ilmiah internasional.