Kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi secara signifikan telah membantu penyebaran sains dan penelitian di tingkat global dengan sangat cepat. Sebuah artikel dengan cepat bisa tersedia secara luas, komunikasi antar peneliti dan pengelola jurnal juga dapat dilakukan dalam satu waktu dan tanpa batas. Ini membantu para peneliti, mahasiswa, praktisi, dan masyarakat umum dapat mengakses hasil riset dengan mudah dan murah. Namun, open access publishing bisa menghadirkan beberapa jebakan bagi penulis. Dengan puluhan ribu open access journal, memilih jurnal dan penerbit yang tepat untuk mempublikasikan penelitian, bisa menjadi pekerjaan yang menakutkan. Tidak hanya itu, beberapa pemerhati open access journal telah mempertanyakan praktik beberapa penerbit open access journal yang agenda komersialnya tampak jauh lebih besar daripada niat sejati mereka untuk memajukan ilmu pengetahuan dan mempublikasikan hasil penelitian yang mengedepankan aspek kualitas.  Untuk itu, Bab ini ditulis untuk membantu pembaca, khususnya peneliti dan penulis pemula untuk mengenal dunia penerbitan open access dan mengidentifikasi open access journal yang tepat, sehingga kehadiran meraka mampu meningkatkan kualitas manuskrip yang dikirim, bukan menjadikan peneliti sebagai ladang pencarian keuntungan.

1.      Indikator Open Access Journal dengan Tata Kelola Baik

Secara umum, jurnal dengan tata kelola yang baik adalah jurnal yang menerapkan secara ketat pengurusan manuskrip seperti yang ditunjukkan dalam pembahasan sebelumnya, terutama pada bagian proses review. Sebuah manuskrip mungkin akan diperiksa berkali-kali untuk memvalidasi kebenaran isi dan membuat tampilannya rapi, dengan tata bahasa yang baik.

1.1.  Indikator Umum

Suatu kenyataan, bahwa beberapa jurnal yang telah terindeks di Scopus bertahun-tahun juga ada yang dikeluarkan dari scopus list karena mereka tidak menaati etika penerbitan dan menerapkan praktik-praktik tidak terpuji untuk sebuah tujuan komersial yang lebih besar. Untuk itu, bersikap hati-hati dengan mencari informasi yang detail terkait tata kelola jurnal yang dituju adalah keharusan bagi penulis yang akan menyerahkan manuskripnya. Berikut dijelaskan beberapa indikator umum yang dapat dijadikan referensi sebelum penulis menyerahkan manuskrip [14].

  1. Jurnal terdaftar dalam lembaga pengindeks bereputasi dan terdaftar dalam Directory of Open Access Journals (DOAJ)

Pertama, penulis bisa memeriksa keberadaan jurnal yang dituju pada Master Journal List Thomson Reuters atau di database Scimagojr. Jika tidak ditemukan, dilanjutkan dengan memeriksa nama jurnal yang dituju di Directory of Open Access Journals (DOAJ). Saat ini, jurnal dengan tata kelola yang baik setidaknya telah terdaftar dalam database ketiga lembaga pengindeks tersebut. Peneliti harus berhati-hati dengan tampilan logo beberapa pengindeks di laman jurnal, karena setelah ditelusuri keberadaannya belum tentu benar.

  1. Jurnal terbit dalam issue reguler dengan jumlah artikel yang wajar dan konsisten untuk setiap issue

Selain tercakup dalam database pengindeks bereputasi baik, penulis harus mencari gambaran yang lebih detail dari sebuah jurnal dengan melihat beberapa statistik kunci. Jurnal bereputasi menerbitkan artikel dengan issue yang teratur setiap tahun. Lihatlah pada menu “archives” sebuah jurnal untuk mendapatkan gambaran tentang berapa banyak issue yang diterbitkan setiap tahun dan berapa banyak artikel yang diterbitkan setiap issue-nya. Untuk itu, harap hati-hati atau bahkan hindari jurnal yang terbit bulanan atau dua mingguan dengan jumlah artikel sampai ratusan setiap issue-nya.

  1. Jurnal memiliki chief editordan editorial board yang sesuai dengan bidang ilmu dengan jumlah yang cukup

Jurnal yang dituju harus secara jelas menunjukkan chief editor dan editorial board yang bertanggung jawab atas standar jurnal tersebut. Editorial board biasanya terdiri dari Profesor dan Doktor di sebuah universitas atau ilmuwan senior dari lembaga penelitian. Umumnya, email chief editor dan staff yang tercantum di laman jurnal adalah email institusi. Lebih lanjut, peneliti perlu memeriksa kapasitas publikasi dari masing-masing editorial board tersebut di scopus author profile atau setidaknya di google scholar. Penulis juga bisa membandingkan jumlah editor di editorial boarddengan jumlah artikel yang diterbitkan per tahun.

  1. Jurnal memiliki scope yang terbatas

Jurnal yang bagus dengan jelas mencantumkan proses editorialnya dan memiliki scope yang jelas dan terbatas. Cari halaman “about” atau “scope” pada website jurnal. Menu “scope” harus memberikan gambaran singkat tentang subject area yang dibahas, biasanya dilengkapi dengan daftar kata kunci utama. Bandingkan ruang lingkup jurnal dengan beberapa makalah yang diterbitkan. Jika Anda menemukan artikel yang benar-benar berada di luar scope-nya, ini mencerminkan standar editorial yang rendah dan kurangnya penegakan standar jurnal.

  1. Jurnal menjelaskan proses review, editorial, dan biaya

Selain menentukan scope yang terbatas, pada menu “information for author” sebuah jurnal harus memberikan petunjuk rinci tentang bagaimana penulis mempersiapkan dan menyerahkan manuskripnya. Perlu diingat bahwa beberapa open access journal mengandalkan biaya publikasi yang dikenal dengan istilah publication fee atau Article Processing Charge (APC) untuk membiayai operasionalnya. Semua biaya yang dikenakan oleh jurnal juga harus dinyatakan dengan jelas. Yang jauh lebih penting, meskipun jurnal mengenakan APC, biaya tersebut akan ditagih pada saat proses review selesai dan siap diterbitkan, bukan pada saat penyerahan manuskrip atau beberapa saat setelah submit tanpa terlacak prosesnya. Namun, untuk jurnal yang diterbitkan oleh sebuah universitas dan asosiasi profesi, seluruh biaya produksi yang timbul biasanya ditanggung oleh institusi tersebut. Penulis tidak dikenai biaya apapun atau dikenal dengan free of charge.

  1. Jurnal menyediakan informasi tentang publication ethics

Indikator lain sebuah jurnal dengan tata kelola yang baik adalah pernyataan tentang etika publikasi, yang akan merinci perilaku yang tidak dapat diterimasecara etis, seperti plagiarisme, manipulasi gambar, data, dan lain lain. Selain itu,pada bagian publication ethics juga mendeskripsikan peraturan yang berkaitan dengan persetujuan etis penggunaan hewan atau manusia dalam penelitian dan instruksi untuk mendaftarkan uji klinis. Beberapa jurnal juga menyertakan tautan ke Committee on Publication Ethics (COPE), atau menunjukkan keanggotaannya di COPE.

  1. Jurnal menggunakan teknologi informasi terbaru

Jurnal bereputasi akan berinvestasi dalam penyediaan teknologi journal system untuk memenuhi tuntutan penulis dan pembaca yang semakin canggih. Untuk itu, sebelum menyerahkan manuskrip, penulis harus memastikan bahwa jurnal yang dipilih menawarkan minimal fitur-fitur sebagai berikut:

  • Situs websiteyang modern.
  • Desain yang jelas, lengkap, dan navigasi yang mudah.
  • Tersedia sistem pengiriman online (online submission).
  • Ada fungsi mesin pencari.
  • Tersedia halaman khusus untuk abstrakdan artikel.
  • Tersedia link untuk download, sitasi, metrics, dan lain lain.

Kemudian, periksalah salah satu sample article secara acak yang bisa diperoleh dari archives, apakah hasil copyediting-nya bagus atau tidak, termasuk apakah pada artikel terdapat informasi kapan artikel tersebut dikirim, direview, dan diterima untuk publikasi.

Article history

Gambar 1 Contoh sebuah article info

Terakhir, penulis sebaiknya melakukan pencarian sederhana dengan Google untuk melihat seberapa baik peringkat jurnalnya. Jika peringkatnya sangat tinggi, ini berarti bahwa jurnal tersebut telah menguasai Search Engine Optimization (SEO), dan yang lebih penting, anda memiliki kesempatan yang bagus untuk membuat artikel penelitian anda terlihat di search engine setelah dipublikasikan.

1.2.  Standar Scopus

Daftar jurnal bereputasi yang terindeks oleh Scopus bisa dilihat di laman http://www.Scimagojr.com/index.php. Setiap peneliti bisa melakukan searching berdasarkan subject area atau berdasarkan keywords.

  1. Kriteria pengajuan baru di Scopus

Scopus menerapkan standar baku untuk setiap jurnal yang masuk dalam cakupan indeks-nya. Setiap tahun, ada jurnal-jurnal baru yang masuk scopus list dan ada beberapa jurnal yang dikeluarkan dari scopus list karena tidak memenuhi standar dalam re-evaluation. Setiap saat juga ada banyak pengajuan dari manajemen jurnal yang meminta ke Scopus untuk bisa diindeks. Dari sekian banyak tersebut, ada yang diterima tetapi banyak yang ditolak berdasarkan kriteria yang dipakai. Berikut dijelaskan kriteria minimal sebuah jurnal bisa dipertimbangkan untuk diindeks oleh Scopus [15].

  • Merupakan peer-reviewjournal dan memiliki deskripsi proses peer-review yang tersedia untuk umum.
  • Diterbitkan secara reguler dan memiliki International Standard Serial Number (ISSN) yang terdaftar di ISSN International Centre.
  • Memiliki konten yang relevan dan dapat dibaca oleh audien internasional, artinya memiliki referensi dalam roman script dan memiliki abstrakdan judul bahasa Inggris.
  • Memiliki etika publikasi dan pernyataan mal-praktik publikasi yang tersedia untuk umum.

Anggota  Content Selection & Advisory Board (CSAB) Scopus memiliki keahlian yang dalam terkait materi dan berkomitmen untuk secara aktif mencari dan memilih literatur yang sesuai dengan kebutuhan dan standar komunitas penelitian yang diwakili. Jurnal yang memenuhi syarat untuk ditinjau oleh CSAB akan dievaluasi berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 1. Kriteria minimal penilaian jurnal oleh Scopus

Kategori Kriteria
Journal Policy ·      Kebijakan editorial yang meyakinkan
·      Jenis peer-review
·      Keragaman dalam distribusi geografis editor
·      Keragaman dalam distribusi geografis penulis
Content

 

·      Kontribusi akademis artikel ke bidang studi
·      Kejelasan abstrak
·      Kualitas dan kesesuaian dengan maksud dan cakupan jurnal
·      Keterbacaan artikel
Journal Standing ·      Kutipan artikel jurnal di Scopus
·      Editor standing
Publishing Regularity ·      Tidak ada penundaan atau interupsi dalam jadwal publikasi
Online Availability ·      Konten jurnal tersedia lengkap secara online
·      Home page jurnal tersedia dalam bahasa Inggris
·      Kualitas home page  jurnal

 

  1. Kriteria Re-evaluasi

Sekali dalam setahun, Scopus menganalisis kinerja semua jurnal dalam database. Semua jurnal harus memenuhi enam metrik dan tolok ukur (Benchmark) berikut:

Tabel 2. Metrik dan Benchmark dalam Re-evaluation oleh Scopus

Metric Benchmark tidak terpenuhi jika Penjelasan
Self-citation rate ≥200% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Jurnal tersebut memiliki tingkat kutipan sendiri (self-citation) dua kali lebih tinggi atau lebih, bila dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.
Total citation rate ≤50% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Jurnal tersebut menerima setengah jumlah kutipan atau kurang, bila dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.
CiteScore ≤50% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Jurnal ini memiliki CiteScore setengah atau kurang dari rata-rata CiteScore, bila dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.
Number of articles ≤50% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Jurnal tersebut menghasilkan setengah atau kurang  jumlah artikelnya, jika dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.
Number of full-text clicks on Scopus.com ≤50% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Teks lengkap jurnal tersebut digunakan setengah, atau kurang, bila dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.
Abstract usage on Scopus.com ≤50% dibandingkan rata-rata di bidang subjeknya Abstrak dari jurnal tersebut digunakan setengah atau kurang, bila dibandingkan dengan peer journals di bidang subjeknya.

 

Jika sebuah jurnal tidak memenuhi salah satu dari enam tolok ukur (benchmark) ini, Scopus akan menginformasikan kepada pengelola jurnal tentang kualitas kinerjanya dan memberi waktu satu tahun untuk memperbaiki setidaknya satu metrik. Jika satu tahun kemudian jurnal tersebut bisa memperbaiki setidaknya satu metrik, jurnal tersebut tidak akan menjadi bagian dari re-evaluasi tahun itu. Namun, jika sebuah jurnal tidak memenuhi semua tolok ukur selama dua tahun berturut-turut, maka akan ditandai untuk dievaluasi ulang oleh Scopus Content Selection and Advisory Board (CSAB) yang independen. Kriteria penilaian untuk evaluasi ulang identik dengan kriteria pengajuan baru.

1.3.  Standar Thomson Reuters/ WoS

Banyak faktor yang diperhitungkan saat mengevaluasi jurnal untuk bisa diindeks oleh Thomson Reuters (https://clarivate.com/), mulai dari yang kualitatif hingga kuantitatif. Standar ini termasuk publishing standard, editorial content, international focus, dan citation analysis [16].

  1. Publishing Standard

Peer-review

Penerapan proses peer-review merupakan indikasi dari standar jurnal dengan tata kelola yang baik. Proses peer-review yang ketat menunjukkan implementasi penjaminan mutu dan integritas sebuah jurnal.

Acknowledgement

Ucapan terimakasih pada artikel menjadi salah satu indikator yang dinilai. Keberadaan acknowledgement (ucapan terimakasih atau pengakuan) berfungsi untuk mengkonfirmasi pentingnya penelitian yang dipresentasikan.

Ethical Publishing Practices

Bukti kebijakan yang tidak etis, seperti praktik penerbitan predator atau petunjuk editorial yang mengarah pada pengutipan yang berlebihan dan tidak autentik atau praktik penipuan lainnya tidak dapat diterima dalam jurnal yang sedang dievaluasi dan akan ditolak oleh Thomson Reuters.

Publishing Format

Jurnal yang diterbitkan dalam format cetak atau elektronik (XML, PDF) memenuhi syarat untuk dievaluasi. Evaluasi teknis diterapkan pada semua jurnal yang terbit online. Hal ini untuk memastikan bahwa akses ke konten jurnal kompatibel dengan sistem pengindekan Thomson Reuters.

Timelines

Ketepatan waktu publikasi merupakan kriteria dasar dalam proses evaluasi. Sebuah jurnal harus diterbitkan tepat waktu sesuai dengan frekuensi yang disebutkan. Kemampuan jurnal untuk menerbitkan issue tepat waktu menyiratkan ketersediaan manuskrip yang banyak, yang menjamin berkelanjutan jurnal tersebut.

International Editorial Conventions

Thomson Reuters juga menentukan apakah jurnal tersebut mengikuti konvensi editorial internasional. Konvensi ini mencakup nama jurnal, judul artikel, abstrak, penulis, informasi bibliografi lengkap untuk semua referensi yang dikutip, dan informasi alamat lengkap untuk setiap penulis.

Full Text English

Bahasa Inggris adalah bahasa sains universal. Untuk alasan ini, fokus Thomson Reuters adalah pada jurnal yang menerbitkan teks lengkap dalam Bahasa Inggris atau paling tidak informasi bibliografinya dalam Bahasa Inggris. Ada banyak jurnal yang tercakup dalam Web of Science Core Collection yang menerbitkan artikel dengan informasi bibliografi dalam bahasa Inggris dan teks lengkap dalam bahasa lain. Namun, jurnal yang bagus dan memiliki global impact bagi komunitas riset internasional menerbitkan full-text article dalam Bahasa Inggris.

  1. Editorial content

Penelitian ilmiah terus menghasilkan bidang studi khusus dan jurnal baru akan muncul saat penelitian yang dipublikasikan mengenai sebuah topik baru mencapai critical mass. Editor Thomson Reuters menentukan apakah isi jurnal yang sedang dievaluasi akan memperkaya database atau topiknya sudah cukup ditangani dalam cakupan yang ada.

  1. International Focus

Dalam menilai standar ini, Thomson Reuters mengevaluasi sebaran asal negara para penulis, editor, dan anggota dewan editorial, termasuk kualifikasi editor dengan target pembaca jurnal. Thomson Reuters juga tertarik dengan jurnal regional yang sangat baik. Jurnal regional sering kali menargetkan khalayak lokal, bukan internasional, sehingga standar sebaran asal negarapara penulisnya tidak menjadi prioritas dalam penilaian. Semua jurnal regional yang masuk Thomson Reuters harus diterbitkan tepat waktu, memiliki informasi bibliografi berbahasa Inggris (judul, abstrak, kata kunci), dan diulas secara peer-review.

  1. Citation analysis

Thomson Reuters menggunakan kriteria Impact Factor (IF) untuk menentukan efek sebuah jurnal dalam subject area-nya. Tingkat self-citation juga dipertimbangkan. Diantara semua jurnal yang tercantum dalam JCR Science Edition tahun 2014, misalnya 85% memiliki angka self-citation kurang dari 15%. Ini menunjukkan bahwa self-citation cukup normal untuk sebagian besar jurnal. Penyimpangan yang signifikan dari tingkat normal ini menyebabkan dilakukannya pemeriksaan ulang (re-evaluation) oleh Editorial Development Team.

1.4.  Standar Kemenristekdikti

Definisi jurnal internasional bereputasi salah satunya terdapat dalam Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen [17]. Yang dimaksud jurnal internasional bereputasi adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
  2. Memiliki ISSN.
  3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok).
  4. Memiliki terbitan versi online.
  5. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasaldari 4 (empat) negara.
  6. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 2 (dua) negara.
  7. Terindeks oleh databaseinternasional: Web of Science dan/atau Scopus serta mempunyai faktor dampak (impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR).

1.5.  Overview Kriteria Kualitatif Open Access Journal

Sekarang, dengan maraknya tawaran untuk publikasi ke suatu jurnal yang dikirim melalui email, para peneliti diharapkan mampu untuk memilih jurnal dengan pengelola yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap kualitas artikel yang dipublikasikannya. Berikut diberikan daftar periksa (checklist) kelengkapan sebuah jurnal untuk dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menyerahkan manuskrip [18].

  1. Jurnal terindeks di salah satu dari Science Citation Index (SCI), Science Citation Index Expanded (SCIE), Social Sciences Citation Index (SSCI), MEDLINE , INSPEC, atau Scopus.
  2. Jurnal diindeks dalam databasekhusus, dengan subject area yang spesifik.
  3. Jurnal memberikan nomor Digital Object Identifier (DOI) untuk setiap artikel yang terbit.
  4. Penerbit atau jurnal adalah anggota STM Publishers Association dan Committee on Publication Ethics(COPE).
  5. Jurnal diarsipkan di LOCKSS, CLOCKSS, Portico, PubMed Central atau setidaknya satu arsip nasional atau perpustakaan nasional.
  6. Jurnal secara teratur menerbitkan 10 artikel atau lebih per edisi/issue.
  7. Jurnal secara teratur menerbitkan issue
  8. Jurnal menawarkan kemungkinan untuk publication alerts (berlangganan) melalui email.
  9. Jurnal memiliki editorialboard yang cukup dengan seorang chief editor.
  10. Jurnal menyediakan mesin pencari untuk mencari makalah dengan kata kunci.
  11. Dewan editorialterdiri dari profesor atau doktor dari universitas atau peneliti senior di lembaga penelitian.
  12. Editor dengan cepat menanggapi pertanyaan lewat email dengan menggunakan alamat email institusi mereka.
  13. Publisher/publishing house memiliki rekam jejak yang baik.
  14. Jurnal memiliki ruang lingkup (scope) yang jelas, artikel yang diterbitkan dalam jurnal tersebut berada dalam scope.
  15. Jurnal penelitian menerbitkan sejumlah besar artikel penelitian dan hanya beberapa artikel review, letter, dan jenis artikel lainnya.
  16. Jurnal dengan lingkup internasional benar-benar internasional, artinya editor dan author-nya berasal dari banyak negara.
  17. Jurnal menjelaskan pernyataan etika publikasi atau mengacu pada pedoman COPE.
  18. Jurnal menggunakan teknologi informasi yang canggih, mencakup websiteyang modern, desain yang jelas, sistem pengiriman online, tersedia mesin pencari, statistik, kutipan, dan metrics.

2.      Journal Metrics

Selain kriteria kualitatif seperti telah dijelaskan dalam Sub-bab 2.1, sebuah jurnal dapat diukur dengan indikator-indikator kuantitatif yang telah menjadi standar internasional [19].

2.1.  CiteScore

CiteScore adalah cara sederhana untuk mengukur dampak kutipan dari sebuah jurnal. CiteScore adalah jumlah kutipan yang diterima oleh sebuah jurnal dalam satu tahun untuk dokumen yang diterbitkan tiga tahun sebelumnya, kemudian dibagi dengan jumlah dokumen yang diindeks dalam Scopus yang diterbitkan pada periode yang sama. Misalnya, CiteScore tahun 2016 menghitung kutipan yang diterima pada tahun 2016 untuk dokumen yang diterbitkan pada tahun 2013, 2014 atau 2015, dan membaginya dengan jumlah dokumen yang diindeks dan diterbitkan pada tahun 2013, 2014 dan 2015.

2.2.  Source Normalized Impact per Paper (SNIP)

SNIP digunakan untuk mengukur dampak sitasi dengan pembobotan sitasi berdasarkan jumlah total sitasi dalam suatu bidang (subject area). Dampak setiap publikasi diukur berdasarkan rasio kutipan dalam setahun (Y) untuk makalah ilmiah yang diterbitkan dalam tiga tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan pada tahun yang sama.

2.3.  Scimago Journal Rank (SJR)

SJR didasarkan pada data kutipan dari > 20.000 peer-review journal yang diindeks oleh Scopus dari tahun 1996 dan sesudahnya. Sebuah kutipan dari sebuah jurnal penting akan menghitung lebih dari satu kutipan dan sebuah kutipan yang berasal dari jurnal yang kurang penting akan dihitung kurang dari satu kutipan. SJR jurnal YYY pada tahun X adalah jumlah kutipan tertimbang yang diterima oleh YYY dalam X untuk item yang diterbitkan dalam J pada (X-1), (X-2) atau (X-3), kemudian dibagi dengan jumlah total artikel yang dipublikasikan pada (X-1), (X-2) atau (X-3).

2.4.  h-index

h-index adalah metrik untuk mengevaluasi kinerja publikasi perorangan. h-index menilai kinerja seorang peneliti berdasarkan publikasi mereka, yang diukur dengan jumlah jumlah kutipan setiap artikel yang diterima [18-19]. Pengukuran tergantung pada kuantitas (jumlah publikasi) dan kualitas (jumlah kutipan) dari publikasi. Jadi, h-index peneliti adalah 10 jika 10 artikel masing-masing menerima setidaknya 10 kutipandan h-index mereka adalah 25 jika 25 artikel masing-masing menerima setidaknya 25 kutipan. Contoh lain, jika peneliti memiliki 10 publikasi, namun hanya ada 1 publikasi yang disitasi (berapapun sitasinya), h-indexnya tetap 1. Ilustrasi h-index diberikan pada gambar berikut.

h-index

Gambar 2. Ilustrasi perhitungan h-index [22]

2.5.  Impact Factor (IF)

Impact Factor (IF) sebuah jurnal diterbitkan setiap tahun oleh Thomson Reuters. IF mengukur berapa kali rata-rata artikel dalam sebuah jurnal telah dirujuk. Impact Factor jurnal VVV pada tahun kalender X adalah jumlah kutipan yang diterima oleh VVV dalam X terhadap item yang diterbitkan dalam VVV pada (X-1) atau (X-2), dibagi dengan jumlah item sumber yang diterbitkan dalam VVV pada (X-1) atau (X-2). Impact Factor dapat menjadi ukuran yang berguna untuk membandingkan kapabilitas jurnal, namun Impact Factor absolut terbatas penggunaannya tanpa adanya jurnal lain di bidang yang sama untuk menilainya.

2.6.  Eigenfactor

Eigenfactor didasarkan pada data yang terdapat dalam Thomson Reuters’ Journal Citation Reports. Eigenfactor jurnal ZZZ pada tahun X didefinisikan sebagai persentase dari kutipan tertimbang yang diterima oleh ZZZpada X terhadap item yang diterbitkan pada (X-1), (X-2), (X-3), (X-4), atau (X-5), dari total kutipan yang diterima oleh semua jurnal dalam dataset. Hanya kutipan yang diterima dari jurnal selain ZZZ yang dihitung.

Original source: Teknik menyusun manuskrip dan publikasi ilmiah internasional

Referensi

[14]  Edigo, “8 Indicators of a Reputable Open Access Journal,” Research Matters. [Online]. Available: https://www.ediqo.com/blog/8-indicators-of-a-reputable-open-access-journal/. [Accessed: 07-Oct-2017].
[15]  Elsevier, “Content Policy and Selection.” [Online]. Available: https://www.elsevier.com/solutions/scopus/content/content-policy-and-selection. [Accessed: 07-Oct-2017].
[16]  Thomsons and Reuter, “Journal Selection Process,” Clarivate Analytics, 2015. [Online]. Available: https://clarivate.com/essays/journal-selection-process/. [Accessed: 08-Oct-2017].
[17]  Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen. Jakarta: Ditjen DIKTI Kemdikbud, 2014.
[18]  Ediqo, “Assessing Open Access Journals : A Full Guide.” [Online]. Available: https://www.ediqo.com/resources/assessing-open-access-journals. [Accessed: 07-Oct-2017].
[19]  Elsevier, “Measuring a journal’s impact,” 2016. [Online]. Available: https://www.elsevier.com/authors/journal-authors/measuring-a-journals-impact.
[20]  C. McCarty, J. W. Jawitz, A. Hopkins, and A. Goldman, “Predicting author h-index using characteristics of the co-author network,” Scientometrics, 2013.
[21]  G. M. Nair and B. A. Turlach, “The stochastic h-index,” Journal of Informetrics, 2012.
[22]  Wikipedia, “h-index.” [Online]. Available: https://en.wikipedia.org/wiki/H-index. [Accessed: 07-Oct-2017].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *