NewsOpini

Menuju Energi Bersih: Potensi Sistem Binary di PLTP Geodipa Dieng

24
×

Menuju Energi Bersih: Potensi Sistem Binary di PLTP Geodipa Dieng

Share this article

Pemanfaatan energi panas bumi di Dieng terus menunjukkan perkembangan menarik. Selain mengandalkan uap dari sumur panas bumi untuk menghasilkan listrik, kini muncul wacana pemanfaatan sistem binary cycle sebagai opsi teknologi tambahan yang dapat meningkatkan efisiensi pembangkit.

Dalam sebuah diskusi teknis, terungkap bahwa perawatan di PLTP Geodipa tidak lagi berhenti pada tingkat preventive maintenance, melainkan sudah beralih menuju predictive maintenance. Dengan memanfaatkan teknologi pemantauan kondisi seperti e-analyzer dan vibrography, potensi gangguan bisa terdeteksi lebih awal sebelum benar-benar terjadi. Langkah ini tidak hanya meningkatkan keandalan operasi, tetapi juga membuat biaya perawatan lebih efisien.

Isu yang kemudian muncul adalah bagaimana memanfaatkan brine, yakni air sisa dari proses utama panas bumi yang masih memiliki temperatur cukup tinggi. Brine ini sebenarnya menyimpan energi yang dapat dimanfaatkan kembali melalui sistem binary. Dalam konsep ini, fluida dengan titik didih rendah, seperti amonia atau fluida organik lainnya, dipanaskan oleh brine. Proses tersebut menghasilkan uap sekunder yang bisa menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik tambahan.

Namun, penerapan sistem binary tidak lepas dari tantangan. Salah satu masalah teknis yang dihadapi adalah tingginya kandungan silika dan H₂S dalam brine Dieng. Jika tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa menimbulkan masalah pada peralatan. Meski demikian, kajian terkait binary system di Dieng bukanlah hal baru. Beberapa tahun lalu sempat dilakukan uji coba di sumur P29, meskipun proyek tersebut kemudian terbengkalai dan sebagian asetnya masih tercatat di bawah Kementerian.

Dari sisi pasokan, debit brine juga menjadi faktor penting. Pada awalnya, salah satu sumur injeksi mampu mengalirkan hingga 1.500 gallon per menit (GPM). Namun, dalam waktu kurang dari setengah tahun, kapasitas itu turun drastis menjadi sekitar 400 GPM dengan temperatur sekitar 40°C. Penurunan debit dan suhu ini jelas berpengaruh pada potensi pemanfaatan brine untuk binary system. Walau begitu, saat keluar dari sumur suhunya masih relatif tinggi sehingga peluang pengembangan tetap terbuka.

Melihat arah bisnis ke depan, penerapan binary cycle di PLTP Geodipa Dieng masih menjadi bagian dari rencana jangka panjang. Energi sisa yang selama ini terbuang memiliki potensi untuk diolah kembali menjadi listrik, sehingga mendukung efisiensi dan meningkatkan kontribusi energi terbarukan di Indonesia. Dengan kesiapan predictive maintenance, kajian sistem binary yang terus berjalan, dan potensi brine yang masih bisa dimanfaatkan, masa depan PLTP Geodipa di Dieng semakin menjanjikan sebagai pionir energi bersih tanah air.

Saksikan diskusinya di: YouTube | Instagram | TikTok | Facebook

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *