Dalam dunia akademik, karya ilmiah menjadi indikator utama pencapaian mahasiswa di jenjang pendidikan tinggi. Dua karya ilmiah yang umum dijumpai adalah skripsi (untuk program sarjana/S1) dan tesis (untuk program magister/S2). Meski keduanya sama-sama merupakan bentuk penelitian ilmiah, terdapat sejumlah perbedaan mendasar yang mencerminkan tingkat pendidikan, kedalaman kajian, serta kontribusi keilmuan.

1. Tingkat Kompleksitas Permasalahan

Skripsi pada umumnya mengangkat permasalahan yang sederhana dan spesifik. Fokus utama skripsi adalah mengasah kemampuan dasar mahasiswa dalam menerapkan teori dan metode penelitian terhadap masalah yang terdefinisi dengan jelas dan sempit. Sebaliknya, tesis di jenjang S2 menuntut mahasiswa untuk mengkaji permasalahan yang lebih kompleks dan luas. Kompleksitas ini mencerminkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang lebih tinggi, serta penguasaan materi yang lebih matang.

2. Cakupan Penelitian

Penelitian dalam skripsi biasanya terbatas pada penerapan metode yang telah ada, tanpa melakukan banyak adaptasi atau modifikasi. Tujuannya lebih ke arah membuktikan pemahaman terhadap konsep dan metode ilmiah. Di sisi lain, tesis mencakup penelitian yang lebih luas dan memungkinkan adanya adaptasi metode sesuai dengan konteks permasalahan. Hal ini menuntut mahasiswa S2 untuk lebih aktif dalam merancang pendekatan penelitian yang tepat guna.

3. Kedalaman Teori

Dalam penyusunan skripsi, mahasiswa cukup menggunakan teori-teori dasar yang relevan dengan topik penelitian. Sementara itu, tesis menuntut kajian teori yang lebih mendalam dan komprehensif. Tak hanya memahami teori, mahasiswa magister juga diharapkan mampu menerapkannya secara inovatif, serta membandingkan berbagai pendekatan teoritis yang relevan dengan konteks penelitiannya.

4. Tingkat Kebaruan Penelitian

Kontribusi skripsi terhadap pengembangan ilmu bersifat minimal, karena fokusnya adalah membuktikan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian dasar. Sebaliknya, tesis mengharuskan adanya unsur kebaruan (novelty), baik berupa pengembangan model, pendekatan baru, maupun pemecahan masalah dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ini menjadi indikator penting bahwa mahasiswa S2 tidak hanya menjadi pengguna ilmu, tetapi juga kontributor terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Metodologi Penelitian

Skripsi biasanya menggunakan metode penelitian standar atau baku, seperti studi pustaka, survei sederhana, atau analisis deskriptif. Tesis menuntut penerapan metode yang lebih canggih dan analisis yang lebih mendalam, termasuk penggunaan pendekatan kuantitatif atau kualitatif lanjutan, triangulasi data, hingga pemodelan kompleks.

Dapatkan versi videonya di:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *