Dalam penulisan artikel ilmiah atau teknis, hal-hal kecil sering kali terlewat, padahal berdampak besar pada kualitas dokumen. Salah satunya adalah cara kita menyebut Gambar atau Figure di dalam teks. Mungkin terdengar sepele, tetapi salah penulisan bisa dianggap kesalahan editorial yang serius, terutama di jurnal atau publikasi bereputasi.
Mari kita simak contoh kasus berikut:
“Kalau ada sebuah artikel, di situ ada gambar. Lalu di atasnya ada tulisannya: ‘Ada perbedaan temperatur kabin yang signifikan karena pemasangan kipas tambahan sebagaimana disajikan pada gambar lima.’ Seolah-olah tidak ada yang salah. Tetapi ini keliru. Di mana kelirunya? Huruf G seharusnya ditulis kapital.”
Kenapa huruf G pada kata Gambar harus kapital saat menyebut “Gambar 5” dalam teks?
Hal ini terkait dengan standar penulisan cross reference (referensi silang). Dalam dokumen ilmiah yang baik, setiap kali kita menyebut Gambar, Tabel, atau Bab di dalam paragraf, penulis biasanya menggunakan fitur cross reference. Fungsinya sangat penting:
-
Memudahkan navigasi. Dalam dokumen digital (misalnya PDF), pembaca bisa mengklik “Gambar 5” dan langsung melompat ke gambar tersebut.
-
Konsistensi penomoran. Jika urutan gambar berubah, cross reference akan memperbarui nomor secara otomatis tanpa perlu diubah manual.
-
Meningkatkan profesionalitas. Jurnal bereputasi sangat menekankan aspek editing yang rapi dan konsisten, termasuk hal kecil seperti huruf kapital.
Karena cross reference memperlakukan kata seperti “Gambar” sebagai entitas resmi (label), maka penulisannya harus konsisten menggunakan huruf kapital, misalnya Gambar 5, bukan gambar 5. Sama halnya dengan istilah Figure 5 dalam publikasi berbahasa Inggris.
“Kalau Bapak Ibu menemukan di publikasi yang bagus, kan ada Gambar 5, kadang-kadang warnanya biru. Diklik langsung menuju ke Gambar 5, atau menuju ke Gambar 7. Gambarnya tidak harus langsung di bawah teksnya, tetapi dipanggil atau disebut (mention) di sini. Karena mention-nya tidak manual tetapi menggunakan cross reference, maka kalau di sini ‘Gambar’ huruf G-nya besar, maka di semua tempat juga harus huruf G besar.”
Kesimpulannya, meski terlihat sederhana, penggunaan huruf kapital pada kata Gambar saat merujuk ke ilustrasi tertentu adalah bagian dari standar penulisan ilmiah yang baik. Selain membuat dokumen terlihat lebih profesional, hal ini juga memudahkan pembaca dalam menavigasi isi dokumen.
Jadi, mulai sekarang, pastikan Anda selalu menulis Gambar 1, Gambar 2, dan seterusnya, bukan gambar 1 atau gambar 2. Detail kecil ini adalah tanda Anda peduli pada kualitas karya tulis ilmiah Anda.