Jepara, 14 Juli 2025 – Tantangan peningkatan kualitas proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) tak hanya bergantung pada para pengusulnya, tetapi juga pada para reviewer yang memiliki tanggung jawab menilai secara adil, objektif, dan konstruktif. Inilah semangat yang diusung dalam Workshop Pelatihan Reviewer Penelitian dan PkM yang diselenggarakan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara pada Senin, 14 Juli 2025.
Dalam kesempatan tersebut, saya mendapat kehormatan menjadi pemantik diskusi dengan materi bertajuk “Teknik Mereview Proposal Penelitian dan PkM”. Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama yang sangat penting, mengingat peran reviewer bukan sekadar memberikan skor, tetapi juga sebagai penjamin mutu akademik.
Meninjau Kode Etik dan Fungsi Reviewer
Materi pelatihan dibuka dengan pemahaman mengenai kode etik reviewer, yang menekankan integritas, objektivitas, keterbukaan, dan kerahasiaan. Reviewer harus mampu menilai proposal sesuai kompetensi dan panduan yang berlaku, tanpa adanya konflik kepentingan.
Lebih dari itu, fungsi reviewer juga dibahas secara menyeluruh, mulai dari mendeteksi kesalahan teknis, menilai kebaruan dan kelayakan gagasan, hingga memberikan masukan edukatif demi menjamin integritas akademik dan capaian luaran.
Teknik Mereview: Antara Ketelitian dan Pemahaman Kontekstual
Pelatihan ini tidak hanya membahas teori, tetapi juga menyajikan tips praktis dalam mereview proposal, baik untuk skema penelitian maupun PkM. Beberapa hal penting yang ditekankan antara lain:
-
Pemahaman terhadap panduan dan skema yang ditetapkan oleh LPPM.
-
Pemeriksaan keterkaitan topik dengan renstra institusi dan state of the art kajian.
-
Penilaian terhadap metodologi, kejelasan luaran, serta alokasi anggaran dan jadwal pelaksanaan.
-
Pendeteksian potensi pelanggaran etika, termasuk penggunaan AI secara tidak etis.
-
Pemberian komentar yang konstruktif dan membangun, bukan sekadar kritik.
Pada bagian akhir, saya menegaskan bahwa reviewer bukan hakim yang menjatuhkan vonis, melainkan fasilitator akademik yang mendampingi rekan sejawat agar proposalnya mencapai standar mutu terbaik.
Mendorong Reviewer yang Adaptif dan Bertanggung Jawab
Dunia akademik terus berubah. Tantangan digitalisasi, tuntutan luaran internasional, serta dinamika kebijakan riset dan pengabdian membuat reviewer dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi. Pelatihan seperti ini diharapkan mampu mencetak reviewer yang tidak hanya paham teknik, tapi juga beretika, reflektif, dan bertanggung jawab.
Terima kasih kepada UNISNU Jepara atas undangan dan penyelenggaraan kegiatan yang inspiratif ini. Semoga langkah ini dapat memperkuat ekosistem riset dan pengabdian di perguruan tinggi, demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.