Menulis artikel ilmiah bukan hanya soal ide cemerlang, data yang kuat, atau kontribusi besar pada ilmu pengetahuan. Ada satu faktor penting yang sering luput dari perhatian banyak penulis, yaitu presentasi artikel itu sendiri. Mari bayangkan: gagasanmu brilian, novelty (kebaruan) jelas, kontribusi nyata. Namun, jika artikelmu disusun berantakan, bahasa acak-acakan, grafik tak jelas, atau tabel semrawut—editor dan reviewer bisa langsung menolak naskahmu. Sayang sekali, bukan?
Bahasa Harus Benar dan Mengalir
Salah satu aspek krusial adalah kebahasaan. Kalau menulis dalam bahasa Inggris, bukan hanya soal grammar yang benar, tetapi juga bagaimana tulisanmu mengalir secara alami. Pilihan kata (diksi) mesti akurat dan bervariasi. Untuk memperkaya kosakata, kamu bisa memanfaatkan aplikasi seperti Desaurus, yang membantu menemukan variasi kata agar tulisan tidak terasa monoton.
Selain itu, penting juga memastikan penggunaan kata yang kontekstual. Misalnya, dalam dunia teknik (engineering), istilah performance mungkin lebih tepat digunakan daripada sekadar ability, sedangkan di bidang sosial, kata capability atau competency bisa lebih relevan. Jadi, kenali betul konteks bidangmu agar pilihan kata tepat sasaran.
Gambar dan Grafik: Bukan Hiasan Semata
Dalam artikel ilmiah, gambar atau grafik bukan sekadar pemanis. Setiap gambar wajib memiliki judul sumbu (axis title) yang jelas. Kalau membuat grafik, jelaskan sumbu X dan Y secara spesifik: apa yang diukur, satuannya apa, skalanya bagaimana. Ini membuat pembaca atau reviewer langsung paham informasi yang ingin kamu sampaikan.
@mujisetiyo_ ✍️ Menulis artikel bukan hanya soal menyampaikan informasi, tapi juga bagaimana membuatnya nyaman untuk dibaca. Artikel yang enak dibaca akan lebih mudah dipahami dan meninggalkan kesan yang kuat. Yuk, mulai perhatikan alur, pilihan kata, dan struktur tulisan! #artikelilmiah #tipsmenulis #publikasiilmiah
Penyajian Tabel Juga Ada Aturannya
Jangan remehkan penyajian tabel. Ada aturan detail yang harus kamu perhatikan, terutama ketika artikelmu akan diterjemahkan ke bahasa Inggris. Dalam tulisan berbahasa Indonesia, angka desimal menggunakan koma (misalnya 3,14). Namun, saat dialihbahasakan ke bahasa Inggris, tanda desimal berubah menjadi titik (3.14). Kesalahan sepele seperti ini sering terjadi, padahal berdampak besar pada keakuratan data.
Manfaatkan Aplikasi Pendukung
Kemampuan mempresentasikan artikel tidak datang tiba-tiba. Rajin membaca dan menulis adalah kuncinya. Selain itu, jangan ragu memanfaatkan aplikasi pendukung seperti Quillbot, Grammarly, atau software pengolah data untuk membantu merapikan bahasa, menyusun tabel, atau membuat grafik yang informatif. Jangan lupa juga melatih kecakapan komputer. Keterampilan ini sangat diperlukan saat mengatur layout artikel, mengolah data, hingga menyusun ilustrasi visual yang mendukung naskahmu.
Menulis Itu Proses, Bukan Instan
Banyak yang berpikir cukup ikut kelas menulis, lalu langsung bisa membuat artikel ilmiah yang “wah.” Padahal, menulis itu kebiasaan. Harus dibangun lewat proses panjang: banyak membaca, sering berlatih menulis, dan memahami prinsip-prinsip presentasi yang baik. Karena pada akhirnya, artikel yang enak dibaca, enak dilihat, bukan muncul begitu saja, melainkan lahir dari kebiasaan sekaligus pemahaman konsep.
Semoga tulisan ini memotivasimu untuk terus belajar dan menghasilkan artikel ilmiah yang tidak hanya berkualitas dari sisi gagasan, tetapi juga menawan dalam presentasi!