Preprint sering disebut sebagai salah satu bentuk open science yang paling progresif. Melalui platform ini, peneliti bisa membagikan hasil risetnya secara terbuka sebelum melalui proses peer review di jurnal ilmiah. Tujuannya sederhana namun mulia: mempercepat penyebaran pengetahuan.
Bayangkan, jika seorang peneliti menemukan obat yang efektif untuk penyakit yang sedang mewabah, publikasi di preprint memungkinkan informasi tersebut segera diakses oleh peneliti lain, dokter, dan masyarakat. Tidak perlu menunggu proses penerbitan jurnal yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan.
Namun, di balik manfaatnya, preprint juga menyimpan risiko. Konten yang sudah diunggah ke platform preprint akan langsung muncul di Google Scholar dan dapat disitasi, meskipun artikel tersebut belum melewati proses review yang ketat. Jika ternyata kualitasnya belum memadai atau artikelnya ditolak oleh jurnal tujuan, reputasi peneliti bisa terdampak.
Karena itu, preprint sebaiknya digunakan oleh peneliti yang sudah benar-benar yakin akan mutu karyanya. Jika masih ragu atau sedang fokus mengejar jumlah publikasi, mungkin lebih baik menunggu hingga artikel siap sepenuhnya.
Saat ini tersedia berbagai platform preprint, di antaranya:
-
MDPI Preprints – dikelola oleh penerbit MDPI.
-
SSRN – milik Elsevier.
-
OSF (Open Science Framework) – platform independen berbasis komunitas.
Kesimpulannya, preprint adalah sarana berbagi pengetahuan yang sangat berguna jika digunakan dengan tepat. Kuncinya adalah memastikan artikel sudah solid sebelum dibuka ke publik, karena begitu dipublikasikan, jejak digitalnya akan sulit dihapus.