Bagi dosen, peneliti, maupun mahasiswa pascasarjana, publikasi di jurnal atau prosiding yang terindeks Scopus menjadi salah satu tolok ukur prestasi akademik. Tak heran jika konferensi internasional dengan iming-iming “pasti terindeks Scopus” selalu menarik perhatian. Namun, di balik maraknya penawaran tersebut, tidak sedikit konferensi yang hanya menjanjikan tanpa kepastian kontrak publikasi. Lalu, bagaimana cara kita membedakan mana konferensi yang kredibel dan mana yang sekadar janji manis?
Mengapa Perlu Waspada?
Mengikuti konferensi bukan hanya soal menyampaikan hasil riset, tetapi juga investasi waktu, tenaga, dan biaya. Tiket, akomodasi, dan biaya registrasi bisa mencapai jutaan rupiah. Jika ujung-ujungnya prosiding tidak terindeks Scopus, tentu mengecewakan. Lebih dari itu, publikasi di konferensi abal-abal bisa berdampak buruk pada reputasi akademik penulis.
Karena itu, langkah verifikasi sejak awal sangat penting.
1. Periksa Informasi di Flyer
Flyer konferensi biasanya memuat informasi dasar: tema, jadwal, tempat, biaya registrasi, dan publisher prosiding. Namun jangan langsung percaya begitu saja. Klaim seperti “akan diterbitkan di Scopus proceeding” perlu dipertanyakan lebih lanjut.
Flyer yang baik biasanya mencantumkan detail:
-
Nama penerbit prosiding (misalnya IEEE, AIP, IOP, Elsevier, Springer).
-
Nomor ISBN atau ISSN prosiding.
-
Penjelasan mengenai proses seleksi artikel.
Jika informasi terlalu umum dan hanya menekankan kata “Scopus”, kita patut curiga.
2. Tanyakan Bukti Kontrak Publikasi
Cara paling praktis untuk memastikan kredibilitas konferensi adalah menghubungi langsung penyelenggara. Nomor atau email kontak biasanya tercantum di flyer.
Pertanyaan kunci yang bisa diajukan:
-
Apakah konferensi ini sudah memiliki kontrak dengan penerbit terindeks Scopus?
-
Jika iya, bisakah ditunjukkan bukti kontraknya?
Bukti kontrak tidak harus ditampilkan penuh, karena sebagian memang bersifat rahasia (confidential). Namun, halaman muka kontrak biasanya bisa ditunjukkan. Dari situ kita bisa melihat apakah memang ada kesepakatan dengan penerbit tertentu.
Penyelenggara yang kredibel biasanya tidak keberatan memberikan bukti ini, minimal dalam bentuk screenshot.
3. Jangan Terpukau Janji “Pasti Accepted”
Salah satu ciri konferensi abal-abal adalah janji bahwa semua artikel akan diterima tanpa seleksi. Padahal, konferensi bereputasi selalu menekankan review process. Artikel tetap harus melewati seleksi dan perbaikan sebelum diterbitkan.
Sebagai contoh:
-
IEEE Conference selalu memiliki peer review dan revisi.
-
AIP dan IOP Proceeding juga hanya menerima artikel yang sudah melewati seleksi.
Jika ada penyelenggara yang menjanjikan “semua pasti diterima” tanpa seleksi, itu patut dicurigai.
4. Lakukan Cross-Check dengan Database Penerbit
Selain bertanya langsung, kita bisa memeriksa kebenaran informasi melalui:
-
Website resmi penerbit prosiding (misalnya AIP Publishing, IOPscience, atau IEEE Xplore).
-
Daftar konferensi terdaftar di masing-masing penerbit.
-
Database Scopus, meskipun perlu akun institusi untuk akses penuh.
Jika konferensi tersebut benar-benar memiliki kontrak, biasanya akan tercatat di situs penerbit.
5. Pahami Bahwa Scopus Bukan Jaminan Abadi
Satu hal yang perlu dipahami: meskipun konferensi memiliki kontrak, tidak berarti prosiding akan selamanya berada di Scopus. Scopus bisa melakukan evaluasi berkala. Jika kualitas rendah, prosiding bisa saja tidak lagi diindeks. Karena itu, selalu penting mengecek reputasi penyelenggara dan track record konferensi sebelumnya.
@mujisetiyo_ Bagaimana memastikan prosiding seminar internasional terindeks di Scopus? Ini dia triknya!!! #Scopus #profmujisetiyo #unimma #prosiding #dosen
Tips Praktis untuk Dosen dan Peneliti Muda
-
Jangan tergesa-gesa membayar biaya registrasi hanya karena janji “Scopus guaranteed”.
-
Bandingkan beberapa konferensi sebelum memutuskan.
-
Cari tahu testimoni peserta konferensi sebelumnya.
-
Prioritaskan konferensi yang diselenggarakan asosiasi resmi, universitas ternama, atau organisasi profesi yang kredibel.
Tidak semua konferensi yang mengklaim “Scopus indexed” benar-benar kredibel. Langkah sederhana seperti mengecek flyer, meminta bukti kontrak, hingga cross-check di situs penerbit bisa menghindarkan kita dari kekecewaan besar. Ingat, transparansi adalah kunci. Jika penyelenggara jujur dan memiliki kontrak resmi, mereka biasanya tidak keberatan menunjukkan bukti. Sebagai akademisi, kita perlu kritis agar publikasi bukan sekadar mengejar angka, tetapi juga menjaga integritas ilmiah.