Beberapa waktu lalu, sebuah video viral memperlihatkan kentang yang seolah-olah “terbang” dari atas gunung menuju jalan raya. Bukan sulap, bukan sihir. Itu nyata, dan terjadi di Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya. Bagi masyarakat “kerekan” berarti sistem pengangkutan kentang menggunakan tali dan mesin diesel. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 25 Mei 2025, saya berkesempatan mengunjungi langsung lokasi yang ramai dibicarakan warganet. Di sinilah kisah inovasi sederhana dari pegunungan dimulai.

@mujisetiyo_

Kentang Terbang di Kawasan Dieng | Petani kentang mentransportasikan kentang melalui udara. #kentang #dieng #diengwonosobo #fisika #wisata

♬ suara asli – Muji Setiyo – Muji Setiyo

Ketika Kentang Tak Lagi Dipikul

Bayangkan Anda seorang petani di lereng pegunungan. Setiap kali panen, Anda harus memikul karung-karung kentang menuruni bukit, menyusuri jalan setapak yang sempit, terjal, dan licin. Inilah yang dulu harus dihadapi para petani di Kerekan sebelum sistem pengangkutan sederhana ini hadir.

Kini, mereka tak lagi memikul beratnya panen. Cukup letakkan kentang di keranjang gantung, tarik tuas, dan… dalam dua menit saja, kentang sudah sampai ke bawah. Bukan naik helikopter atau drone, tapi lewat sistem kerekan sederhana yang digerakkan mesin diesel.

Teknologi Rakyat, Inovasi yang Mengakar

Yang lebih mencengangkan, alat ini bukan buatan pabrik atau proyek pemerintah. Sistem kerekan ini dibuat lebih dari 20 tahun lalu oleh Pak Samaun, seorang warga lokal. Mesin penggeraknya menggunakan diesel, dengan sistem pelumasan sederhana menggunakan botol plastik bekas yang meneteskan oli secara perlahan. Bukan canggih dalam standar laboratorium, tapi jenius dalam konteks kebutuhan masyarakat. Alat ini bisa mengangkat puluhan kilogram kentang dari atas bukit ke titik kumpul dekat jalan raya yang efisien, murah, dan bisa diandalkan.

Ajakan untuk Mahasiswa Teknik Mesin: Mari Terlibat

Melihat alat ini bekerja, saya tak bisa tidak berpikir: Bagaimana jika sistem ini ditingkatkan? Bayangkan jika tenaga diesel bisa diganti dengan bahan bakar nabati seperti CPO (Crude Palm Oil) atau bahkan energi terbarukan lainnya. Atau jika sistem kerekan ini bisa dilengkapi dengan kontrol otomatis, sistem keamanan modern, bahkan aplikasi pengendali jarak jauh. Saya mengajak rekan-rekan dari  teknik mesin, teknik elektro, dan mekatronika, baik mahasiswa maupun profesional,  untuk turun langsung ke lapangan, ke kebun-kebun kentang seperti di Kerekan. Di sinilah teknologi bisa benar-benar membumi, menyelesaikan persoalan konkret, bukan sekadar proyek di atas kertas. Inilah salah satu bentuk nyata dari teknologi untuk kemanusiaan. Ketika alat sederhana bisa mengurangi beban kerja petani, memangkas biaya produksi, mempercepat distribusi hasil panen, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani, maka sejatinya kita telah menciptakan dampak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *