Menulis artikel ilmiah kerap menjadi tantangan tersendiri, baik bagi peneliti pemula maupun yang sudah berpengalaman. Sering kali kita merasa minder karena merasa gagasan kita “biasa saja”, atau metode yang kita pakai terlalu umum. Padahal, tidak semua artikel harus sempurna di segala lini. Yang penting, ada sesuatu yang membuatnya bernilai.

Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi satu panduan praktis yang saya rumuskan dari pengalaman mengajar dan mendampingi mahasiswa serta rekan dosen. Panduan ini bisa kita sebut sebagai “empat pilar novelty dalam artikel ilmiah”, terutama untuk jenis tulisan original research paper (ORP).

Struktur Dasar Artikel: Menjawab Pertanyaan Ilmiah

Sebelum bicara soal kebaruan (novelty), mari kita lihat struktur dasarnya dulu. Sebuah artikel ilmiah biasanya terdiri dari:

  1. Pendahuluan: Apa yang dilakukan, dan mengapa itu dilakukan.

  2. Metode: Bagaimana penelitian dilakukan.

  3. Hasil: Apa yang ditemukan.

  4. Diskusi: Apa arti dari temuan tersebut.

Struktur ini ibarat body tag yang harus dijawab dengan tepat. Pendahuluan membuka konteks dan urgensi. Metode menjelaskan proses. Hasil memaparkan data. Diskusi memberikan makna.

Tapi, apa yang membuat artikel kita berbeda dari yang lain?

Empat Sumber Kebaruan (Novelty)

Setidaknya, ada empat titik di mana kebaruan bisa dimunculkan:

Gagasan Baru (Novelty pada Ide)
Ini adalah bentuk kebaruan paling kuat. Penelitian Anda menyajikan pertanyaan baru, sudut pandang baru, atau menjawab celah penelitian yang belum disentuh sebelumnya. Bonus besar jika diikuti dengan metode dan interpretasi yang juga baru.

Metode Baru atau Lebih Efisien (Novelty pada Cara)
Mungkin gagasan Anda tidak benar-benar baru. Tapi jika Anda menggunakan metode yang lebih sederhana, lebih murah, lebih efisien, atau lebih akurat, itu juga termasuk novelty.

Penyajian Hasil yang Unik (Novelty pada Presentasi Data)
Bisa jadi ide dan metode Anda serupa dengan penelitian sebelumnya. Tapi Anda menyajikan data dengan cara yang lebih mudah dipahami, visualisasi yang intuitif, atau struktur narasi yang lebih mengalir. Itu juga bentuk kebaruan.

Diskusi dengan Sudut Pandang Baru (Novelty pada Interpretasi)
Ketika semua hal di atas terasa “biasa”, jangan putus asa. Anda masih bisa menawarkan diskusi yang segar: menggunakan pendekatan teoritik berbeda, membandingkan dengan studi yang jarang dirujuk, atau melihat fenomena dari sudut yang tidak biasa.

Tidak Harus Sempurna, Tapi Harus Punya “Sesuatu”

Idealnya, artikel yang kuat memiliki keempat-empatnya. Tapi dalam praktiknya, memiliki satu saja sudah cukup untuk menarik perhatian editor dan reviewer. Jangan merasa minder kalau belum bisa menulis artikel yang “sempurna”. Yang penting, pastikan ada satu nilai tambah yang Anda tawarkan. Dan yang tak kalah penting: jangan menyerah. Meski gagasan kita terasa mentok, metode terbatas, data sederhana, dan bahasan seadanya, tetaplah menulis dan tetaplah publikasi. Sebab keberanian untuk menyumbang pengetahuan, sekecil apa pun itu, adalah bagian dari tanggung jawab keilmuan kita.

Ketika gagasan mentok dan metode terbatas, jangan berhenti menulis. Tetap ada ruang kebaruan di cara Anda memaknai dan menyampaikannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

 

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..