Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “jurnal predator” semakin sering terdengar di kalangan akademisi. Fenomena ini muncul seiring maraknya penerbitan ilmiah yang lebih mementingkan keuntungan finansial ketimbang menjaga integritas dan etika publikasi. Alih-alih menjadi wadah penyebaran ilmu pengetahuan, jurnal predator justru menimbulkan masalah serius bagi kualitas riset dan kredibilitas akademik.

Apa Itu Jurnal Predator?

Jurnal predator adalah publikasi yang mengabaikan standar etika dan praktik terbaik dalam penerbitan ilmiah. Tujuan utama mereka bukan menyebarkan pengetahuan baru, melainkan mencari keuntungan dari biaya publikasi yang dibebankan kepada penulis. Sayangnya, banyak peneliti, terutama yang masih baru, terjebak karena iming-iming proses publikasi cepat dan mudah.

Masalah Utama Jurnal Predator

Ada sejumlah ciri khas yang menandai rendahnya kualitas artikel yang dipublikasikan di jurnal predator:

  • Tidak ada kebaruan ilmiah. Artikel sering hanya mengulang data tanpa analisis mendalam atau kontribusi baru.

  • Metodologi yang tidak jelas. Banyak penelitian yang dipublikasikan tidak menggunakan metode yang sesuai dengan hipotesisnya, sehingga hasilnya tidak bisa dipercaya.

  • Tidak ada telaah kritis terhadap penelitian sebelumnya. Padahal, penelitian berkualitas selalu berangkat dari evaluasi mendalam terhadap literatur yang ada.

  • Standar editorial yang buruk. Mulai dari tata bahasa kacau, tipografi tidak konsisten, hingga gambar resolusi rendah.

  • Proses review mencurigakan. Artikel bisa diterima hanya dalam hitungan hari, padahal review sejati butuh waktu berminggu-minggu.

Dampak Bagi Dunia Akademik

Keberadaan jurnal predator bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga mengancam integritas ilmu pengetahuan. Publikasi semacam ini dapat:

  • Mengacaukan literatur ilmiah dengan temuan yang tidak terverifikasi.

  • Membingungkan peneliti lain yang mencari sumber rujukan terpercaya.

  • Merusak reputasi peneliti yang tanpa sadar menerbitkan karya di jurnal tersebut.

  • Menurunkan kredibilitas lembaga akademik yang karyanya tercampur dengan publikasi tidak valid.

Cara Mengenali Jurnal Predator

Agar terhindar dari jebakan jurnal predator, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan:

  1. Periksa kualitas artikel yang sudah terbit. Apakah ada analisis kritis dan kontribusi nyata terhadap pengetahuan?

  2. Lihat proses editorial. Waspadai jika penerimaan artikel terlalu cepat tanpa koreksi substansial.

  3. Amati tampilan dan penyajian. Typo, bahasa berantakan, serta gambar yang buram bisa jadi sinyal buruk.

  4. Telusuri reputasi penerbit. Pastikan jurnal masuk dalam indeks terpercaya dan tidak ada peringatan dari komunitas akademik.

Jurnal predator adalah ancaman nyata bagi dunia akademik. Mereka menciptakan ilusi publikasi ilmiah, tetapi tanpa rigor, etika, dan kontribusi ilmiah yang seharusnya menjadi fondasi riset. Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci. Dengan mengenali ciri-cirinya, peneliti, institusi, maupun mahasiswa dapat menghindari jebakan jurnal predator dan memastikan hasil penelitian tetap berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya.

Dapatkan versi videonya di: YouTube | Instagram | TikTok | Facebook

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

 

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..