Dalam menulis artikel ilmiah, salah satu elemen yang sering terabaikan tetapi justru sangat krusial adalah kontribusi riset. Tidak sedikit penulis yang terlalu fokus pada data dan metode, namun lupa menjelaskan: apa sebenarnya sumbangan pemikirannya terhadap ilmu pengetahuan atau masyarakat? Kontribusi bukan sekadar pelengkap, melainkan jiwa dari sebuah artikel ilmiah. Dan menariknya, kontribusi ini tidak hanya ditulis satu kali di satu bagian saja, tapi harus tersirat dan tersurat sejak awal hingga akhir naskah. Mari kita telaah secara runtut bagaimana kontribusi bisa diletakkan secara strategis dalam struktur artikel.

1. Pengantar Kontribusi di Pendahuluan

Di bagian pendahuluan, kontribusi tidak ditulis secara gamblang dengan kalimat “kontribusi dari riset ini adalah…”. Justru, ia harus muncul secara halus, sebagai bagian dari alur narasi ilmiah. Reviewer dan editor yang membaca pendahuluan akan bertanya dalam hati: riset ini akan berdampak ke mana? Misalnya, dalam konteks global, riset kita mungkin berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti energi bersih dan terjangkau (SDG 7). Atau dalam konteks nasional, bisa diarahkan pada penguatan daya saing bangsa, kemandirian teknologi, atau pemecahan persoalan sosial tertentu.

2. Penjelasan Kontribusi dalam Diskusi

Masuk ke bagian diskusi, inilah tempat kontribusi dijabarkan lebih detail. Apa arti temuan riset kita dalam konteks yang lebih luas? Apakah ia memperbaiki hasil riset sebelumnya? Apakah ia membantah temuan lama dengan bukti yang lebih kuat? Membantah riset sebelumnya, jika dilakukan dengan landasan yang baik, justru bisa menjadi bentuk kontribusi baru. Artinya, kita tidak sekadar mengulang atau melengkapi, tetapi membuka perspektif yang benar-benar segar.

3. Penegasan Kontribusi dalam Kesimpulan

Terakhir, kontribusi perlu ditegaskan kembali di bagian kesimpulan. Di sinilah kita menyampaikan harapan jangka panjang dari riset tersebut. Misalnya: “Jika temuan ini diterapkan dalam skala luas, maka dapat meningkatkan efisiensi energi rumah tangga hingga 20%”, atau “Metode ini memungkinkan proses produksi menjadi lebih ramah lingkungan.” Dengan format seperti ini, pengantar di pendahuluan, penjelasan di diskusi, dan penegasan di kesimpulan, maka artikel yang kita tulis akan memiliki narasi kontribusi yang utuh dan meyakinkan. Bukan hanya data yang kuat, tapi juga makna yang dalam.

Artikel ilmiah yang baik bukan hanya mengisi ruang di jurnal, tapi harus memberi jejak pemikiran, menjadi pemicu diskusi, bahkan membuka jalan bagi riset lanjutan atau kebijakan baru. Dengan membingkai kontribusi secara tepat, kita sedang membangun artikel yang powerful dan meaningful, dua kualitas yang akan selalu dicari oleh editor, reviewer, dan pembaca ilmiah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

 

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..