Engine Control Unit (ECU) memerlukan masukan untuk menentukan posisi sudut engkol dan/atau sudut camshaft. Untuk bisa mendeteksi sebuah posisi, dilakukan dengan menggunakan sensor yang mengeluarkan tegangan saat medan magnet disekitarnya berubah. Medan magnet diubah dengan menggunakan roda bergigi yang terbuat dari bahan ferrous. Hal ini kemudian dievaluasi oleh ECU untuk mengetahui seberapa cepat putaran mesin (rpm) dan dimana posisi siklus mesinnya.
Variable Reluctance (VR) Sensor juga dikenal sebagai mag (magnetic) sensors yang dibuat dengan lilitan kawat yang mengelilingi magnet permanen, yang mirip dengan solenoid. VR sensor tidak memerlukan sumber tegangan eksternal dan memiliki dua kabel, sinyal dan ground.
Aplikasi pada kendaraan diantaranya untuk sensor kecepatan putar mesin dan posisi crank untuk menentukan pengapian, sensor kecepatan pada transmisi otomatis, dan sensor kecepatan putar roda pada ABS dan sistem kontrol traksi.
Gambar 1 Konsep Variable Reluctance (VR) Sensor
Gambar 2 Contoh crank sensor
Gambar 3 Contoh penempatan crank sensor
Baca Juga:
- Dioda: Cara Kerja, Karakteristik, dan Aplikasinya
- Dioda Zener: Cara Kerja, Karakteristik, dan Aplikasinya
- Photo Dioda: Karakteristik, Cara Kerja dan Aplikasinya
- Light Emitting Diode (LED)
- Transistor: Jenis, Cara Kerja, dan Aplikasinya
- Integrated Circuit (IC)
- Thermistor: Karakteristik, Cara Kerja, dan Aplikasinya
- Thermokopel: Karakteristik, Cara Kerja, dan Aplikasinya
- Hall Effect Sensor
- MAP Sensor
Referensi:
Setiyo, M. (2017) Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive Electricity and Electronics). Edited by A. Burhanudin. Magelang: UNIMMA Press.
[…] Variable Reluctance Sensors […]
[…] halnya Variable Reluctance Sensors, Hall Effect Sensor digunakan terutama untuk mengukur rpm dan menentukan posisi poros engkol atau […]