Pada 18 Juni 2025, saya bersama Prof. Parmin mendapat kesempatan untuk berbagi pandangan dan pengalaman dalam acara yang diselenggarakan oleh LLDikti Wilayah VI Jawa Tengah di Hotel Khas Tegal dengan tajuk “Pendampingan peningkatan kualitas jurnal ilmiah bagi Perguruan Tinggi Swasta di LLDikti 6 Jawa Tengah”. Forum ini mempertemukan para editor jurnal dari perguruan tinggi swasta (PTS) se-Jawa Tengah, dengan semangat untuk memperkuat posisi jurnal ilmiah yang dikelola oleh institusi masing-masing. Saya hadir sebagai narasumber dengan membawakan materi bertajuk “Partisipasi Institusi/Lingkungan untuk Reputasi Jurnal”. Materi ini lahir dari pengalaman saya sebagai Editor-in-Chief jurnal Automotive Experiences, dan juga dari berbagai dinamika yang saya temui selama mengelola jurnal di lingkungan PTS.
Evaluasi Kritis atas Posisi Jurnal
Salah satu hal yang saya tekankan dalam sesi ini adalah pentingnya mengevaluasi posisi jurnal kita, tidak hanya dari jumlah artikel yang terbit, tetapi juga dari sisi novelty, kualitas penyajian, dan dampak global-nasional. Jurnal yang baik cenderung memiliki scope yang fokus, serta mampu menyuguhkan artikel-artikel yang relevan dan bermutu tinggi. Saya mengajak peserta untuk melihat ulang elemen-elemen penting yang membentuk reputasi jurnal: input, proses, output, dan outcome, serta bagaimana keempatnya bisa ditopang oleh kebijakan dan atmosfer institusi.
Kolaborasi Editor dan Institusi adalah Kunci
Pengelolaan jurnal ilmiah bukanlah tugas individu, melainkan kerja kolektif yang melibatkan editor, reviewer, dan dukungan kuat dari institusi. Dalam forum yang saya hadiri, saya menekankan bahwa keberhasilan sebuah jurnal tidak semata hasil dari ketekunan tim redaksi, melainkan juga ditentukan oleh sejauh mana institusi memberikan dukungan nyata. Ini mencakup penyediaan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai, pendanaan operasional dan pengembangan, fasilitasi kolaborasi riset lintas departemen atau bahkan antar perguruan tinggi, serta pemberian insentif yang layak bagi para editor dan pengelola jurnal. Institusi yang benar-benar serius membangun reputasi jurnal akan melihat keberadaan jurnal ilmiah bukan sekadar pelengkap administrasi akreditasi, tetapi sebagai wajah akademik kampus yang tampil di ranah nasional maupun internasional.
Beberapa Tips Meningkatkan Sitasi dan Metrik Jurnal
Dalam sesi diskusi, saya berbagi sejumlah strategi praktis yang dapat diterapkan oleh editor dan pengelola jurnal untuk meningkatkan visibilitas dan reputasi jurnal mereka. Salah satunya adalah melakukan revisi ulang terhadap aims and scope jurnal agar lebih relevan dengan tema-tema riset masa depan yang bersifat citable dan berdampak. Saya juga mendorong sivitas akademika untuk secara etis mensitasi artikel yang telah diterbitkan dalam jurnal institusinya sendiri saat menulis di jurnal lain, sebagai bentuk kontribusi balik terhadap penguatan jurnal. Selain itu, keterlibatan mahasiswa dalam penulisan review paper berbasis artikel-artikel yang sudah terbit juga menjadi langkah strategis yang tak kalah penting. Tak kalah vital adalah pembentukan grup riset yang selaras dengan ruang lingkup jurnal, yang dapat menjadi ekosistem produktif bagi penulis maupun pembaca. Langkah-langkah ini terbukti efektif dalam mendorong peningkatan metrik seperti CiteScore, h-index, SJR, serta memperkuat eksistensi jurnal dalam indeksasi global.
Sebuah Refleksi Bersama
Saya menyampaikan dengan tegas bahwa sebagai editor, kita tidak hanya bertugas menerima dan menolak artikel. Kita adalah penjaga gawang kualitas ilmiah. Namun, kita tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan institusi adalah fondasi yang memungkinkan jurnal melompat lebih tinggi. Forum ini bukan hanya menjadi ruang berbagi, tetapi juga menjadi pengingat bahwa banyak jurnal di PTS kita sebenarnya sudah sangat potensial. Tinggal menunggu sinergi yang lebih kokoh antara editor dan institusi. Terima kasih kepada LLDikti Wilayah VI atas undangan dan kepercayaannya. Semoga diskusi hangat kita di Hotel Khas Tegal menjadi bahan bakar bagi penguatan jurnal-jurnal kampus swasta di Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.
