Pernahkah Anda membayangkan bahwa sebuah artikel ilmiah itu seperti sebuah bangunan yang berdiri dalam ruang tiga dimensi? Itulah pendekatan visual yang saya gunakan ketika menjelaskan bagaimana kualitas sebuah publikasi ilmiah dapat dipetakan dalam sistem koordinat 3D Kartesian, dengan sumbu X, Y, dan Z yang masing-masing memiliki skala 0 sampai 10.

Bayangkan tiga sumbu itu mewakili tiga aspek utama dari sebuah artikel ilmiah: novelty (kebaruan), kontribusi, dan cara presentasi atau penyajiannya. Ketika sebuah artikel mampu mencapai nilai 8 untuk masing-masing aspek, atau dalam istilah “Kartesian 8-8-8”, maka artikel itu berada dalam accepted area. Dengan kata lain, artikel tersebut layak diterbitkan di jurnal ilmiah karena memiliki kebaruan yang kuat, kontribusi yang nyata, dan disampaikan dengan cara yang baik dan meyakinkan.

Namun, tentu saja, tidak semua artikel, terutama bagi penulis pemula, langsung bisa mencapai level tersebut. Menembus accepted area bukan perkara mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Yang penting adalah bagaimana kita menyiasati keseimbangan antara ketiga aspek tersebut. Kadang, riset yang kita lakukan memang memiliki kebaruan yang tinggi, namun tidak disajikan dengan baik. Atau sebaliknya, artikelnya ditulis dengan rapi dan menarik, tetapi tidak menjawab pertanyaan penting: “Apa kontribusinya?”

Dalam konteks inilah peran reviewer menjadi sangat penting. Ketika artikel yang kita kirim belum sempurna, dan masih berada di titik 7-5-4 atau mungkin 8-6-3 dalam ruang Kartesian, reviewer hadir untuk membantu. Mereka memberikan masukan agar artikel kita bisa terdorong masuk ke zona 8-8-8. Oleh karena itu, jangan takut atau marah ketika mendapat komentar dari reviewer. Sambutlah dengan sukacita. Mereka bukan ingin menjatuhkan, melainkan justru membantu menaikkan kualitas karya kita.

Sebaliknya, jika artikel kita berada di titik 3-3-3, kebaruan tidak tampak, kontribusi tidak jelas, dan penyajiannya buruk, besar kemungkinan artikel tersebut akan langsung ditolak oleh editor, tanpa masuk ke proses review. Inilah yang disebut sebagai auto-rejected. Maka, tugas kita adalah memastikan setidaknya dua dari tiga komponen utama terpenuhi agar artikel masuk dalam review area, bukan langsung ditolak.

Akhirnya, menulis artikel ilmiah bukan hanya soal mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi narasi panjang. Ia adalah seni untuk menyeimbangkan ide baru, memberikan kontribusi nyata bagi keilmuan, dan menyampaikannya secara sistematis dan menarik. Mari kita jaga keseimbangan itu. Syukur-syukur bisa mencapai 8-8-8. Tapi kalau tidak, dua di antara tiga aspek pun cukup untuk membuka jalan menuju penerimaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

 

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..