Hari Kamis, 2 Oktober 2025, saya mendapat kehormatan untuk hadir di Jayapura, tepatnya di GOR Cenderawasih. Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) mengundang saya sebagai Guru Besar Kehormatan dalam acara pengukuhan Prof. Dr. Hendry Yoshua Nanlohy, MT, sebagai guru besar bidang ilmu teknik mesin. Pengukuhan ini begitu istimewa karena beliau adalah guru besar teknik mesin pertama di Papua.
Sahabat Seperjuangan di Dunia Akademik
Bagi saya pribadi, acara ini bukan sekadar momen formal akademik, melainkan juga pertemuan emosional. Prof. Hendry adalah teman seangkatan saya di Program Doktor Teknik Mesin (PDTM) Universitas Brawijaya, angkatan 2014. Kami pernah bersama-sama melalui proses panjang kuliah doktoral, berbagi cerita, tantangan, dan semangat untuk mengembangkan bidang ilmu teknik mesin di Indonesia. Kini, melihat beliau mencapai puncak akademik sebagai profesor di tanah kelahirannya, Papua, tentu menghadirkan rasa bangga sekaligus bahagia.
Kolaborator dan Mitra Akademik
Selain sebagai teman seperjuangan, Prof. Hendry juga menjadi mitra kolaborasi riset. Ia banyak terlibat dalam penelitian mengenai rekayasa konversi energi berbasis kearifan lokal Papua. Risetnya tentang sagu dan minyak kelapa sebagai bahan bakar alternatif bukan hanya inovasi ilmiah, tetapi juga bentuk nyata kontribusi ilmu pengetahuan untuk masyarakat Papua.
Tidak berhenti di situ, Prof. Hendry juga aktif mendukung pengembangan publikasi ilmiah. Beliau menjadi reviewer pada dua jurnal internasional milik UNIMMA, yaitu Automotive Experiences dan Mechanical Engineering for Society and Industry. Keterlibatannya memperkuat jaringan akademik sekaligus meningkatkan mutu publikasi ilmiah yang kami kelola.
Sejarah untuk Papua dan Indonesia
Momen pengukuhan ini menandai babak baru dunia akademik di Papua. Dari USTJ, lahir guru besar pertama dalam bidang teknik, yang mampu memadukan kearifan lokal dengan inovasi teknologi, serta menghubungkan Papua dengan jejaring riset nasional maupun internasional.
Bagi saya, kehadiran di acara ini adalah kesempatan berharga: menyaksikan sahabat lama sekaligus kolega riset menorehkan sejarah, serta merayakan semangat kebersamaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk Indonesia.
