Salah satu tugas utama peneliti adalah mengkomunikasikan hasil penelitian kepada komunitas ilmiah yang lebih luas. Oleh karena itu, penyusunan naskah sebagai media komunikasi harus dilakukan dengan hati-hati karena ide yang buruk atau proses penelitian yang buruk tidak dapat ditolong dengan adanya karya ilmiah yang baik. Sebaliknya, ide yang layak mungkin tidak mendapat perhatian dari pembaca jika disajikan dengan buruk. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa naskah yang baik memiliki tiga komponen penting:
- keseluruhan gagasan (isi),
- pelaksanaan karya (proses), dan
- penyajian karya (hasil).
Selain itu, publikasi ilmiah merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk menyebarluaskan suatu temuan. Seperti diketahui, laporan penelitian yang dijilid dan disimpan di perpustakaan perguruan tinggi hanya dapat diakses oleh masyarakat yang sangat terbatas. Sementara itu, ada jutaan orang di seluruh dunia yang mencari referensi untuk mendukung penelitian mereka, atau dalam lingkup yang lebih luas, untuk membantu menyelesaikan masalah dan menciptakan solusi baru yang sedang mereka kerjakan. Publikasi ilmiah pada dasarnya merupakan transfer ilmu/karya dari peneliti kepada masyarakat, maka pada tataran ilmu yang lebih dalam, publikasi tidak dimaksudkan sebagai penghimpunan kredit bagi peneliti, melainkan proses mulia sebagai “amal akademik” oleh peneliti. Oleh karena itu, penghargaan tertinggi bagi peneliti bukanlah gaji, melainkan ilmu baru dari karya-karyanya, peningkatan metode baru di industri, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan.