Tinjauan Literatur dan Identifikasi Kesenjangan Penelitian

Disclaimer: Artikel ini merupakan bagian dari Buku “Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen”
Sitasi: Muji Setiyo & Budi Waluyo. Metodologi Penelitian dan Perancangan Eksperimen. Unimma Press, 2025.
Dapatkan buku: klik tautan ini


Tinjauan literatur merupakan proses pengumpulan, analisis, dan evaluasi berbagai sumber informasi yang relevan dengan topik tertentu. Proses ini bertujuan untuk memahami perkembangan terkini di bidang tersebut serta mengidentifikasi celah atau peluang yang belum dijawab oleh literatur yang ada. Melalui tinjauan ini, pemahaman tentang konsep-konsep utama dapat diperluas, pengetahuan yang telah berkembang dapat diidentifikasi, dan area yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut dapat ditentukan.

Selain berfungsi sebagai landasan teoretis, tinjauan literatur menempatkan temuan baru dalam konteks pengetahuan yang ada. Bab ini akan membahas beberapa fungsi utama dari tinjauan literatur, seperti memperjelas masalah penelitian, memperkuat metodologi, memperluas basis pengetahuan, dan mengkontekstualisasikan hasil secara lebih komprehensif.

Tinjauan literatur juga membantu membangun kerangka konseptual yang menjadi panduan penelitian, memastikan bahwa penelitian terarah dan didukung oleh dasar ilmiah yang kuat. Sumber-sumber yang kredibel seperti buku, jurnal, dan basis data elektronik dianjurkan untuk memastikan informasi yang diperoleh mutakhir dan relevan. Proses pencarian literatur harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur, dengan kata kunci yang tepat serta pemanfaatan alat pencarian yang optimal. Pengorganisasian informasi berdasarkan tema utama, identifikasi kesenjangan, dan perdebatan dalam pengetahuan juga sangat penting agar penelitian ini dapat dibandingkan secara kritis dan memberikan kontribusi baru bagi perkembangan bidang studi.

Jenis Literatur

Untuk memudahkan dalam memahami fungsi dan peran berbagai jenis literatur, berikut adalah klasifikasi jenis-jenis literatur yang umum digunakan dalam tinjauan literatur:

1. Literatur Primer
Literatur primer adalah sumber asli yang berisi informasi langsung dari hasil penelitian atau eksperimen yang dilakukan oleh peneliti. Literatur ini merupakan sumber utama yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk memperoleh data empiris yang baru. Beberapa contoh literatur primer meliputi:

a. Artikel ilmiah
Artikel ilmiah adalah tulisan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau prosiding yang memuat laporan hasil penelitian asli, termasuk metode, analisis data, dan kesimpulan dari peneliti.

    • Jurnal ilmiah adalah media publikasi ilmiah yang memuat artikel hasil penelitian orisinal dan melalui proses peer-review. Jurnal ilmiah diterbitkan secara berkala dan menjadi rujukan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Artikel yang dimuat di jurnal ilmiah menyediakan informasi yang terkini dan relevan, bukti empiris, serta metode atau pendekatan untuk memperoleh hasil tertentu. Hal ini bisa membantu untuk merumuskan masalah atau mencari celah riset yang belum diteliti dan mendukung hasil penelitian kita secara valid.
    • Prosiding adalah kumpulan makalah yang disajikan dalam konferensi atau seminar ilmiah. Prosiding berisi penelitian yang sedang berlangsung atau hasil awal dan sering kali diterbitkan dalam format buku atau elektronik. Prosiding memuat informasi terbaru terkait temuan awal penelitian dan konteksnya cenderung spesifik, bahkan lebih spesifik dan terfokus daripada artikel ilmiah di jurnal. Namun, proses peer-review pada prosiding tidak seketat jurnal, sehingga kualitas data dan metodologinya bervariasi.

Artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah lebih sesuai untuk mendukung penelitian yang memerlukan referensi metodologis yang mendalam dan validasi ilmiah yang kuat. Misalnya, jurnal sering kali menjadi sumber utama untuk studi eksperimental yang memerlukan perbandingan metode pengujian tertentu karena kontennya yang terstruktur dan proses peninjauan sejawatnya yang ketat. Di sisi lain, prosiding sangat berguna untuk memperoleh ide penelitian atau referensi awal, terutama dalam pengembangan metode baru yang inovatif. Misalnya, prosiding konferensi dapat menjadi sumber informasi yang relevan untuk eksplorasi awal teknologi otomotif ramah lingkungan yang dibahas dalam forum energi terbarukan. Kedua jenis literatur ini saling melengkapi, yang memungkinkan peneliti memperoleh wawasan mendalam sambil memahami tren terbaru di bidangnya.

b. Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Skripsi, tesis dan disertasi merupakan hasil penelitian asli yang dilakukan oleh mahasiswa sarjana dan pasca sarjana sebagai bagian dari proses akademik. Karena ketiganya memuat data, temuan, dan analisis dari penelitian langsung yang dilakukan oleh penulisnya, maka skripsi, tesis dan disertasi termasuk dalam literatur primer. Penyebutan skripsi, tesis, dan disertasi di sebuah universitas dapat berbeda dari universitas lain. Di Indonesia, skripsi merupakan karya ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa jenjang sarjana, tesis merupakan karya ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa jenjang magister, dan disertasi merupakan karya ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa jenjang doktoral. Namun, di luar negeri, banyak yang menggunakan istilah tunggal sebagai “thesis”, yang mencakup bachelor thesis, master thesis, dan PhD thesis.

c. Monograf hasil penelitian
Monograf adalah karya ilmiah yang ditulis secara mendalam mengenai satu topik atau subjek tertentu oleh satu atau beberapa penulis. Monograf biasanya diterbitkan sebagai buku atau laporan lengkap yang membahas aspek spesifik dari suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Tidak seperti buku yang lebih luas cakupannya, monograf berfokus pada satu topik saja dan bertujuan untuk memberikan analisis atau penelitian yang mendalam.

Monograf dapat dianggap sebagai referensi primer jika berisi hasil penelitian atau analisis asli dari penulisnya. Monograf yang memuat studi atau temuan baru dari satu topik spesifik, di mana penulisnya menyajikan data dan interpretasi langsung dari hasil penelitiannya, dikategorikan sebagai literatur primer. Namun, jika monograf hanya merangkum atau menganalisis penelitian lain tanpa menyumbangkan data asli, maka bisa lebih cocok disebut literatur sekunder. Jadi, tergantung pada isinya, monograf bisa masuk ke dalam kategori literatur primer atau sekunder.

d. Laporan penelitian
Laporan penelitian adalah dokumen resmi yang memuat hasil dari sebuah penelitian yang telah dilakukan. Laporan ini biasanya disusun secara sistematis dan mencakup berbagai aspek penelitian, termasuk latar belakang masalah, metodologi yang digunakan, hasil penelitian, analisis data, serta kesimpulan dan rekomendasi. Laporan penelitian dapat bersifat terbuka atau terbatas tergantung pada tujuan distribusinya. Laporan penelitian termasuk referensi primer karena memberikan informasi yang pertama kali dipublikasikan dari penelitian baru, bukan rangkuman atau interpretasi dari sumber lain.

e. Paten
Dokumen paten adalah dokumen resmi yang mendeskripsikan secara mendetail sebuah penemuan baru, termasuk cara kerja, aplikasi, dan klaim hukum yang melindunginya. Dokumen ini terdiri dari bagian utama seperti judul, abstrak, latar belakang, deskripsi, gambar (jika diperlukan), dan klaim hak paten. Tujuan utamanya adalah melindungi hak intelektual penemu sambil mengungkapkan penemuan tersebut kepada publik untuk kemajuan teknologi. Sebagai literatur primer, paten memberikan data otentik dan unik yang sering digunakan oleh peneliti dan profesional untuk mendukung penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

f. Data set
Data set adalah kumpulan data yang terstruktur, biasanya disusun dalam bentuk tabel, yang berisi informasi atau nilai yang diperoleh melalui proses pengumpulan data. Setiap baris dalam dataset biasanya mewakili satu entitas atau observasi, dan setiap kolom mewakili atribut atau variabel yang terkait dengan entitas tersebut. Data set dapat digunakan untuk analisis statistik, pembelajaran mesin, atau penelitian ilmiah. Dataset bisa bersumber dari survei, eksperimen, sensor, atau database lain dan sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan berbasis data.

g. Preprint
Preprint adalah versi awal dari sebuah makalah ilmiah yang belum melalui proses peer-review atau belum diterbitkan secara resmi dalam jurnal ilmiah. Preprint sering dipublikasikan di repositori online untuk membagikan temuan penelitian lebih cepat kepada komunitas ilmiah dan mendapatkan umpan balik sebelum publikasi resmi. Meskipun preprint dapat memberikan akses awal terhadap hasil penelitian, kualitas dan validitasnya belum diverifikasi melalui proses peninjauan sejawat, sehingga perlu digunakan dengan kehati-hatian.

2. Literatur Sekunder
Literatur sekunder adalah sumber yang mengulas, menganalisis, atau menyintesis informasi yang berasal dari literatur primer. Literatur sekunder berperan dalam memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang suatu topik karena mengintegrasikan berbagai hasil penelitian sebelumnya. Contoh literatur sekunder meliputi:

a. Artikel review
Arikel review merupakan ulasan atau rangkuman dari beberapa penelitian primer, yang membahas perkembangan dan tren terbaru dalam suatu bidang penelitian. Artikel ini menganalisis dan menyintesis literatur yang ada.

b. Buku teks
Buku teks adalah buku yang merangkum informasi yang sudah diterima secara luas dalam suatu bidang berdasarkan hasil penelitian primer. Berikut adalah contoh buku teks yang dimaksud:

c. Literatur Tersier
Literatur tersier merupakan sumber yang dirancang untuk merangkum informasi dari literatur primer dan sekunder, sehingga dapat memberikan panduan atau referensi yang cepat dan praktis. Meskipun tidak selalu menyajikan data atau analisis yang mendalam, literatur ini berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan ringkasan atau pengantar umum terkait suatu topik. Contoh literatur tersier meliputi:

d. Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah kumpulan referensi yang berisi informasi singkat dan komprehensif tentang berbagai topik, disiplin ilmu, atau bidang pengetahuan. Setiap entri dalam ensiklopedia biasanya mencakup deskripsi, fakta, atau penjelasan tentang suatu subjek, disusun secara alfabetis atau tematik. Ensiklopedia bertujuan untuk memberikan pengetahuan umum dan sering digunakan sebagai sumber informasi awal. Contohnya adalah Ensiklopedia Britannica atau Wikipedia, yang menyediakan akses cepat terhadap pengetahuan dasar tentang topik tertentu.

e. Direktori
Direktori adalah daftar atau kumpulan informasi yang disusun secara sistematis dan terorganisir untuk memudahkan pencarian dan referensi. Direktori bisa berisi berbagai jenis data, seperti nama orang, institusi, kontak, atau sumber daya lainnya yang relevan dengan topik tertentu. Contoh umum direktori termasuk direktori perusahaan, direktori jurnal ilmiah, atau direktori universitas. Tujuan utama dari direktori adalah memberikan akses cepat dan terorganisir ke informasi atau sumber daya yang dibutuhkan, sering kali digunakan dalam konteks bisnis, akademis, atau penelitian.

f. Buku panduan (Handbooks)
Buku panduan (handbooks) adalah buku referensi yang memberikan panduan praktis, prosedur, atau penjelasan detail tentang suatu topik, disiplin ilmu, atau keterampilan tertentu. Buku panduan biasanya disusun secara sistematis untuk memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang diperlukan. Buku ini dirancang untuk digunakan oleh para profesional, akademisi, atau praktisi sebagai sumber informasi langsung dan teknis tentang berbagai aspek bidang tertentu. Handbooks sering digunakan untuk memberikan arahan yang jelas dan ringkas dalam aplikasi praktis, seperti manual teknis atau metodologi penelitian.

Pencarian dan Validasi Literatur

Pencarian dan validasi literatur ilmiah merupakan langkah penting dalam proses penelitian. Studi literatur yang cermat dapat mengidentifikasi studi-studi sebelumnya, perkembangan terkini dalam bidang terkait, serta celah penelitian (research gap) yang belum terjawab. Panduan berikut menjelaskan langkah-langkah untuk mencari dan memvalidasi literatur secara sistematis.

1. Langkah-Langkah Mencari Literatur Ilmiah

a. Menentukan kata kunci
Langkah pertama dalam pencarian literatur adalah menentukan kata kunci yang sesuai. Kata kunci harus mencerminkan topik atau pertanyaan penelitian secara spesifik. Kata kunci pencarian dapat menggunakan variasi sinonim atau istilah teknis yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Kata kunci yang tepat akan meningkatkan relevansi hasil pencarian. Sebagai contoh, penelitian tentang penggunaan energi terbarukan di sektor industri, kata kunci yang dapat dipilih antara lain “renewable energy”, “industrial applications”, “sustainable energy”, dan “green technology”. Selain kata kunci, penggunaan boolean operator (“AND,” “OR,” “NOT”) juga dapat membantu menemukan hasil pencarian yang lebih spesifik.

b. Menggunakan basis data ilmiah
Setelah menentukan kata kunci, literatur dapat dicari di berbagai basis data ilmiah. Basis data ilmiah adalah repositori yang menyimpan artikel, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Beberapa basis data ilmiah yang populer meliputi:

    • Google Scholar: Mesin pencari yang mudah digunakan untuk literatur ilmiah.
    • Scopus: Basis data yang menyediakan akses ke artikel jurnal terindeks Scopus secara luas.
    • PubMed: Digunakan untuk bidang ilmu kesehatan dan biomedis.
    • IEEE Xplore: Menyediakan literatur dalam bidang teknik, komputasi, dan teknologi.

c. Menggunakan fitur pencarian lanjutan
Sebagian besar basis data menyediakan fitur pencarian lanjutan. Fitur ini memungkinkan untuk mempersempit hasil pencarian dengan memilih kriteria tertentu, seperti:

    • Rentang waktu publikasi.
    • Jenis dokumen (artikel jurnal, prosiding, tesis, dll).
    • Nama penulis, jurnal, atau institusi.

d. Menyaring dan memilih literatur yang relevan
Setelah melakukan pencarian, sangat penting untuk menyaring hasil dengan cermat. Literatur yang paling relevan dan terbaru adalah prioritas untuk dianalisis lebih mendalam. Bacalah abstrak untuk mendapatkan gambaran tentang isi artikel dan evaluasi relevansinya dengan topik penelitian yang sedang dikerjakan.

Langkah mencari literatur Ilmiah

Gambar 1. Langkah mencari literatur Ilmiah

2. Cara Memvalidasi Literatur Ilmiah
Memvalidasi literatur merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian. Tanpa literatur yang valid, penelitian yang akan dikerjakan juga bisa menjadi tidak valid. Cara memvalidasi literatur ilmiah dijelaskan dalam Gambar 2.

Cara memvalidasi literatur ilmiah

Gambar 2. Cara memvalidasi literatur ilmiah

a. Memeriksa reputasi sumber
Langkah penting dalam validasi literatur adalah memeriksa reputasi sumber atau platform tempat publikasi. Artikel yang diterbitkan di jurnal bereputasi tinggi cenderung lebih dapat diandalkan. Jurnal yang terindeks oleh Scopus atau Web of Science umumnya menjalani proses peer-review yang ketat. Dalam skala nasional, jurnal-jurnal yang telah terakreditasi pada peringkat 1 dan 2 juga umumnya menjalani proses peer-review yang lebih ketat daripada peringkat dibawahnya.

b. Melakukan cross-referencing
Untuk memvalidasi keabsahan penelitian, lakukan cross-referencing dengan mencari artikel lain yang mengutip atau mendukung temuan dari literatur yang dipilih. Jika penelitian tersebut dikutip dalam jumlah banyak, kemungkinan besar penelitian tersebut berkualitas baik dan diakui oleh komunitas ilmiah. Lakukan juga pemeriksaan terhadap artikel-artikel yang mengutipnya, apakah juga terbit di jurnal-jurnal yang berkualitas atau tidak.

c. Evaluasi peer-review
Pastikan artikel ilmiah telah melalui proses peer-review. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal peer-review telah dievaluasi oleh para pakar di bidang tersebut untuk memeriksa validitas metodologi, analisis, dan kesimpulan. Jurnal yang tidak melalui peer-review berisiko memuat penelitian yang kurang valid atau kurang bahkan tidak bermutu.

d. Memeriksa tahun publikasi
Tahun publikasi juga menjadi indikator penting dalam validasi. Penelitian yang lebih baru biasanya memberikan data yang lebih relevan, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat. Namun, literatur lama juga masih bisa relevan, terutama jika berisi teori dasar atau konsep yang masih berlaku.

e. Memeriksa konflik kepentingan dan sumber pendanaan
Pemeriksaan terhadap pernyataan potensi konflik kepentingan atau sumber pendanaan yang dapat memengaruhi hasil penelitian perlu dilakukan. Transparansi dalam aspek ini sangat penting untuk menjaga integritas ilmiah dari artikel yang dimaksud.

Mengorganisasikan Literatur

Pengelolaan literatur yang baik memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan dan mempermudah penyusunan tinjauan literatur. Hal ini mencakup pencatatan yang sistematis terhadap literatur yang telah dipelajari, meliputi informasi seperti ringkasan, poin-poin utama, metodologi yang digunakan, hasil penelitian, serta kesimpulan. Beberapa hal terkait manajemen referensi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Reference Manager (Mendeley, Zotero, EndNote)
Software reference manager seperti Mendeley, Zotero, dan EndNote merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyusun dan mengelola daftar pustaka. Aplikasi ini dirancang untuk menyimpan referensi secara terorganisir, memungkinkan pembuatan catatan, serta menghasilkan sitasi secara otomatis sesuai dengan berbagai format gaya penulisan ilmiah. Meskipun membutuhkan waktu untuk belajar awal, penggunaan software mempercepat proses penulisan dan sangat membantu dibandingkan metode manual yang lebih lambat, rentan kesalahan, dan kurang efisien untuk jumlah referensi yang besar.

2. Pembuatan Tinjauan Literatur yang Terstruktur
Tinjauan literatur perlu disusun dengan alur yang logis, sehingga setiap informasi yang disajikan saling terkait dan mendukung argumen penelitian. Hasil penelitian sebelumnya harus dihubungkan dengan tujuan studi yang sedang dilakukan, sehingga dapat ditunjukkan kontribusi penelitian terhadap pengembangan pengetahuan yang sudah ada.

3. Menentukan Kesenjangan Penelitian dan Mengidentifikasi Tren
Salah satu tujuan utama dari studi literatur adalah untuk menemukan celah atau kesenjangan dalam pengetahuan yang ada. Mengidentifikasi tren terbaru dalam penelitian teknik dapat memberikan wawasan tentang area yang membutuhkan eksplorasi lebih lanjut dan potensi inovasi.

Mengorganisasikan litaratur dapat dilakukan dengan membuat tabel yang berisi informasi-informasi penting yang akan dianalisis, misalnya masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil, dan keunggulan dan/atau kelemahan penelitian.

Tabel 1 Contoh tabel untuk mengorganisasikan literatur

No Penulis Tahun Masalah dan metode Hasil Kelebihan dan Kelemahan
1 Siapa ? Kapan? Bagaimana? Apa? Apa?
2 Siapa ? Kapan? Bagaimana? Apa? Apa?
3 Siapa ? Kapan? Bagaimana? Apa? Apa?
dst dst dst dst dst dst

Contoh 1. Tinjauan dan sintesis data dari karakteristik kinerja mesin dan emisi menggunakan biodiesel murni (B100)

No Bahan baku Peneliti Mesin Metode dan Variabel Temuan Utama
1 Minyak Biji Pir Afrika (Dacryodes edulis) (Esonye et al., 2019) Perkins 4:108 Metode penelitian eksperimen dan uji statistik menggunakan ANN. Variabel yang diteliti meliputi beban mesin (5-40 Nm), campuran biodiesel (B20-B100), dan putaran mesin (1500-3500 rpm). ·  Efisiensi termal lebih tinggi daripada minyak diesel pada semua beban mesin.

·  SFC lebih rendah daripada minyak diesel fosil pada semua beban mesin.

·  Tingkat emisi NOx lebih tinggi daripada minyak diesel pada semua beban mesin.

2 Kelapa (Thangaraja & Srinivasan, 2019) 3.298L, 70 kW Penelitian eksperimen dengan variabel meliputi BMEP 1,7-8,4 bar dan putaran mesin 1000-2000 rpm. ·  Tekanan silinder puncak sedikit lebih rendah daripada minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

·  Laju pelepasan panas puncak sedikit lebih rendah daripada minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

·  Efisiensi termal lebih tinggi daripada minyak diesel pada semua beban mesin.

·  Tingkat NOx lebih rendah pada beban rendah, sedangkan pada beban sedang dan tinggi Nox lebih tinggi daripada minyak diesel.

3 Minyak kelapa sawit mentah (Ge et al., 2020) 4-cylinder CRDI Penelitian eksperimen dengan variabel meliputi laju EGR (0-20%), waktu injeksi bahan bakar (14°-34°BTDC), dan beban mesin (35 dan 105 Nm). ·  Tekanan silinder puncak tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

·  Laju pelepasan panas puncak tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

·  SFC lebih tinggi daripada minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

·  NOx lebih tinggi daripada minyak diesel pada beban rendah dan tinggi.

4 Minyak goreng bekas (García-Martín et al., 2018) 2.0 TDI 140 hp Penelitian eksperimen pada putaran mesin 1000-3000 rpm dan beban mesin 15%-45%. ·  SFC lebih tinggi daripada minyak diesel pada beban rendah dan sedang.

·  NOx lebih tinggi daripada minyak diesel pada beban rendah dan sedang.

5 Bunga safflower (Isik, 2021) NWK22 Penelitian eksperimen pada biodiesel dengan penambahan alkohol (vol. 20%) dan pada beban mesin 25-75%. ·  Tekanan silinder lebih rendah daripada oli diesel pada beban sedang (75%).

·  Laju pelepasan panas lebih rendah daripada oli diesel pada beban sedang (75%).

·  Efisiensi termal lebih rendah daripada oli diesel pada beban rendah, tetapi lebih tinggi pada beban sedang.

·  SFC lebih tinggi daripada oli diesel pada semua beban mesin.

·  NOx lebih tinggi daripada oli diesel pada semua beban mesin.

Dst Dst Dst Dst Dst Dst

Membangun Tinjauan Literatur yang Kuat

Tinjauan literatur yang kuat merupakan langkah kunci dalam memastikan penelitian yang dilakukan berdasar pada fondasi teoritis yang kokoh. Sebuah tinjauan literatur yang efektif tidak hanya meringkas hasil penelitian terdahulu, tetapi juga memberikan konteks dan justifikasi bagi penelitian yang dilakukan. Berikut adalah komponen penting dalam membangun tinjauan literatur yang kuat:

1. Menghubungkan Tinjauan Literatur dengan Masalah Penelitian
Tinjauan literatur berperan dalam menghubungkan penelitian terdahulu dengan masalah penelitian yang sedang diinvestigasi. Langkah ini mencakup penjelasan mengenai hubungan antara penelitian yang telah dilakukan dengan topik yang diangkat dalam penelitian saat ini. Proses ini melibatkan identifikasi hasil-hasil penelitian yang relevan serta penjelasan mengenai perlunya penelitian baru untuk mengisi kesenjangan yang ada. Menghubungkan literatur dengan masalah penelitian tidak hanya memberikan justifikasi yang kuat bagi penelitian baru, tetapi juga membantu membangun alur logika yang jelas antara pengetahuan yang sudah ada dan pertanyaan yang belum terjawab.

2. Penyusunan Argumen
Dalam tinjauan literatur, penyusunan argumen yang logis dan didukung oleh bukti yang kuat dari sumber-sumber kredibel merupakan hal yang esensial. Narasi yang dibangun perlu menegaskan pentingnya penelitian dengan menghubungkan temuan literatur dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum menyampaikan kritik terhadap hasil penelitian, apresiasi terhadap kontribusi yang telah diberikan sangat dianjurkan, diikuti dengan pengemukaan kekurangan atau kesenjangan yang ditemukan secara santun. Argumen yang kuat tidak hanya memperkuat tinjauan literatur, tetapi juga menegaskan relevansi dan urgensi penelitian yang dilakukan.

3. Membuat Sintesis
Sintesis literatur merupakan proses mengintegrasikan berbagai temuan dari beragam sumber menjadi gambaran yang koheren mengenai topik tertentu. Proses ini tidak sekadar merangkum studi-studi sebelumnya secara terpisah, melainkan mencakup identifikasi tema-tema utama, kesenjangan penelitian, serta area yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Melalui sintesis literatur, dapat dibangun perspektif yang lebih mendalam terhadap topik yang dibahas, sehingga tinjauan literatur menjadi lebih terstruktur dan tidak terfragmentasi.

Contoh 2. Karakteristik kinerja mesin dan emisi menggunakan biodiesel murni (B100), berdasarkan Contoh 1.

………………………………… (permasalahan penelitian).

Berdasarkan berbagai penelitian yang mengkaji penggunaan biodiesel dari berbagai bahan baku, dapat disimpulkan bahwa efisiensi termal umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan minyak diesel fosil, meskipun terdapat variasi signifikan dalam hal emisi dan konsumsi bahan bakar. Misalnya, penelitian Esonye et al. (2019) yang menggunakan minyak biji pir Afrika menunjukkan bahwa biodiesel mampu menghasilkan efisiensi termal yang lebih tinggi dan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) yang lebih rendah pada semua beban mesin dibandingkan dengan minyak diesel. Namun, terdapat kenaikan tingkat emisi NOx yang signifikan. Sementara itu, Thangaraja dan Srinivasan (2019) yang menggunakan biodiesel dari kelapa juga mencatat efisiensi termal yang lebih tinggi, terutama pada beban rendah, meskipun tekanan silinder dan laju pelepasan panas sedikit lebih rendah dibandingkan minyak diesel. Tingkat emisi NOx pada beban rendah lebih rendah, tetapi pada beban sedang dan tinggi justru lebih tinggi.

Penggunaan minyak kelapa sawit mentah oleh Ge et al. (2020) menghasilkan tekanan silinder dan laju pelepasan panas yang hampir sama dengan minyak diesel, meskipun SFC dan emisi NOx lebih tinggi pada semua beban mesin. Sebaliknya, García-Martín et al. (2018) dengan biodiesel dari minyak goreng bekas, menemukan bahwa meskipun biodiesel ini menghasilkan emisi NOx yang lebih tinggi, konsumsi bahan bakar spesifik meningkat pada beban rendah dan sedang. Isik (2021), yang meneliti biodiesel dari bunga safflower dengan penambahan alkohol, juga menemukan efisiensi termal yang lebih tinggi pada beban sedang, tetapi SFC dan emisi NOx tetap lebih tinggi dibandingkan dengan minyak diesel. Keseluruhan data ini menunjukkan bahwa meskipun biodiesel memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi energi, tantangan terbesar terletak pada pengendalian emisi NOx dan peningkatan konsumsi bahan bakar pada beban tertentu. Temuan ini menekankan pentingnya optimalisasi formula biodiesel dan kondisi operasi mesin agar dapat memaksimalkan keunggulan efisiensi termal tanpa mengorbankan faktor emisi dan konsumsi bahan bakar.

Dan seterusnya….

Contoh 3. Asesmen efek pendinginan dan heat index (HI) pada pendingin kabin mobil bertenaga panel surya

………………………………… (permasalahan penelitian).

Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan cara-cara untuk mengatur temperatur kabin kendaraan yang diparkir di bawah terik matahari. Misalnya, perangkat pendingin kabin yang terdiri dari fotovoltaik, kipas aksial, dan baterai disimulasikan pada mobil listrik Kymco UXV-500 (Yan, Tseng and Leong, 2012). Mereka mengklaim bahwa perangkat yang diusulkan dapat melepaskan beban panas yang terperangkap di kabin secara efektif. Namun demikian, penelitian ini dilakukan pada skala simulasi dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) dalam lingkungan yang dikondisikan, oleh karena itu, kinerja aktual dari perangkat yang diusulkan belum dapat divalidasi. Konsep AC bertenaga photovoltaik juga diusulkan oleh Daut (2013) menggunakan modul photovoltaik (PV), pengontrol pengisian daya, dan baterai untuk memberi daya pada sistem AC. Tidak ada simulasi atau uji coba yang dilaporkan dalam penelitian ini, oleh karena itu, kinerja dari ide yang diusulkan tidak dapat diperkirakan.

Sementara itu, Sudhir et al. (2015) melakukan penelitian tentang panel surya yang digunakan untuk menggerakkan kipas mini sebagai pendingin kabin. Kipas dipasang di dasbor belakang, yang melepaskan panas dari kabin ke lingkungan. Studi ini melaporkan penurunan temperatur hingga 10°C. Namun demikian, studi ini tidak membandingkan temperatur kabin sepanjang hari. Oleh karena itu, rasio temperatur dengan dan tanpa pendinginan tidak dapat dievaluasi lebih lanjut. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh peneliti lain saat menggunakan media yang berbeda (Vishweshwara and Dhali, 2015).

Untuk mengurangi temperatur berlebih di dalam mobil, Lahimer (2019) melakukan percobaan dengan memasang cerobong surya pada sebagian atap kendaraan dengan melubanginya untuk sirkulasi udara. Penelitian ini melaporkan penurunan temperatur yang signifikan. Namun demikian, secara estetika kurang dapat diterima dengan adanya cerobong. Dalam penelitian lain, penambahan Phase Change Material (PCM) ke kabin truk dilaporkan dapat mengurangi temperatur (Bobba et al., 2019). Namun, penelitian simulasi ini belum disertai dengan penelitian eksperimental untuk menentukan kinerja PCM yang diusulkan. Baru-baru ini, upaya untuk menjaga temperatur kabin tetap dingin saat diparkir di bawah terik matahari dilakukan dengan memasang PCM, dan hasilnya menunjukkan penurunan temperatur dari 55 °C menjadi 36 °C (Krishnamoorthi et al., 2020). Namun, kelemahan penelitian ini adalah volume kabin dan massa udara tidak diperhitungkan, sehingga total panas yang dilepaskan selama pengujian tidak dianalisis lebih lanjut.

Dan seterusnya….

 

Contoh 4. Produksi dan karakterisasi katalis heterogen hijau untuk produksi biodiesel menggunakan pendekatan RSM dan ANN

………………………………… (permasalahan penelitian).

Studi ilmiah mengungkapkan bahwa biodiesel dari minyak yang tersedia secara lokal dari berbagai bahan baku sesuai dengan sifat bahan bakar petro-diesel (Karmakar et al., 2010; Souza et al., 2018). Sifat bahan bakar yang lebih baik seperti angka setana tinggi, titik nyala tinggi, nol sulfur, keberadaan oksigen molekuler (>9%), tidak beracun, dan biodegradabilitas dalam biodiesel dianggap sebagai solusi yang layak untuk mengendalikan emisi beracun dari mesin diesel (Basha et al., 2009).

Namun, biodiesel memiliki viskositas tinggi (>40 cSt) yang tidak direkomendasikan dalam mesin diesel karena atomisasi yang buruk (Kolakoti & Rao, 2020a; Supriyadi et al., 2022). Oleh karena itu, proses transesterifikasi diterapkan untuk mengurangi viskositas (Hariyanto et al., 2021; Zetra et al., 2021) selain teknik thermal cracking, mikro-emulsifikasi dan pencampuran. Proses transesterifikasi telah mendapatkan perhatian besar karena efisiensinya yang tinggi dalam konversi biodiesel (Sinha et al., 2008). Selama proses transesterifikasi, trigliserida dalam minyak mentah bereaksi dengan alkohol dan katalis kuat untuk membentuk metil atau etil ester. Berdasarkan penelitian kami sebelumnya, viskositas yang lebih rendah dicapai dengan metanol dibandingkan dengan etanol (Kolakoti & Rao, 2020).

Katalis memainkan peran penting dalam mencapai hasil biodiesel maksimum dari proses transesterifikasi. Karena ketersediaannya yang sederhana, biaya rendah, dan aktivitas katalitik yang tinggi, natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH) adalah katalis homogen yang paling umum digunakan. Namun, katalis homogen bersifat korosif dan membutuhkan lebih banyak air selama proses pemurnian, yang memerlukan produksi air limbah dalam jumlah besar dan membuat proses transesterifikasi lebih mahal (Changmai et al., 2020). Selain itu, karena katalis hadir dalam cairan yang dicuci, katalis tersebut tidak dapat dikumpulkan kembali atau digunakan kembali secara efektif (Lee et al., 2014). Akibatnya, katalis heterogen dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihasilkan oleh katalis homogen. Berbagai macam katalis heterogen dari jenis asam dan basa digunakan dalam produksi biodiesel (Changmai et al., 2020). Beberapa di antaranya adalah oksida logam campuran (Rashid et al., 2018), oksida Zn/Al (Jiang et al., 2010), oksida La/Mn (Nasreen et al., 2015), nanopartikel KF/Cao (Wen et al., 2010). Keuntungan utama penggunaan katalis heterogen adalah dapat didaur ulang/digunakan kembali, jumlah air limbah yang dihasilkan selama proses penyaringan minimal, pemisahan gliserin jauh lebih mudah, dan gliserin berkualitas tinggi dapat diperoleh. Selain itu, katalis heterogen yang dijual dari sumber yang tersedia secara alami kurang beracun, ramah lingkungan, dan memiliki asupan energi yang rendah (Lee et al., 2014). Dengan demikian, katalis heterogen telah menarik banyak perhatian dan menawarkan metode transesterifikasi yang hemat biaya dan efisien.

Dan seterusnya….

Contoh 5. Perilaku dinamis api difusi tetesan minyak jarak campuran dengan katalis cair berbasis logam

………………………………… (permasalahan penelitian).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa khasiat minyak jarak dapat ditingkatkan dengan menggunakan Rhl sebagai katalis pembakaran homogen (Tiri et al., 2022). Katalis ini meningkatkan elektronegativitas dengan rantai karbon, memungkinkan penyesuaian sudut ikatan molekul bahan bakar yang optimal (Al Assadi et al., 2023). Terobosan ini menghasilkan peningkatan reaktivitas molekul bahan bakar, menjadikannya lebih mudah terbakar. Walaupun pemahaman tentang efektivitas cairan Rhodium sebagai katalis dalam bio-oil seperti minyak jarak masih memerlukan penelitian lanjut, kemajuan penting terus dicapai, khususnya dari perspektif atom dan molekul.

Penelitian tentang rodium juga menunjukkan potensinya sebagai donor elektron yang efektif dalam menghasilkan hidrogen sebagai bahan bakar (Leguizamón Aparicio et al., 2021). Rhl dapat mengurangi massa senyawa rantai karbon di sekitarnya melalui interaksi dengan atom karbon, hidrogen, dan oksigen di rantai karbon asam lemak. Selain itu, rodium juga berperan sebagai akseptor elektron, memungkinkan ikatan dengan hidrogen untuk membentuk H₂O, yang berperan penting dalam transesterifikasi untuk pembuatan biodiesel (Setyawan et al., 2016; Nanlohy et al., 2018; Neuberg et al., 2021).

Sayangnya, penelitian mengenai peran katalis sintetik dalam mengubah geometri molekul trigliserida dan dampaknya pada kinerja pembakaran bahan bakar masih terbatas. Percobaan pembakaran droplet dengan katalis sintetik dalam kondisi gravitasi normal telah dilakukan untuk meneliti efisiensi ini, tetapi banyak aspek yang masih belum terungkap (Xun et al., 2022).

Dan seterusnya….

Menemukan Potensi Kesenjangan Penelitian

Kesenjangan penelitian (research gap) adalah kesenjangan atau kekosongan dalam pengetahuan atau pemahaman yang ada pada bidang studi tertentu. Hal ini terjadi ketika ada aspek penting dari suatu topik yang belum diteliti, belum dipahami sepenuhnya, atau belum dijelaskan dengan baik oleh penelitian yang sudah ada. Dengan kata lain, kesenjangan penelitian menunjukkan area di mana terdapat peluang untuk melakukan penelitian baru yang dapat memberikan kontribusi lebih terhadap pemahaman atau solusi masalah di bidang lebih lanjut tersebut.

Menemukan kesenjangan penelitian sangat penting karena penelitian yang dilakukan untuk mengisi kesenjangan tersebut akan dianggap relevan dan bermanfaat. Ini membantu mengarahkan penelitian pada masalah yang belum terselesaikan atau memberikan wawasan baru tentang topik yang telah dibahas sebelumnya, tetapi masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut.

Menemukan research gap atau kesenjangan penelitian memerlukan pendekatan sistematis dan analitis. Langkah pertama adalah membaca secara luas dan mendalam literatur terkait bidang penelitian untuk memahami tren, temuan, dan keterbatasan yang telah ada. Fokuslah pada bagian diskusi dan saran untuk penelitian lanjutan, karena biasanya memuat rekomendasi eksplisit tentang area yang belum tereksplorasi. Gunakan database jurnal terpercaya seperti Scopus, Web of Science, atau Google Scholar untuk mencari artikel terbaru yang relevan. Bandingkan hasil penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi kontradiksi atau ketidakkonsistenan dalam temuan. Penting juga untuk memeriksa celah metodologis, misalnya metode yang kurang efektif atau populasi yang kurang representatif. Diskusikan ide dengan kolega atau pembimbing untuk mendapatkan perspektif baru dan konfirmasi relevansi kesenjangan yang ditemukan. Terakhir, pastikan research gap yang diidentifikasi signifikan dan memiliki potensi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan atau praktik di lapangan.

Dari Contoh 2, analisis kesenjangan penelitian dapat dilakukan dan menghasilkan beberapa peluang penelitian, misalnya:

  1. Salah satu tantangan utama yang teridentifikasi adalah kenaikan tingkat emisi NOx yang konsisten terjadi di berbagai jenis biodiesel, terutama pada beban mesin yang lebih tinggi. Penelitian baru dapat difokuskan pada optimalisasi campuran biodiesel dengan bahan aditif atau penggunaan teknologi pengurangan emisi seperti katalis atau sistem EGR yang lebih canggih untuk menurunkan emisi NOx tanpa mengorbankan efisiensi termal.
  2. Sebagian besar penelitian saat ini berfokus pada variabel tertentu, seperti beban mesin atau putaran mesin, tetapi lebih sedikit yang mengkaji dampak kombinasi variabel seperti temperatur lingkungan, kondisi atmosfer, dan variasi kualitas bahan bakar biodiesel terhadap SFC dan emisi. Studi yang lebih mendalam tentang bagaimana variabel-variabel ini saling berinteraksi dapat memberikan wawasan baru.
  3. Penelitian yang ada kebanyakan bersifat eksperimen jangka pendek. Masih terdapat ruang untuk riset jangka panjang mengenai dampak penggunaan biodiesel terhadap keausan mesin, pelumasan, dan umur komponen mesin dibandingkan dengan minyak diesel fosil. Hal ini sangat penting bagi penerapan biodiesel dalam kendaraan komersial dan industri.
  4. Sebagian besar penelitian yang ada menggunakan mesin yang dirancang untuk minyak diesel fosil. Potensi riset baru adalah mengembangkan mesin yang dirancang khusus untuk bekerja optimal dengan biodiesel, sehingga meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi secara lebih efektif.
  5. Penelitian sebelumnya lebih fokus pada aspek kinerja mesin dan emisi selama pembakaran, tetapi studi tentang analisis siklus hidup (LCA) yang mencakup seluruh proses mulai dari produksi bahan baku hingga akhir penggunaan bahan bakar masih kurang. LCA dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak lingkungan biodiesel dari berbagai bahan baku.
  6. Sebagian besar studi meneliti emisi NOx, tetapi sedikit yang secara mendalam menganalisis emisi partikulat halus (PM) dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Penelitian baru dapat fokus pada emisi partikulat, terutama dari biodiesel dengan bahan baku yang berbeda, serta dampaknya terhadap kesehatan lingkungan dan manusia.

Dari tinjauan pustaka yang disajikan pada Contoh 3, terdapat beberapa potensi research gap yang bisa dieksplorasi dalam riset baru terkait pengaturan temperatur kabin kendaraan yang diparkir di bawah terik matahari, misalnya:

  1. Penelitian oleh Yan et al. (2012) menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk memodelkan perangkat pendingin kabin. Namun, kinerja aktual dari perangkat tersebut belum divalidasi melalui eksperimen di lingkungan nyata. Penelitian baru dapat berfokus pada pengujian langsung di lapangan dengan kondisi lingkungan yang sesungguhnya untuk mengukur keefektifan sistem pendingin ini dalam situasi nyata.
  2. Daut (2013) mengusulkan konsep AC bertenaga fotovoltaik tanpa melakukan simulasi atau uji coba. Riset baru dapat berfokus pada melakukan simulasi dan eksperimen untuk menguji kinerja sistem ini, misalnya dengan mengukur berapa banyak energi yang dihasilkan oleh modul PV, efisiensi penyimpanan baterai, dan kemampuan AC dalam mengurangi temperatur kabin.
  3. Penelitian oleh Sudhir et al. (2015) melaporkan penurunan temperatur hingga 10°C saat menggunakan kipas mini bertenaga surya, namun tidak dilakukan perbandingan temperatur kabin sepanjang hari. Penelitian lanjutan dapat mencakup pengukuran temperatur kabin secara terus-menerus sepanjang hari dengan dan tanpa sistem pendinginan, sehingga dapat dihitung rasio efektifitas pendinginan.
  4. Lahimer (2019) mengusulkan cerobong surya yang berhasil menurunkan temperatur kabin, namun dinilai kurang estetis. Penelitian baru dapat difokuskan pada pengembangan cerobong atau sistem sirkulasi udara yang lebih estetis namun tetap fungsional untuk mengatasi masalah panas berlebih di dalam kendaraan, seperti sistem ventilasi tersembunyi atau menggunakan bahan yang lebih menarik secara visual.
  5. Penelitian oleh Bobba et al. (2019) dan Krishnamoorthi et al. (2020) terkait penggunaan PCM untuk mengurangi temperatur kabin masih bersifat simulasi, dan belum banyak melibatkan uji eksperimental untuk mengukur kinerja aktualnya. Penelitian baru dapat melakukan eksperimen untuk menilai seberapa efektif PCM dalam melepaskan panas di dalam kabin kendaraan, serta mempertimbangkan volume kabin dan massa udara yang terlibat untuk menentukan total panas yang dilepaskan.
  6. Dalam studi Krishnamoorthi et al. (2020), penurunan temperatur dari 55°C menjadi 36°C dilaporkan setelah menggunakan PCM, tetapi penelitian ini tidak memperhitungkan volume kabin dan massa udara. Penelitian lebih lanjut dapat mencakup analisis termal lengkap yang memperhitungkan kedua variabel ini untuk mendapatkan gambaran lebih akurat tentang efisiensi sistem pendinginan.

Dari tinjauan pustaka pada Contoh 4, ada beberapa research gap yang bisa diidentifikasi dan menawarkan potensi riset baru, misalnya:

  1. Meskipun katalis heterogen telah diidentifikasi sebagai solusi untuk mengatasi kelemahan katalis homogen, masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Penelitian dapat difokuskan pada pengembangan katalis heterogen yang lebih murah, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan dari bahan-bahan alami yang lebih mudah diakses, khususnya dari sumber daya lokal atau limbah pertanian. Penelitian ini juga dapat melibatkan studi tentang katalis yang mampu memaksimalkan konversi biodiesel dengan energi yang lebih rendah dan dampak lingkungan yang minimal.
  2. Walaupun katalis heterogen telah digunakan dalam proses transesterifikasi, masih ada tantangan dalam efisiensi dan kondisi operasi yang optimal, seperti temperatur, tekanan, dan waktu reaksi. Penelitian baru dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi terbaik bagi penggunaan katalis heterogen, termasuk pengujian katalis baru yang mampu beroperasi pada temperatur yang lebih rendah dan waktu reaksi yang lebih cepat tanpa mengurangi hasil biodiesel.
  3. Sebagian besar literatur menekankan keuntungan katalis heterogen dibandingkan katalis homogen, namun studi komparatif di skala industri yang membandingkan aspek ekonomi, efisiensi, dan dampak lingkungan antara kedua jenis katalis masih terbatas. Penelitian ini dapat mengidentifikasi katalis mana yang lebih sesuai untuk produksi biodiesel dalam skala besar, sekaligus mengatasi kendala ekonomi dan lingkungan.
  4. Salah satu kelebihan katalis heterogen adalah pemisahan gliserin yang lebih mudah dan kualitas gliserin yang lebih tinggi. Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk memanfaatkan gliserin ini secara optimal. Riset dapat difokuskan pada pengembangan metode pemurnian gliserin dari hasil samping biodiesel dan bagaimana gliserin berkualitas tinggi dapat dimanfaatkan dalam industri lain (misalnya farmasi atau kosmetik).
  5. Penelitian dapat difokuskan pada pengembangan proses transesterifikasi menggunakan bahan baku lokal yang lebih beragam dan melibatkan teknologi yang hemat biaya. Bahan baku seperti minyak nabati dari sumber-sumber lokal (misalnya minyak kelapa atau minyak goreng bekas) bisa dioptimalkan untuk menghasilkan biodiesel berkualitas tinggi. Pengembangan ini akan relevan terutama di daerah yang memiliki akses terbatas terhadap bahan bakar fosil.
  6. Meskipun katalis heterogen memiliki keunggulan dalam hal efisiensi dan pengurangan limbah air, perlu ada penelitian lebih mendalam terkait dampak lingkungan jangka panjang dari penggunaan katalis ini. Penelitian bisa fokus pada analisis siklus hidup (life cycle assessment) dari produksi biodiesel dengan katalis heterogen, termasuk evaluasi dampak lingkungan dari proses pembuangan limbah atau daur ulang katalis.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *