Istilah jurnal predator semakin sering terdengar di kalangan akademisi. Fenomena ini muncul seiring maraknya penerbitan ilmiah yang lebih mengedepankan keuntungan finansial dibandingkan kualitas keilmuan. Salah satu modus yang paling banyak ditemui adalah tawaran publikasi cepat yang dikirimkan secara masif melalui email.
Tidak jarang peneliti, dosen, maupun mahasiswa menerima email dengan janji manis: artikel bisa terbit hanya dalam tiga hari sejak diserahkan. Tawaran semacam ini memang terdengar menggiurkan, apalagi bagi mereka yang sedang dikejar tuntutan publikasi. Namun, janji publikasi secepat itu nyaris mustahil dilakukan oleh jurnal bereputasi. Proses peer review dan editorial yang sehat membutuhkan waktu lebih lama untuk memastikan kualitas substansi dan kebaruan penelitian.
Jika ditelusuri lebih dalam, ada beberapa tanda bahaya yang bisa menjadi indikator jurnal predator. Misalnya, email undangan publikasi yang datang tanpa diminta, bahkan sering masuk ke folder spam. Ada juga janji publikasi super cepat, hanya dalam hitungan hari, tanpa melewati proses telaah yang ketat. Selain itu, jurnal predator cenderung tidak transparan dalam peer review dan lebih menekankan pada pembayaran biaya publikasi ketimbang kualitas artikel.
Masalah ini bukan hanya terjadi di luar negeri. Di Indonesia, banyak akademisi juga menjadi sasaran. Email tawaran publikasi datang silih berganti, memenuhi inbox, dan jika tidak hati-hati, publikasi di jurnal semacam ini justru bisa merugikan reputasi penulis. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun bisa tercoreng hanya karena sekali terjebak dalam praktik publikasi yang tidak sehat.
Untuk menghindari jebakan tersebut, setiap penawaran publikasi perlu divalidasi secara kritis. Periksa apakah jurnal tersebut benar-benar terindeks di database bereputasi seperti Scopus atau Web of Science. Pastikan proses peer review dijelaskan dengan jelas, dan lihat apakah situs web jurnal terlihat profesional serta transparan. Jika ada yang terasa janggal, sebaiknya segera diabaikan.
Kesadaran akan praktik jurnal predator ini perlu terus dibagikan. Akademisi harus saling mengingatkan agar tidak ada lagi yang menjadi korban. Lebih baik menunggu lama di jurnal bereputasi, daripada cepat terbit tetapi mengorbankan kualitas dan integritas ilmiah. Publikasi yang baik memang membutuhkan waktu, proses, dan kesabaran, namun hasilnya akan jauh lebih bermakna.
Saksikan versi videonya di: YouTube | Tiktok | Instagram | Facebook