Bidang penelitian membutuhkan ketekunan dan keseriusan untuk dapat menjawab tantangan yang telah dinyatakan dalam problem statement. Sebagian besar peneliti mencurahkan banyak malam tanpa tidur untuk melakukan penelitian, mengambil data, dan mendokumentasikan hasil. Sekarang, dalam dunia akademisi yang kompetitif, setiap peneliti diharapkan mulai mempublikasikan hasil-hasil penelitian di awal karir. Sebuah hasil penelitian yang bagus dan memiliki nilai novelty yang tinggi kadang tidak tersampaikan secara luas karena hanya berakhir pada sebuah laporan yang didokumentasikan di perpustakaan atau diarsipkan pada sebuah pusat studi. Meskipun penelitian terkadang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan, bukan berarti peneliti tidak dapat membuat publikasi ditengah-tengah proses penelitian. Sebuah snapshoot atau studi kasuspun bisa dipublikasikan dalam jurnal bereputasi. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas bagaimana menyiapkan manuskrip yang benar dan siap di-submit.

Secara umum, sebuah original research paper akan memuat bagian bagian secara berurutan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Tahapan penyusunan original research paper dalam buku ini disusun berdasarkan pengalaman enulis dan merujuk pada beberapa tulisan ahli.

Struktur umum sebuah original research paper

Gambar 1 Struktur umum sebuah original research paper
(Sumber: Publishing Connect, Elsevier)

Namun, saat kita menyusun dan mengorganisasikan sebuah manuskrip, hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah urutan menulis manuskrip yang baik akan sangat berbeda dari urutan item pada daftar periksa seperti yang tertera dalam final paper (Gambar 1).

Mengacu pada Gambar 1, sebuah artikel diawali dengan judul, abstrak dan keywords. Bodytext sebuah manuskrip mengikuti format IMRaD (Introduction, Methods, Results, and Discussion), yang menanggapi pertanyaan di bawah ini:

  1. Pendahuluan: Apa yang anda/orang lain lakukan? Kenapa anda melakukannya?
  2. Metode: Bagaimana anda melakukannya?
  3. Hasil: Apa yang anda temukan?
  4. Diskusi: Apa artinya semua ini?

Kemudian, setelah body text utama diikuti dengan kesimpulan, ucapan terima kasih, referensi dan material atau data pendukung. Untuk itu, berikut diberikan panduan tahapan-tahapan untuk menyusun manuskrip.

Tahap 1: Menyiapkan Gambar dan Tabel

Sebelum menulis manuskrip, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan gambar dan tabel yang diolah dari hasil penelitian. Perlu diingat bahwa sebuah gambar dan tabel bernilai ribuan kata. Oleh karena itu, gambar dan tabel adalah cara yang paling efisien untuk mempresentasikan hasil penelitian.  Gambar dan tabel harus disajikan dengan kualitas/ketajaman yang tinggi. Penggunaan software pembuat grafik/ curve fitting dan analisisnya seperti Origin Graphing and Analysis (dapat diperoleh di http://www.originlab.com/) sangat dianjurkan untuk membuat grafik agar bisa ditampilkan dengan kualitas yang baik dan jernih. Beberapa penerbit seperti Elsevier juga menawarkan pembuatan dan pengeditan gambar hasil penelitian.

Umumnya, tabel memberikan hasil eksperimen yang sebenarnya, sedangkan gambar sering digunakan untuk perbandingan hasil eksperimen dengan karya sebelumnya, atau dengan nilai perhitungan/teoritis.

Saat menyajikan gambar dan tabel, beberapa hal perlu diperhatikan:

  1. Hindari plot grafik yang terlalu ramai.
  2. Untuk grafik, gunakan sumbu yang sesuai.
  3. Simbol dan kumpulan data harus jelas yang mudah dibedakan.
  4. Jika tabel berisi data yang sangat banyak, letakkan tabel tersebut sebagai lampiran, bukan sebagai body text.

Semua gambar sebaiknya dibuat dalam format JPEG kualitas tinggi, minimal 300 dpi dengan pengaturan warna yang tajam. Sebuah ilustrasi yang baik untuk menyajikan hasil penelitian disajikan dalam Gambar 2 berikut.

Contoh sebuah ilustrasi hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk gambar

Gambar 2 Contoh sebuah ilustrasi hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk gambar

Sebuah gambar yang bagus, selalu dilengkapi dengan legenda dan tanpa memberikan judul gambar pada bagian atas. Sumbu koordinat terlihat jelas dengan skala yang bisa dibaca dengan mudah. Warna pada grid line dibuat lebih redup daripada plotnya. Kemudian, contoh menampilkan tabel hasil penelitian yang baik disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut.

Contoh menampilkan data penelitian dalam bentuk tabel

Tabel 1 Contoh menampilkan data penelitian dalam bentuk tabel

Tahap 2: Menulis Metode

Bagian metode penelitian dituliskan berdasarkan pertanyaan tentang “bagaimana masalah diselesaikan”. Jika sebuah manuskrip mengusulkan metode baru, semua informasi tentang metode baru itu harus disajikan secara detail sehingga pembaca dapat mereproduksi eksperimen (contoh pada Gambar 3). Namun demikian, penulis tidak perlu untuk mengulangi rincian metode yang sudah mapan, cukup gunakan referensi dan bahan pendukung untuk menunjukkan prosedur yang telah mapan tersebut. Misal, metode uji standar untuk penentuan komposisi residu pada Liquefied Petroleum Gas (LPG) menggunakan Automated Thermal Desorption/Gas Chromatography (ATD/GC), cukup menuliskan bahwa pengujian itu dilakukan sesuai ASTM D7828 – 12. Begitu juga untuk sebuah pengujian kendaraan dengan dynamometer hofmann juga cukup dinyatakan sebagai referensi, tanpa perlu menjelaskan bagaimana data uji bisa ditampilkan dari roda kendaraan sampai ke monitor komputer.

Penting untuk menjadi perhatian bahwa metode harus ditulis dengan urutan yang sama di bagian hasil. Urutan menuliskan metode juga harus logis sesuai jenis penelitian yang dilakukan. Metode untuk satu jenis penelitian akan sangat berbeda dengan penelitian yang lain. Misalnya, penyajian metode penelitian survey yang datanya akan diolah dengan statistik sangat berbeda penyajiannya dengan metode penelitian uji laboratorium yang melibatkan banyak peralatan dan bahan. Bagian metode bisa dibuat dengan beberapa sub judul secara terpisah misalnya bahan, alat, dan prosedur pengambilan datanya.

Sangat mungkin sebuah kebaruan (novelty) dari sebuah penelitian adalah pada bagian metode, meskipun topiknya sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Metode-metode baru yang lebih sederhana namun memiliki kemampuan sama baiknya untuk menjawab pertanyaan penelitian lebih unggul agar dapat ditiru atau diaplikasikan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Sebagai tambahan, jika peralatan memiliki toleransi keakuratan dalam membaca data seperti thermocouple, tranducer, air flow meter, dan lainnya, juga harus dinyatakan dengan jelas dan jujur dalam bagian metode.

Contoh set up penelitian

Gambar 3 Contoh set up penelitian yang jelas, setiap peralatan diberikan nama dan peralatan spesifik diberikan ukuran

Tahap 3: Masukkan Hasil Penelitian

Bagian ini berisi jawaban atas pertanyaan “Apa yang telah anda temukan”. Untuk itu, hanya hasil representatif dari penelitian yang disajikan. Yang dimaksudkan “hasil representatif” adalah hasil yang mewakili  temuan penelitian, yang mengarahkan pada pembahasan. Umumnya, hasil penelitian disajikan dalam gambar atau tabel.

Meskipun, gambar dan tabel yang baik adalah yang menarik dan mudah dimengerti pembaca, namun hal yang paling penting adalah bahwa hasil/data yang disajikan dalam gambar atau tabel adalah yang jujur. Jika sebuah gambar hanya bisa dimengerti dengan dukungan data hasil penelitian yang mungkin memerlukan separuh atau satu halaman kertas penuh, maka data tersebut sebaiknya disertakan sebagai lampiran.Jangan menyembunyikan data penting yang menimbulkan pertanyaan pembaca atau mengarah kepada ketidakpercayaan pembaca. Jika ini terjadi, tujuan mulia publikasi sebagai “amal akademik” peneliti tidak akan tercapai.

Bagian hasil ditulis mengikuti chronological order seperti yang disajikan di bagian metode. Hal penting dalam menyajikan hasil adalah bahwa penulis tidak boleh menyertakan referensi di bagian ini. Bagian ini adalah “temuan” penulis itu sendiri. Namun demikian, jika hasil penelitian disajikan dalam gambar atau tabel yang langsung mengkomparasikan dengan temuan orang lain, bagian gambar atau tabel tersebut harus mencantumkan temuan orang lain tersebut, tanpa perlu membahasnya dalam bagian ini.

Tahap 4: Membuat Pembahasan

Pada bagian ini, penulis harus menanggapi “apa artinya hasil yang telah diperoleh dan diklaim sebagai temuan penelitian”. Bagian ini adalah bagian yang seolah olah mudah ditulis, namun merupakan bagian tersulit untuk mendapatkan yang benar dan ini adalah bagian terpenting dari sebuah artikel. Sebagian besar manuskrip mendapatkan perhatian yang serius dari editor dan reviewer karena pembahasannya lemah, dan bahkan banyak yang dikembalikan untuk re-submit atau ditolak (rejected).  Pada bagian pembahasan ini, penulis perlu membuat “diskusi” sesuai dengan hasil penelitian yang disajikan, namun jangan mengulangi hasilnya. Penulis perlu membandingkan hasil penelitian dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya (yang beberapa diantaranya terdapat pada bagian pendahuluan). Mungkin saja sebuah hasil penelitian menguatkan hasil penelitian orang lain, memperbaiki, atau bahkan bertolak belakang. Apapun hasilnya, penulis harus membuat “dialog” dengan hasil penelitian orang lain, berdasar pada grand theory yang ada (contoh pada Gambar 4). Jika temuannya ternyata berbeda dengan temuan orang lain, ini mungkin adalah yang luar biasa, dan pada gilirannya, penulis harus menghadapinya dan meyakinkan pembaca bahwa temuan ini benar atau lebih baik dari yang ada. Meskipun kebenaran tersebut juga kadang tidak bertahan dalam periode waktu yang lama, karena akan disempurnakan dengan kebenaran-kebenaran baru yang dilaporkan oleh peneliti-peneliti lain. Begitulah memang ilmu pengetahuan itu berjalan.

Untuk itu, sebuah temuan perlu diperkuat dengan alat bukti lain untuk meyakinkan. Contoh, dalam pengujian bentuk baru/ model baru/ material baru sebuah evaporator AC kendaraan ditemukan bahwa kapasitas pendinginan tidak berbanding lurus dengan laju aliran massa refrigerant. Jika hanya tersedia satu gambar atau satu tabel yang menyajikan hubungan kapasitas pendinginan terhadap laju aliran massa refrigerant, maka sebuah kebenaran dari fenomena tersebut akan sulit terungkap, dan bobot pembahasannya cenderung lemah. Untuk itu, temuan tersebut perlu diverifikasi dengan data hasil penelitian lainnya (yang diperoleh dari penelitian itu sendiri), misalnya perhitungan terhadap efektifitas evaporator. Dengan demikian, peneliti lebih mudah untuk membuat dialog dengan dua data hasil penelitian “kapasitas pendinginan” dan “efektifitas evaporator”. Menggunakan konsep dan grand theory yang ada, pengungkapan kebenaran terhadap fenomena “kapasitas pendinginan yang tidak berbanding lurus dengan laju aliran massa refrigerant pada bentuk baru/ model baru/ material baru sebuah evaporator AC kendaraan” memiliki bobot ilmiah yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa tips untuk membuat pembahasan pada sebuah manuskrip:

  1. Hindari pernyataan yang melampaui hasil penelitian, jika dukungan data yang sahih tidak tersedia.
  2. Hindari ekspresi yang tidak spesifik seperti “temperatur mesin terlalu tinggi”, deskripsi kuantitatif jauh lebih baik (tuliskan 105°C untuk menyatakan temperatur mesin yang terlalu tinggi).
  3. Hindari pengenalan istilah secara tiba-tiba, termasuk singkatan-singkatan baru yang belum terstandar; penulis harus mempresentasikan semuanya dalam pendahuluan, sebelum semua itu hadir tiba tiba dalam pembahasan.
  4. Review dan revisi terhadap hasil dan pembahasan adalah hal yang wajar. Sangat mungkin, ketika hasil sudah disajikan namun sulit untuk membuat pembahasan atau tidak diperoleh pembahasan yang kuat, sehingga mengharuskan peneliti kembali mencari data pendukung, melakukan uji validasi, atau uji konfirmasi. Sangat tidak dianjurkan jika penulis belum yakin terhadap manuskripyang disusun, namun memaksakan untuk mengirimnya ke editor. Karena pada giliran selanjutnya, editor dan reviewer juga akan menggali kekurangan dari manuskrip yang mereka baca.
  5. Spekulasi tentang kemungkinan interpretasi diperbolehkan, namun demikian, ini harus berakar pada kenyataan, bukan imajinasi. Untuk mencapai interpretasi yang baik, beberapa hal perlu diperhatikan:
    • Bagaimana hasil penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan penelitian atau tujuan awal yang digariskan di bagian pendahuluan.
    • Apakah data yang diperoleh mendukung hipotesisyang telah dibuat saat membuat proposal penelitian.
    • Apakah hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang telah dilaporkan oleh peneliti-peneliti lain.
    • Jika hasil penelitian ini tak terduga, penulis perlu memberikan dan menjelaskan alasannya, termasuk apa kelebihan dan kelemahannya.
    • Apakah ada cara lain yang lebih baru dan lebih mudah dipahami pembaca untuk menafsirkan hasil penelitian ini.
    • Apa penelitian lebih lanjut yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang belum bisa diungkap dari penelitian ini.
    • Jelaskan apa yang baru dari temuan ini, tanpa harus melebih-lebihkan.

Contoh pembahasan

 Gambar 4 Contoh pembahasan yang mengkaitkan dengan temuan peneliti lain.

Tahap 5: Membuat Kesimpulan

Bagian kesimpulan berisi ringkasan hasil penelitian atau temuan penelitian, yang berkorelasi dengan tujuan penelitian yang dituliskan dalam bagian pendahuluan. Kemudian, nyatakan poin utama dari diskusi. Sebuah kesimpulan umumnya diakhiri dengan sebuah pernyataan tentang bagaimana karya penelitian berkontribusi pada bidang studi secara keseluruhan (menunjukkan bagaimana kemajuan dari pengetahuan terkini). Kesalahan umum pada bagian ini adalah mengulangi hasil eksperimen, abstrak, atau disajikan dengan sangat daftar. Bagian kesimpulan harus memberikan kebenaran ilmiah yang jelas. Selain itu, pada bagian kesimpulan juga dapat memberikan saran untuk eksperimen di masa mendatang.

Tahap 6: Membuat Pendahuluan

Bagian pendahuluan merupakan kesempatan penulis untuk meyakinkan pembaca (termasuk editor dan reviewer) bahwa penulis menguasai mengapa penelitian yang dilakukan memiliki arti penting atau memiliki kontribusi terhadap bidang studi yang diteliti.

Pendahuluan yang baik harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Apa masalah yang harus dipecahkan (problem statement).
  2. Apa yang sudah dilakukan orang untuk menyelesaikan masalah yang ada, dari waktu ke waktu (state of the arts).
  3. Apa yang luput dari perhatian peneliti-peneliti sebelumnya atau apa potensi yang tersedia dan belum tergarap oleh peneliti-peneliti lain.
  4. Konsep apa yang ditawarkan untuk mengisi “kekosongan” atau sesuatu yang luput dari perhatian peneliti-peneliti sebelumnya.
  5. Apa yang ingin dicapai dari pekerjaan ini.

Saat penulis menyerahkan manuskrip, editor ingin melihat bahwa penulis telah memberikan perspektif yang sesuai dengan aim and scope jurnal. Penulis perlu menjelaskan konsep yang ditawarkan dan kebaruan penelitian, didasarkan pada kutipan beberapa karya asli dan penting dari beberapa jurnal, termasuk artikel review yang terbaru. Sebuah artikel review sangat penting untuk dibaca karena memberikan gambaran perkembangan bidang itu sampai pada artikel terakhir. Penulis bisa menggali lebih dalam dengan mencari paper asli yang terdapat dalam daftar pustaka sebuah artikel review.

Pendahuluan sebaiknya ringkas tapi berisi. Meskipun dalam pendahuluan memerlukan sebuah penjelasan “state of the art” sampai tulisan dibuat, namun jangan menarik terlalu panjang ke belakang. Pendahuluan yang panjang dan berlebihan akan membuat pembaca berhenti untuk membaca. Sebuah pendahuluan bisa disajikan dalam struktur sebagai berikut.

Paragraf pertama Tuliskan permasalahan yang menjadi perhatian peneliti-peneliti selama ini. Permasalahan harus objektif, bukan dari perspektif penulis. Jangan sampai sesuatu “dianggap masalah” oleh penulis, namun sebenarnya bukan masalah bagi bidang studi itu.
Paragraf berikutnya Apa yang sudah dilakukan orang untuk menyelesaikan masalah yang ada (state of the art). Dalam konteks ini, penulis juga perlu membatasi peta masalah agar tetap fokus. Bagaimana metode dan hasil yang dilaporkan oleh para peneliti-peneliti sebelumnya perlu dituliskan dalam bagian ini.
Setelah state of the art terbangun, pusatkan perhatian pada “apa yang luput dari perhatian peneliti-peneliti sebelumnya?”, berikan kritik ilmiah yang bijaksana terhadap kelebihan dan kekurangan terhadap metode atau hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Selanjutnya, konsep apa yang ditawarkan untuk ikut berkonstribusi pada penyelesaian masalah yang sudah ditulis sebelumnya. Inilah yang disebut dengan kebaruan atau “novelty”. Namun demikian, tidak perlu menyatakannya dalam kalimat bahwa konsep ini “novel”, “pertama kalinya”, “yang pertama” ,”perubahan paradigma”, dan sebagainya. Pengungkapan state of the art yang diberikan kritik ilmiah, sehingga penulis mampu mencari pembeda yang baru, itu sudah cukup memberikan kesan kepada pembaca bahwa itu memang “baru”.
Selanjutnya, deskripsikan bagaimana konsep/ ide/ gagasan yang ditawarkan memiliki bobot ilmiah yang meyakinkan.
Paragraf terakhir Apa yang ingin dicapai dari pekerjaan ini  (tujuan) dan berikan pengantar ke metode.

Menuliskan problem statement dalam pendahuluan
Masalah yang objektif bisa diperoleh dari artikel-artikel orang lain yang diterbitkan dalam jurnal yang bereputasi. Masalah yang objektif juga bisa diperoleh dari annual report dari sebuah lembaga penelitian yang memiliki otoritas untuk itu, atau dari sebuah dokumen outlook untuk sebuah penelitian yang bersifat untuk mengantisipasi kebutuhan sains, teknologi, atau pengetahuan masa mendatang. Contoh sebuah paragraf pertama pada pendahuluan yang menyampaikan permasalahan objektif disajikan dalam Gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5 Contoh paragraf pembuka pada bagian pendahuluan yang berisi masalah objektif  

Menuliskan state of the art dalam pendahuluan
Perlu diingat bahwa artikel yang anda tulis saat ini adalah untuk memberikan konstribusi pemikiran terbaru terhadap hasil-hasil yang sudah ada. Untuk itu, pernyataan state of the art memiliki arti penting untuk menunjukkan bahwa anda adalah peneliti yang konsen dan mengikuti perkembangan penelitian bidang ini. Rujuklah artikel-artikel baru yang diterbitkan oleh jurnal-jurnal bereputasi. Lebih disarankan, rujuklah artikel dari beberapa ilmuwan yang memiliki nama besar (expert) dalam bidang ini. Editorial boards dalam sebuah jurnal bereputasi umumnya adalah ilmuwan yang expert dalam bidang studi jurnal tersebut. Anda bisa melalukan searching karya-karyanya melalui google scholar, scopus author profile, researchgate, atau website serupa. Contoh penulisan state of the art disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6 Contoh paragraf pada bagian pendahuluan yang menyatakan state od the art

Sebelumnya, penulis perlu untuk membuat tabel untuk memudahkan menyusun state of the arts.

Tabel 2 Membuat state of the arts

No Penulis Tahun Masalah dan metode Hasil Kelebihan dan Kelemahan
1 Siapa ? Kapan? Bagaimana? Apa? Apa?
2 Siapa ? Kapan? Bagaimana? Apa? Apa?
dst dst dst dst dst dst

Menuangkan gagasan/ konsep dalam pendahuluan
Contoh menuangkan gagasan dan apa yang ingin dicapai dari penelitian ini pada bagian pendahuluan adalah sebagai berikut.

Gambar 7 Contoh menuangkan ide dan sesuatu yang ingin dicapai dalam sebuah manuskrip

Menyampaikan Novelty
Seperti dijelaskan sebelumnya, cara menyampaikan kebaruan (novelty) dapat dilakukan dengan menunjukkan bagaimana penelitian anda saat ini adalah solusi tepat untuk sebuah masalah objektif dan inovatif untuk mengisi kesenjangan yang ada (research gap). Cara untuk menyampaikan novelty sebuah artikel, antara lain melalui:

  1. Teori atau hipotesisbaru: jelaskan sebuah kekurangan dalam teori yang ada untuk membuat sebuah hipotesis baru.
  2. Solusi baru: tunjukkan bahwa penelitian anda mengajukan solusi untuk masalah yang ada atau kontroversi yang belum terselesaikan. Anda harus menjelaskan masalahnya dan solusi yang ditawarkan lebih baik daripada solusi lainnya.
  3. Metodologi baru: mengkritisi metodologi penelitian sebelumnya dan menyarankan metodologi yang lebih baik.
  4. Domain baru: menyelidiki populasi, situs, material, atau fenomena yang sebelumnya belum pernah diselidiki.

Tahap 7: Membuat Abstrak dan Keywords

Abstrak harus dibuat menarik, sederhana, dan mudah dipahami tanpa membaca keseluruhan artikel. Untuk itu, hindari menggunakan jargon, singkatan dan referensi. Dalam menuliskan abstrak, penulis harus harus akurat, menggunakan kata-kata yang tepat, yang dapat menyampaikan makna penelitian. Abstrak memberikan deskripsi singkat tentang perspektif dan tujuan artikel. Sangat penting untuk mengingatkan bahwa abstrak menawarkan deskripsi singkat tentang kesimpulan dalam kalimat terakhir.

Dalam abstrak juga selalu disertakan kata kunci (keywords). Keywords digunakan untuk mengindeks sebuah artikel dan merupakan label dari sebuah artikel. Beberapa jurnal mensyaratkan bahwa kata kunci bukan kata-kata dari nama jurnal, karena secara implisit topiknya adalah itu. Hindari juga singkatan-singkatan yang belum digunakan secara umum.

Tahap 8: Membangun Judul

Judul adalah kesempatan pertama penulis untuk menarik perhatian pembaca. Dengan cara ini, ingatlah bahwa pembaca pertama adalah editor dan para reviewer. Reviewer akan memeriksa apakah judul itu spesifik, unik, dan mencerminkan isi manuskrip. Editor dan reviewer tidak menyukai judul yang tidak masuk akal atau gagal mewakili isi artikel. Untuk itu, penulis harus menjaga agar judul informatif dan ringkas (jelas, deskriptif, dan tidak terlalu panjang).

Tahap 9: Menulis Acknowledgement

Di bagian acknowledgement, penulis dapat menyatakan tentang sumber pendanaan penelitian dan lebih spesifik sampai pada nomor kontrak. Pastikan pernyataan tersebut mematuhi pedoman yang diberikan oleh lembaga pendanaan. Penulis juga dapat menyampaikan ucapan terimakasih kepada para reviewer dan proofreader, atau ditambah dengan teknisi-teknisi yang membantu menyiapkan set up peralatan atau para mahasiswa yang membantu survey.Contoh pernyataan acknowledgment disajikan dalam Gambar 8 berikut.

Gambar 8 Contoh pernyataan acknowledgment

Tahap 10: Periksa Ulang Referensi

Biasanya, ada lebih banyak kesalahan dalam referensi daripada bagian manuskrip lainnya. Namun, dengan adanya software reference management, sekarang lebih mudah untuk menghindari masalah ini. Dalam teks, penulis harus mengutip semua pustaka yang dirujuk dan sebaliknya. Minimalkan penggunaan komunikasi pribadi, jangan menyertakan pengamatan yang tidak dipublikasikan, manuskripyang dikirim namun belum diterima untuk publikasi, publikasi yang tidak diulas reviewer, literatur abu-abu, atau artikel yang tidak dipublikasikan dalam bahasa Inggris.

Untuk membuat referensi yang akuntabel, penulis dapat menggunakan software reference management, seperti EndNote atau Mendeley. Buatlah daftar referensi dan kutipan dalam teks yang sesuai dengan gaya yang diberikan dalam author guidelines. Penting untuk menjadi catatan bahwa penyajian referensi dalam format yang benar adalah tanggung jawab penulis, bukan pada editornya. Untuk itu, pastikan semuanya benar sebelum mensubmit artikel, termasuk ejaan nama penulis, tahun publikasi, penggunaan “et al.”, dan aturan penulisan spesifik yang disyaratkan jurnal yang dituju. Jenis referensi (referencing style) yang umum digunakan dalam jurnal internasional antara lain APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago and Turabian, dan IEEE.

APA (American Psychological Association)
APA adalah gaya penulisan pustaka berdasarkan “author and date” Ini berarti penekanan ditempatkan pada penulis dan tanggal sebuah karya untuk mengidentifikasinya secara unik.

MLA (Modern Language Association)
MLA paling sering diaplikasikan pada jurnal bidang seni dan humaniora, terutama di Amerika Serikat. Ini bisa dibilang yang paling baik digunakan untuk semua gaya kutipan.

Harvard
Harvard sangat mirip dengan APA. Dimana APA terutama digunakan di Amerika Serikat, Harvard adalah gaya referensi yang paling banyak digunakan di Inggris dan Australia.

Vancouver
Sistem Vancouver banyak digunakan dalam makalah bidang medis. Sistem Vancouver, yang juga dikenal sebagai referensi Vancouver atau sistem nomor penulis, adalah gaya kutipan yang menggunakan angka di dalam teks yang merujuk pada entri bernomor dalam daftar referensi. Pengguna gaya Vancouver antara lain MEDLINE dan PubMed.

Chicago dan Turabian
Ini adalah dua gaya yang terpisah namun sangat mirip, seperti Harvard dan APA. Ini banyak digunakan untuk sejarah dan ekonomi.

IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers)
IEEE adalah format yang diterima secara luas untuk menulis artikel jurnal. IEEE umumnya digunakan di bidang teknik, khususnya dalam ilmu komputer. Gaya IEEE didasarkan pada Chicago Style. Dalam gaya IEEE, kutipan diberi nomor, namun nomor kutipannya termasuk dalam teks dalam tanda kurung siku dan bukan sebagai superscript. Semua informasi bibliografi secara eksklusif disertakan dalam daftar referensi di bagian akhir dokumen, di samping nomor kutipan masing-masing.

Detail tentangcara penulisan sitasi, referensi dan simulasinya pada setiap referencing style dapat diakses di citation machine dengan alamat website http://www.citationmachine.net/apa/cite-a-website[43] atau bibme dengan alamat website  http://www.bibme.org/apa/journal-citation.

Original source: Teknik menyusun manuskrip dan publikasi ilmiah internasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *